Sisi Lain Metropolitan

Cerita Abdul Jadi Badut Keliling: Sempat Jadi Tukang Gali Kubur dan Alami Hal Aneh Ini

Perjuangan seorang ayah memang tak perlu diragukan lagi. Contohnya Abdul Hamid yang menjadi badut keliling. Ini kisah suka dukanya.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Abdul, badut keliling saat ditemui di kawasan Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (23/7/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JATISAMPURNA - Perjuangan seorang ayah memang tak perlu diragukan lagi.

Selama halal, apapun jenis pekerjaannya selalu mereka lakoni dengan gigih dan ikhlas

Meski keringat berkucuran, tak ada satupun keluhan yang mereka ucap demi anak dan istri tercinta yang tengah menanti di rumah.

Itulah sedikit gambaran yang bisa dijelaskan ketika melihat sosok Abdul Hamid (32).

Saat ditemui, Abdul tengah duduk di pinggiran jalan dekat perumahan megah yang ada di kawasan Jatisampurna, Kota Bekasi.

Sambil tertunduk, Abdul terlihat sedang menghitung pundi-pundi rupiah yang ia dapatkan.

Meski didominasi dengan uang logam, Abdul tampak teliti menghitungnya.

Terlihat di sampingnya ada kostum badut berkarakter hello kitty lengkap dengan baju dan sepatunya.

Ya, terhitung sudah setahun belakangan Abdul bekerja sebagai badut keliling.

Dan, sore itu ia tengah beristirahat kala lelah melanda.

Abdul, badut keliling saat ditemui di kawasan Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (23/7/2020)
Abdul, badut keliling saat ditemui di kawasan Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (23/7/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Lagi istirahat aja. Saya sudah jalan keliling dari pagi dari kontrakan di Pondok Ranggon. Ini baru banget istirahat, lagi ngadem dulu karena gerah," kata bapak dua anak ini di lokasi, Rabu (23/7/2020).

Abdul menuturkan harus beralih profesi akibat gagal menjadi Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP).

Baginya, kehidupan terus berjalan dan tugasnya sebagai kepala keluarga harus tetap berjalan.

"Karena yang minat banyak, akhirnya saya gagal dan langsung jadi badut keliling," sambungnya.

Tanpa malu, Abdul menyewa kostum badut seharga Rp 15 ribu.

Sedari pagi ia mulai berkeliling dan kembali ke rumah menjelang malam.

"Rupanya alhamdulillah penghasilannya lumayan. Sekitar Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu sehari itu pasti dapat asalkan mau jalan jauh," ungkapnya.

Meski pandemi Covid-19 melanda, penghasilan Abdul pun tetap stabil.

Abdul, badut keliling saat ditemui di kawasan Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (23/7/2020)
Abdul, badut keliling saat ditemui di kawasan Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (23/7/2020) (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Ia mengatakan turunnya penghasilan tak signifikan, bahkan tak lebih dari 10 persen.

"Pas pandemi ya enggak beda jauh lah, paling beda Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu aja. Misalnya biasa dapat Rp 80 ribu, sekarang jadi Rp 75 ribu," jelasnya.

Oleh sebab itu, Abdul mampu mengumpulkan uang hingga ratusan ribu dan membeli kostum badut sendiri.

"Lumayan juga sih kalau bicara penghasilan. Sebab sebulan pertama itu saya sudah beli kostum second sendiri seharga Rp 550 ribu. Mungkin ada tambahan dari undangan ulang tahun. Kalau sekarang kan belum ada undangan lagi karena sikonnya seperti ini," jelasnya.

Sempat jadi tukang gali kubur

Sebelum menjadi badut keliling, Abdul memiliki kisah menarik yang jarang ia bagikan.

Dijelaskannya, Abdul dulunya merupakan tukang gali kubur di TPU Pondok Ranggon.

Namun, karena tukang gali kubur banyak yang beralih menjadi PJLP Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, ia pun mencari pekerjaan lain.

Kendati begitu, Abdul menceritakan sempat memiliki pengalaman horor di tahun 2015.

Hari Anak Nasional, Anies Baswedan Sebut Jumlah Anak Terpapar Covid-19 di Indonesia Cukup Banyak

Di mana ia menggali kuburan hingga tiga kali namun selalu keluar air.

"Kalau jadi tukang gali kubur ya banyak ceritanya ya. Tapi yang bikin saya kaget dan percaya bahwa itu kisah nyata pas gali kuburan keluar air," katanya.

Waktu itu, ia sempat mengira bila kondisi tanah yang tak baik.

Namun ketika dua sampai tiga kali menggali, ia percaya bahwa ada sesuatu yang tak beres.

"Akhirnya saya konfirmasi ke kantor sama ke keluarga. Saya sarankan gali cetek aja dan disetujui. Nah dari situ ngebuat saya sadar bahwa sejumlah cerita kehidupan di film itu benar nyata adanya," jelasnya.

Nenek Narti Harap Cucunya yang Jadi Korban Penganiayaan di Duren Sawit Dapat Lanjutkan Sekolah

Melalui kejadian itu juga, Abdul belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Ia bahkan tak pernah mau menyakiti perasaan orang lain dan belajar tetap ramah kepada orang lain.

"Ya saya enggak tahu perihal kehidupan semasa hidup jenazah itu. Tapi dari situ jadi pelajaran buat saya. Jadi apapun pekerjaannya dan gimana pun perjuangannya, saya tetap ikhlas demi anak yang masih kecil-kecil dan istri di rumah," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved