Pilkada Kota Depok

Pengamat Nilai Masyarakat Jenuh dengan Petahana, Dorong Parpol Munculkan Sosok Baru di Pilkada Depok

Pengamat politik Prof. Hamdi Muluk menilai kemunculan kedua petahana ini akan menimbulkan kejenuhan di kalangan masyarakat pemilih.

Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Wali Kota Depok, Mohammad Idris (kanan), dan Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna (kiri), saat dijumpai wartawan di Gedung DPRD Kota Depok, Kamis (23/7/2020) 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Majunya Wali Kota Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Pradi Supriatna di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Depok 2020 melalui kubu yang berbeda.

Tentu memunculkan dua nama petahana yang saling berhadapan menjadi lawan untuk memerebutkan tahta kepemimpinan tertinggi di ranah eksekutif Kota Depok.

Pengamat politik Prof. Hamdi Muluk menilai kemunculan kedua petahana ini akan menimbulkan kejenuhan di kalangan masyarakat pemilih.

Sebab, masyarakat dihadapkan dengan dua pilihan yang sejak Pilkada Depok 2015 kurang diminati masyarakat sehingga tingkat partisipasi pemilih, ketika itu, untuk datang ke tempat pemungutan suara rendah.

"Masyarakat butuh sosok baru, bisa saja sosok ini muncul dari partai politik yang belum menyatakan sikap untuk berkoalisi ke kedua kubu tersebut," papar Hamdi saat dihubungi Warta Kota, Selasa (28/7/2020).

Sekarang ini, dua koalisi yang telah terbentuk adalah Gerindra - PDI Perjuangan dan koalisi Tertata Adil Sejahtera yang berisikan empat partai yakni PKS, PAN, PPP, dan Demokrat.

Jika dua kubu tersebut telah memunculkan pasangannya, Hamdi mengatakan harusnya ada calon lain daei parpol yang belum tergabung.

Tujuannya tak lain untuk memberikan masyarakat pilihan akan sosok pemimpin yang dinilai dapat mengakomodir perubahan di Kota Depok.

"Seharusnya parpol berani untuk memunculkan orang baru untuk bersaing dengan petahana. Tidak menutup kemungkinan sosok baru ini menjadi kuat dan mengalahkan dua petahana tersebut," kata Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Jika saja dalam Pilkada yang direncakan digelar pada 9 Desember 2020 hanya memunculkan dua petahana tersebut, Hamdi memprediksi kesempatan untuk memenangkan pesta demokrasi tersebut bagi keduanya adalah sama rata.

Masjid Raya Jakarta Pastikan Gelar Salat Iduladha dengan Protokol Kesehatan

PT Antam Bantah Pekerjanya Terpapar Covid-19, Dinkes DKI: Data Akurat dari Lab dan Rumah Sakit

"Ya mungkin bisa 50:50, tapi tergantung juga nanti seperti apa program yang mereka usung," akunya.

Sejauh ini, PDI Perjuangan-Gerindra memunculkan Pradi Supriatna - Afifah Alia sebagai balon wali dan wakil wali kota di Pilkada Depok 2020.

Sementara dari kubu Tertata Adil Sejahtera baru menyuarakan bahwa Idris lah yang akan diusungnya sebagai balon wali kota Depok.

Untuk balon wakil wali kota yang akan mendampingi Idris, meski belum secara sah, namun nama Imam Budi Hartono santer terdengar sebagai kandidat kuat pendamping Idris.

Mengenai peran para balon wakil wali kota, Hamdi menilai pengaruh keduanya biasa saja atau tidak terlalu berdampak signifikan bagi perolehan suara.

"Tapi bisa saja bila nantinya Imam membawa suara anak muda karena kan beliau pengurus Karang Taruna juga," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Adu Kuat Wali Kota Idris dan Wakilnya Pradi Supriatna di Pilwalkot Depok

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved