Pabrik Mebel di Cakung Terbakar
Kobaran Api di Pabrik Mabel Tak Kunjung Padam, Warga di Rusun KM 2 Cakung Barat Mengungsi
warga Blok A Rusun KM 2 Cakung Barat yang lokasinya berada di belakang pabrik mengungsi ke Masjid Al Firdaus
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Imbas pabrik mabel terbakar, sejumlah warga di Rumah Susun (Rusun) KM 2 Cakung Barat, Jakarta Timur mengungsi ke masjid.
Pada Minggu (9/8/2020), Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin PKP) Jakarta Timur menerima laporan sebuah pabrik mabel di Cakung, Jakarta Timur terbakar sekira pukul 12.02 WIB.
Namun, imbas sulitnya sumber air dan banyaknya bahan yang mudah terbakar, kobaran api dan kepulan asap tebal masih terlihat di lokasi hingga 4 jam berselang.
Untuk itu, warga Blok A Rusun KM 2 Cakung Barat yang lokasinya berada di belakang pabrik mengungsi ke Masjid Al Firdaus.
"Kejadian sekitar pukul 12.00 WIB lewat. Ini pabrik kayu. Saya dan beberapa warga lainnya bantu siramin supaya tidak merembet sampai ke sini. Sementara warga diungsikan ke masjid," ujar Farhan, pekerja di Rusun KM 2 Cakung Barat di lokasi.
• PT LIB Tanggung Biaya Swab Test Klub Liga 1, Wasit dan Perangkat Pertandingan Tanggung Jawab PSSI
• Warga Berharap Flyover Lenteng Agung-Tanjung Barat Kurangi Angka Kecelakaan di Perlintasan Kereta
Pantauan TribunJakarta.com, suasana di aula masjid tampak ramai.
Beberapa warga terlihat membawa tas besar maupun dokumen penting ke masjid.
Beberapa diantara mereka, terlihat panik sambil menunjuk ke arah kobaran api.
Sementara itu, sejumlah karpet telah digelar untuk mengantisipasi membludaknya pengungsi.
Sebab, selain warga rusun, warga yang tinggal di sekitaran pabrik sudah mengungsi lebih dulu ke tempat yang lebih aman.
"Ya panik. Kejadian pas zuhur itu. Jadi memang di Rusun kan suara bergema, tapi pas dilihat ternyata api sudah besar. Kebetulan posisi rumah saya menghadap ke sana (pabrik). Buru-buru turun selamatkan diri dan hanya membawa berkas penting saja," ujar Astuti, seorang warga Rusun.