Ibunya Lumpuh Karena Polio, Sang Anak yang Menderita Gangguan Jiwa Dipasung Selama 7 Tahun

Karena ibunya lumpuh terkena polio, anaknya yang menderita gangguan jiwa harus dipasung selama tujuh tahun ini di Kota Salatiga.

Penulis: Suharno | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJATENG.COM
Karena ibunya lumpuh terkena polio, seorang anak yang menderita gangguan jiwa harus dipasung selama tujuh tahun ini. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Karena ibunya lumpuh terkena polio, anaknya yang menderita gangguan jiwa harus dipasung selama tujuh tahun ini.

Anak tersebut bernama Yehezkiel Eka Putra (15) warga RT 2/RW 10, Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

Kini Yehezkiel sudah dapat bergerak bebas setelah Tim Relawan Masyarakat Relawan Indonesia Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) mendatangi rumahnya, Rabu (22/7/2020).

Kiki begitu sapaan akrab Yehezkiel, sebelumnya terpaksa dipasung oleh keluarganya lantaran mengalami gangguan jiwa.

Setidaknya telah 7 tahun lamanya kedua kakinya diikat menggunakan kain karena kerap mengamuk.

Keluarganya Tak Punya Smartphone, Siswa Ini Datang ke Sekolah Tiap Hari dan Belajar Sendiri di Kelas

Semua Kelurahan di Jakarta Masuk Zona Merah Covid-19, Anies Baswedan: Angka Positif di Bawah Standar

Kekasih Buka Laptop Yodi Prabowo di Malam Persemayaman, Jawaban Saat Dipanggil Polisi Bikin Jengkel

Disebut Bersikap Aneh, Kekasih Editor Metro TV Yodi Prabowo Mengadu Ke Polisi: Suci Dibully

Sedangkan ibunya Jumirah (45) merupakan seorang janda dan menderita sakit polio.

Sakit ini membuat kaki serta tangan bagian kanan kurang berfungsi dengan normal.

Jumirah mengatakan kondisi yang dialami Kiki diketahui ketika anak itu berusia 3 tahun.

Dia bercerita tidak ada gejala khusus.

Hanya saja di saat anak-anak seusianya mulai bicara justru Kiki sulit berucap.

Ditambah pendengaran kurang baik.

"Saya sangat menyayangi anak saya hanya saja kondisi ekonomi dan fisik saya tidak mampu merawat serta mengawasi dia terus menerus.

Jadi, terpaksa sejak tahun 2013 kakinya diikat ke tiang tempat tidur," terangnya kepada Tribunjateng.com, di rumahnya, Rabu (22/7/2020)

Menurut Jumirah, masalah yang dideritanya itu telah dilaporkan ke Dinas Sosial Kota Salatiga tetapi tidak ada tindakan lanjutan.

Petugas hanya memberikan pengarahan untuk berobat tanpa fasilitasi.

Ia menambahkan, dirinya mengalami sakit polio ketika sewaktu kecil mengalami demam kemudian disuntik diduga salah pengobatan.

Akibatnya, bagian lengan tangan kanan dan kakinya mengalami gangguan fungsi.

"Karena Kiki semakin bertumbuh dan suka mengamuk kalau tidak ditali ya lari-lari.

Sedangkan saya sendirian di rumah.

Ketika ingin mandi atau meminta sesuatu tidak segera dituruti juga menyakiti diri sendiri," katanya

Adik Ipar Jumirah, Heru Tri Suseno (48) menjelaskan bantuan pernah datang kepada kakaknya terakhir tahun 2010 dengan total Rp 20 juta.

Selanjutnya, bantuan tidak lagi diterima meskipun setiap tahun ia diminta memperbarui sejumlah persyaratan.

"Bantuan selama ini ada yang sampai dan tidak.

Mbak Jumirah juga tidak terdaftar pada PKH.

Padahal telah dilakukan survei.

Kemudian tiap tahun diminta pembaruan persyaratan hanya saja bantuan tidak pernah sampai," ujarnya

Dia bercerita kondisi rumah sempat dilakukan survei pertugas Dinas Sosial Kota Salatiga terakhir pada tahun 2018.

Terkait bantuan yang pernah turun untuk membangun rumah juga hanya berupa material sedangkan biaya tukang ditanggung sendiri.

Relawan Masyarakat Relawan Indonesia Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) Ardian Kurniawan Santoso mengungkapkan sebelum memutuskan mengevakuasi Kiki (15) dan Jumirah (45), kondisi kedua kaki Kiki masih terikat pada tiang tempat tidur.

"Jadi sebelum kami datang, Kiki kakinya masih terikat dengan kain.

Dia tidak pernah keluar kamar kecuali mandi atau buang air.

Untuk makan juga dilakukan di kamar kira-kira berukuran 3 meter," jelasnya

Ardian menyatakan, mengetahui informasi adanya seorang anak dipasung melalui jaringan relawan.

Selanjutnya, setelah keluarga menyetujui Kiki (15) diambil alih relawan dan dilakukan rehabilitasi ke Rumah Sakit Jiwa di Magelang.

Sedangkan ibundanya, dititipkan ke Yayasan Sosial Terang Bangsa, di Dusun Randu Ares, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

"Begitu kami cek benar informasinya bahwa ibunya ada masalah pada tangan kanan dan kaki kanan tidak bisa difungsikan secara maksimal.

Sedangkan Kiki, terikat kedua kakinya dengan kain.

Itu karena ibunya sayang agar tidak lari-lari sebab penyakit jiwa terkadang mengamuk, menyakiti diri sendiri," ucapnya.

Artikel ini disarikan dari Tribunjateng.com dengan judul Anak Gangguan Jiwa Dipasung 7 Tahun di Salatiga, Ibundanya Lumpuh Kena Polio

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved