Jelang Iduladha 1441 Hijriah, Jumlah Penumpang di Terminal Induk Bekasi Meningkat

Jelang Hari Raya Iduladha 1441 Hijriah, penumpang angkutan bus antar kota dalam provinsi (AKDP) atau antar kota antar provinsi (AKAP) meningkat.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Suasana Terminal Induk Bekasi Jalan Ir Juanda, Bekasi Timur, Kamis, (30/7/2020). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Jelang peringatan Hari Raya Iduladha 1441 Hijriah, penumpang angkutan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) atau Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mengalmi peningkatan.

Kanit Pengendali Operasi Terminal Induk Kota Bekasi Acim Mulyana mengatakan, peningkatan penumpang terjadi sejak tiga hari terakhir.

"Prediksinya ada peningkatan karena pada saat lebaran Idulfitri kemarin banyak warga yang tidak mudik, mereka akhirnya memilih mudik lebaran Iduladha," kata Acim, Kamis, (30/7/2020).

Total keseluruhan penumpang dalam dua hari yakni, Senin, (27/7) sebanyak 1.038 penumpang, lalu pada Selasa, (28/7), sebanyak 991 penumpang.

Jadwal Tahapan Terbaru CPNS 2019 Mulai dari Tes SKB hingga Penetapan NIK, BKN: Ada Daftar Ulang

"Ada kenaikan untuk AKDP 5 persen dan untuk AKAP tujuan sumatera naik sekitar 30 persen, tapi jumlahnya tidak terlalu signifikan ya jika dibanding dengan prediksi arus mudik," kata Acim.

Meski begitu, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang, Terminal Induk Kota Bekasi menyiapkan sebanyak 285 bus AKAP dengan 100 armada cadangan.

"Kalau dibanding hari biasa memang ada peningkatan tapi kalau untuk penumpukan penumpang tidak ada, karena kita siapkan bus cukup banyak," terangnya.

Dia memastikan, sampai dengan hari ini kebijakan pemberlakuan protokoler kesehatan tetap dijalankan di Terminal Induk Bekasi.

Pembatasan kapasitas penumpang sebanyak 50 persen juga masih dijalankan perusahaan otobus (PO).

Paspornya Ditemukan, Wanita yang Lompat dari Lantai 53 Apartemen Ancol Mansion Seorang WNA Tiongkok

"Protokol kesehatan tetap, mereka juga wajib pakai masker, cek suhu tubuh juga dijalankan, sama dari kami melakukan penjagaan dan sosialisasi," terangnya.

Dampak dari kebijakan penerapan protokoler kesehatan, setiap PO bus terpaksa melakukan penyesuaian tarif.

Hal ini kata Acim, guna menutupi biaya operasional bus yang terpaksa hanya dapat menfangkut penumpang maksimal 50 persen dari kapasitas.

"Kalau dari kami tidak ada kebijakan menaikan tarif itu masing-masing dari PO saja karena untuk biaya operasoonal mereka," terangnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved