Bertengkar dengan Suami pada Malam Idul Adha, Istri di Ambon Nyaris Kehilangan Kepala

Nasib tragis dialami perempuan berinisial WA (33) di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon.

Penulis: Muji Lestari | Editor: Suharno
SHUTTERSTOCK/JIRIS via Kompas
Ilustrasi KDRT 

TRIBUNJAKARTA.COM - Nasib tragis dialami perempuan berinisial WA (33) di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon. 

Gara-gara terlibat cekcok dengan suami, WA nyaris saja kehilangan kepalanya.

Pertengakaran suami istri itu terjadi pada Kamis, (30/7/2020) malam, bertepatan dengan malam Idul Adha 1441 Hijriah.

TONTON JUGA:

Dijelaskan Kasubbag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Ipda Titan Firmansyah, penganiayaan itu bermyka saat suami, LA (36) menemui istrinya di rumah untuk mengambil salah satu anak mereka.

Namun WA khawatir dan meminta suaminya itu tidak membawa anaknya pada malam hari.

Larangan dari sang istri lantas membuat LA emosi, sehingga berujung pada pertengkaran mulut.

LA yang gelap mata lantas memukul leher istrinya menggunakan tangan.

Lihat Video Anang Hermansyah saat Melamar Ashanty, Aurel Hermansyah Histeris: Ya Allah Bapak Gua!

"Setelah pertengkaran itu, tersangka ini langsung memukul leher istrinya,” terang Titan.

Tidak puas menggunakan tangan, pelaku langsung pergi ke dapur dan mengambil parang.

Setelah itu ia langsung menyerang istrinya.

Saat itu tanpa banyak bicara, pelaku langsung melayangkan parang ke bagian kepala korban.

Ilustrasi
Ilustrasi (THINKSTOCK/LOLOSTOCK)

Namun beruntung, istrinya itu dapat menangkis dengan tangan.

LA kembali mengulangi serangannya yang gagal.

Tapi serangan itu ditangkis lagi oleh WA sehingga ia terjatuh.

Memanfaatkan posisi istrinya yang tak berdaya, LA kemudian menusuk perut WA.

Getol Suarakan LGBT Lewat Medsos, Terungkap Pelaku Fetish Kain Jarik Dikenal Gay di Kampus

"Tersangka hendak memotong kepala korban namun ditangkis, kemudian dia kembali mengulangi tapi ditangkis juga sehingga korban terjatuh lalu tersangka menusuk istrinya di bagian perut,” kata Titan.

Titan menjelaskan, anak korban H (15) yang berusaha menolong ibunya ikut menjadi sasaran kemarahan ayahnya tersebut.

Bahkan bibir sang anak turut dilukai LA menggunakan parang.

Selain bibirnya dipotong dengan parang, H juga ikut dipukuli ayahnya dan dibenturkan ke dinding.

TONTON JUGA:

Beruntung saat itu anak korban yang satunya N berhasil merampas parang dari pelaku, dan saat itu tetangga korban langsung datang membantu,” ujarnya.

Setelah kejadian itu, pihak keluarga dan warga setempat langsung mendatangi kantor polisi untuk melaporkan kejadian itu.

Beberapa saat kemudian tersangka polisi mendatangi lokasi, dan langsung menangkap LA setelah menyerang istri dan anaknya menggunakan parang.

Keceplosan Panggil Beb ke Rizky Billar, Lesti Kejora Sontak Salah Tingkah: Kok Beb Sih?

“Saat ini pelaku sudah ditangkap dan sudah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kasubbag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Ipda Titan Firmansyah, Sabtu (1/8/2020).

Akibat insiden itu, korban WA (33) yang juga istri pelaku mengalami luka parah di kedua tangannya dan perut.

Sedangkan, H (15) yang juga anak korban terluka di bibir.

Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

“Kedua korban masih menjalani perawatan di rumah sakit sedangkan pelakunya sudah ditangkap,” ujarnya. (tribunjakarta/kompas.com)

Konflik Bisa Picu KDRT Selama Dirumah Aja, Berikut Hal yang Perlu Dilakukan

Penyakit yang disebabkan oleh virus corona bisa mengubah kehidupan sosial, serta perekonomian yang ada di masyarakat.

Tak heran, banyak orang merasa tidak nyaman hingga memicu terjadinya konflik saat berada di rumah saja.

Namun, jika ini terjadi sebaiknya kamu berhati-hati.

Sebab, konflik yang terjadi secara berkelanjutan ternyata juga bisa memicu terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

"Kadang kekerasan gak harus fisik ya, kekerasan ada verbal, secara emosional ya... kalau intensitasnya gak tinggi ya itu pola keliru tapi ini sering terjadi," kata Spesialis Kedokteran Jiwa dr Jiemi Ardian,SpKJ dalam live instagram bersama @mommiesdailydotcom, Selasa (22/4/2020).

Terus berada di rumah saja, membuat perasaan orang menjadi tidak nyaman.

Apalagi dengan intensitas bertemu yang semakin sering hingga kemungkinan melihat pasangan melakukan hal-hal yang tidak disukai juga semakin besar.

Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab konflik kerap terjadi selama berada di rumah saja.

Hal yang perlu dilakukan, adalah membatasi diri dengan membangun strategi baru bersama pasangan agar konflik tidak berkepanjangan.

"Pada konteks situasional, ini situasi gak ideal (pandemi) maka cara hadapi situasi juga tidak bisa ideal. Kita perlu bangun strategi baru dalam menghadapi situasi yang gak ideal ini. Pertama, ketika situasi lagi tenang, sudah mereda sebagai yang korban kita perlu tanyakan sebenarnya tadi kenapa, ada apa," kata dia.

Dalam situasi memanas, sering kali orang merasa emosi lantaran beberapa hal. Ia merasa direndahkan, atau mungkin merasa sangat sensitif.

Jika situasi sudah agak tenang, maka kamu bisa memulai berkomunikasi dengan menanyakan apa yang terjadi, dan apa yang kamu rasakan.

Cari tahu mengenai topik apa yang sekiranya membuat dia merasa begitu sensitif.

"Produktifitas kah, soal anak kah, kalau kamu sedang sensitif soal hal itu, lalu gimana caranya biar saya tau? Apa yang kamu harapkan jika kamu sedang merasa randah," dr Jiemi menjelaskan.

Berdiskusi secara bersama, menjadi salah satu langkah yang tepat untuk mengendalikan konflik dalam rumah tangga.

Namun, meski begitu perlu diperhatikan bahwa pola komunikasi yang tepat adalah komunikasi dengan isi yang sesuai dengan yang diharapkan pula. Bukan hanya sekedar mengandalkan intensitas saja.

Cobalah melakukan langkah negoisasi mengenai apa yang ingin dilakukan selanjutnya.

"Beberapa pola ini terjadi sederhana karena kedua belah pihak ngak paham pola konunikasi satu sama lain. Mungkin jumlah intensitas komunikasinya cukup, tapi caranya, atau kontennya (yang disampaikan) gak tepat," kata dia.

Daftar Diskon Mobil Murah dari Daihatsu Ayla Hingga Toyota Calya

Nama Seorang Anggota DPRD DKI Masuk Daftar Penerima Bansos PSBB

"Misalnya 'Saya berharap diidamkan', oke berapa lama? Itu bisa, tapi tetap dinegosiasikan. Misal 'saya butuh 2 hari, oh gak bisa dua hari. Selain mendiamkan, ada gak strategi lain. Itu didiskusikan tapi saat keadaan lagi netral," ungkapnya.

"Yang gak kalah penting juga kita perlu nyusun jadwal disaat begini. Gimana pun kita butuh personal space. Oke ini Jadwal kita bareng, ini jadwal saya akukan hobi, ini jadwal anak sama kamu, ini anak sama saya. Kita butuh kolaborasi disini gak bisa kaya biasa. perlu ada modivikasi karena memang situasi sekarang lagi gak ideal," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved