Pelaku Pembunuh Siswi SMK Noven Diisukan Ditangkap di Jatim, Polisi Ungkap Fakta: Pernah ke Sana
Kasus pembunuhan seorang siswi SMK di, Bogor Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18) masih menjadi misteri.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus pembunuhan siswi SMK di Bogor Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18) masih menjadi misteri.
Pada Januari 2019 silam, gadis yang berstatus pelajar kelas XII itu ditusuk di sebuah gang, di sekitar Jalan Riau, Baranangsiang, Bogor.
TONTON JUGA
Setahun kemudian, pembunuh Noven diisukan sudah ditangkap pihak kepolisian di wilayah Jawa Timur.
Hadir sebagai narasumber di Mata Najwa Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Hendri Fiuser buka suara terkait isu tersebut.
Mulanya Hendri Fiuser menjelaskan hingga saat ini pihaknya sudah memeriksa 34 saksi dalam kasus penusukan Noven.
"Sudah 34 saksi yang kita periksa jadi upaya masih dilakukan penyidik, jadi tidak ada istilahnya perkara ini berhenti," ucap Hendri Fiuser dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Mata Najwa, pada Kamis (30/7/2020).
"Masih terus dianalisa dan dievaluasi," imbuhnya.
• Cerita Nagita Slavina Sempat Minta Cerai, Raffi Ahmad Ngakak: Tapi Dia Gak Berani ke Pengadilan!
TONTON JUGA
Hendri Fiuser lalu mengatakan soal isu pelaku pembunuhan Noven sudah ditangkap, bukan keluar dari pihak kepolisian.
"Informasi yang mengatakan di Jawa Timur ada pelaku, itu informasi bukan keluar dari kita," tegas Hendri Fiuser.
Hendri Fiuser mengaku pihak kepolisian memang pernah ke Jawa Timur dalam rangka menyelidiki sejumlah teman Noven.
Akan tetapi dari hasil penyelidikan tersebut, belum ditemukan adanya keterkaitan teman-teman Noven dengan kasus pembunuhan remaja berusia 18 tahun itu.
• Loyalitas Driver Ojol Wanita Selamat Usai Duel dengan 2 Begal Bercelurit, Tetap Antar Pesanan
"Kita memang pernah ke sana, setelah kita dalami, termasuk teman-teman almarhum yang banyak sekali di media sosial itu kita temukan," ucap Hendri Fiuser.
"Kita telusuri satu persatu-satu, sampai saat ini kita belum menemukan keterkaitan, baik antara korban dengan teman-teman korban," imbuhnya.
• Sebut Ajal Tak Kenal Umur, Ashanty Nanya ke Anang: Jika Aku Mati, Ada Ibu Baru Gak untuk Anak-Anak?
CCTV Blur
Mata Najwa mendapat CCTV dengan kualitas gambar yang lebih baik dalam kasus penusukan siswi SMK di Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18).
Kriminolog UI menduga selama ini Polisi justru mendapat CCTV dengan kualitas buruk.
Pasalnya sejak Januari 2019 pengungkapan kasus penusukan siswi SMK Bogor Noven terkendala CCTV.
Bahkan Polisi sampai meminta bantuan FBI untuk memperjelas kualitas gambar CCTV kasus Noven.
Kapolrest Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser mengatakan polisi kesulitan mengungkap kasus penusukan Noven karena kualitas gambar CCTV.
"Pembunuhan, dalam rekaman CCTV jelas, walaupun CCTV ini sudah kita upayakan sedemikain rupa sampai kita minta bantuan ke suatu negara tapi tetap karena megapixelnya kecil pada saat dibuka malah blur tidak jelas,
tentu ini menjadi kesulitan sendiri, sementara bukti-bukti IT yang mendukung keterkaitan orang dengan teman-teman maupaun orang yang sedang kita cari belum terlihat," kata Hendri Fiuser.

Rupanya Mata Najwa mendapat CCTV dengan kualitas gambar yang lebih baik.
Dalam rekaman CCTV yang ditayangkan Mata Najwa, wajah terduga pelaku penusukan siswi SMK Noven terlihat jelas.
Malahan Pengacara Saksi kunci Kasus Andriana Noven, Gregorius B. Djako mengakui kualitas CCTV di Mata Najwa yang terjelas dibanding di Polisi.
"Saya juga gak tau dimana dapatnya, tapi ini CCTV yang paling jelas yang pernah saya lihat, tidak sejelas ini (di polisi)," kata Gregorius B. Djako.
Gregorius B. Djako juga mengatakan wajah terduga pelaku penusukan Noven bisa dikenali di rekaman CCTV yang ditayangkan Mata Najwa.
"Saya kira sangat bisa untuk dikenali,
Saya kira harusnya dengan gambar sebelah kiri (jelas) bisa untuk mengetahui pelakuanya , sayaa gak kenal tapi sangat jelas dari sini," kata Gregorius B. Djako.

Sementara itu Kriminolog UI sekaligus Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala mengatakan CCTV dalam kasus penusukan siswi SMK Noven sangat penting.
"Berpikir secara pidana melihat satu kaitan kuat dan tak terbantahkan perihal siapa mengakbiatkan apa dengan apa terhadap siapa, dalam hal ini korban tahu, alat yang mengakibatkan pembunuhan juga tahu, tapi si pelaku tidak diketahui, maka diharapkan melalui dua hal, CCTV dan keterangan saksi. kelihatannya keterangan tidak ada yang langsung mengarah ke pelakunya, CCTV menjadi penting," kata Adrianus Meliala.
Adrianus Meliala menduga CCTV yang jadi patokan Polisi dan yang ditayangkan Mata Najwa sebenarnya sama.
Namun Adrianus Meliala menduga Polisi justru diberikan versi yang blur.
"Saya menduga yang blur dan jelas ada pada agle yang sama sehingga bisa diduga dihasilkan CCTV yang sma,
dengan kata lain ini dugaan dari sini aja, sebetulanya yang diberikan ke polisi versi blur nya,
versi jelasnya tidak diberikan ke polisi dan diperlihatkan ke mata najwa,
menurut saya segara diberikan ke polisi agar menjadi buki agar polisi melakukan penyelidikan," kata Adrianus Meliala soal CCTV kasus penusukan siswi SMK Noven.