Buruh Tani Curi HP Demi Anak Belajar Online, Korban: Saya Lemas Lihat Keluarga Itu Makan Mi Instan
Seorang buruh tani berinisial A (41) nekat mencuri ponsel atau HP agar anaknya tetap dapat belajar secara online.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Penghasilannya per hari hanya Rp 50 ribu.
Itu pun tak menentu di saat pandemi Covid-19.
Rumah A hanya berukuran 4x6 meter.
Di dalam rumahnya, hanya ada satu kamar saat masuk, terdapat sebuah ruangan yang dijadikan sebagai ruang tamu, ruang tidur dan tempat berkumpul keluarga.
Di belakangnya, terdapat sebuah toilet. Hanya ada lemari pakaian, lemari piring, dan TV tabung.
A mengaku kenal dengan orang yang HPnya dicuri.
Ia juga sering disuruh membantu di rumah korban.
"Saya jujur gelap mata. Makanya saat lihat ada HP di rumah itu, langsung saya ambil," katanya.
Dibantu Kajari Garut
Keinginan A untuk bisa memiliki HP akhirnya terwujud.
Kajari Garut, Sugeng Hariadi melalui Kasipidum Kejari Garut, Dapot Dariarma langsung memberikan bantuan.
"Saya mendapat perintah dari Kajari untuk membantu. Makanya saya datang ke rumah A untuk membantu," kata Dapot.
Bantuan yang diberikan berupa HP berikut kartu dan kuotanya. Sembako dan perlengkapan sekolah juga akan diberikan menyusul.
Dapot menyebut, awalnya A takut saat ia datang ke rumah. Istrinya bahkan hampir menangis. Setelah dijelaskan, A dan istri akhirnya mengerti.
"Saya jelasin datang mau kasih bantuan. Sekalian cek kondisi rumahnya, ternyata memang benar seperti yang diberitakan. Apalagi anaknya sudah ketinggalan pelajaran karena tak punya HP," ujarnya.