Food Story
Sepenggal Kisah Sang Penemu Es Teler Pertama di Indonesia: Bermula dari Celetukan Mahasiswa UI
Mahasiwa UI tersebut memesan es campur hanya dengan isian alpukat, nangka dan kelapa.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Bila tidak ada seorang pembeli yang minta dibuatkan es campur versinya sendiri kepada Samijem, barangkali es teler tidak mungkin ada.
Mungkin nama es teler bakal dihilangkan dari riwayat daftar jajanan khas Ibu Kota.
Soalnya, cikal bakal lahirnya es teler itu berasal dari seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang saat itu masih kuliah di bilangan Salemba.
Mahasiwa UI tersebut memesan es campur hanya dengan isian alpukat, nangka dan kelapa.
Setelah itu, dilumuri kental manis dan sirup gula.
Katanya kepada Samijem setelah menenggak es tersebut "Wah, esnya bikin teler. Yaudah yayuk (sebutan Samijem) namain aja es teler," kenang Siswadi (54), keponakan Samijem Darmowiyono, pengelola Es Teler Sari Mulya Asli yang kini populer di kawasan kompleks Bioskop Metropole, Jakarta Pusat.
Namun, jauh sebelumnya lagi, kisah terciptanya es teler bermula dari perjuangan Samijem dan suaminya, Darmowiyono mengadu nasib di Jakarta.

Samijem dan suaminya itu merupakan perantau dari Sukoharjo, Kabupaten Solo, Jawa Tengah.
Jauh-jauh datang dari Solo, Samijem mengadu nasib sebagai tukang jamu gendong keliling sedangkan Darmowiyono berjualan rokok.
Sekitar tahun 70-an, cerita Siswadi, Samijem berniat jualan es campur di Jalan Cilacap.
"Isiannya, pepaya, buah atep, cincau, kelapa dan nangka," katanya.
Lalu, Ketua RW mengizinkan Samijem berjualan es campur di depan rumahnya. Tak hanya es campur, Samijem juga menjual bakso dan siomay.
Semenjak celetukan mahasiswa UI yang jadi langganannya itu, Samijem menjual nama es teler. Banyak orang yang menyukai es telernya.
Samijem kemudian pindah berjualan es teler ke Jalan Pegangsaan Barat karena sewanya tidak diperpanjang.