Temuan Struktur Bata di Stasiun Bekasi dan Dugaan Bekas Markas Tentara Era Jepang

Struktur bata berbentuk lorong ditemukan di bawah Stasiun Bekasi. Diduga merupakan bekas markas tentara peninggalan Jepang.

Dokumen Tim Ahli Cagar Budaya, Ali Anwar
Penemuan lorong yang diduga cagar budaya di Stasiun Bekasi, Senin (10/8/2020) 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Struktur bata berbentuk lorong ditemukan di bawah Stasiun Bekasi.

Struktur bata itu ditemukan di kawasan area proyek pembangunan jalur dwiganda atau double double track (DDT) Stasiun Bekasi, tepatnya di perimeter Stasiun Kota Bekasi.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menduga struktur bata berbentuk lorong itu merupakan bekas markas tentara peninggalan Jepang.

“Bisa saja itu adalah bangunan bawah tanah karena bentuknya (lorong). Dahulu zaman Jepang bisa saja itu bekas markas Jepang. Besar kemungkinan, tetapi (ahli) sejarah yang menentukan,” ujar Rahmat di Bekasi, Selasa (11/8/2020).

Rahmat Effendi mengatakan bentuk struktur bata itu seperti bangunan bawah tanah peninggalan Jepang, apalagi ada jendela kuno yang di struktur bata tersebut.

“Batanya itu bentuknya seperti saluran, tetapi kalau itu saluran tidak mungkin karena kalau dia saluran, ada air yang masuk ke Kali Bekasi, tetapi ini seperti bangunan, mungkin (dari) zaman Jepang,” kata dia.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat dijumpai di rumah dinasnya di Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat, (7/8/2020).
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat dijumpai di rumah dinasnya di Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat, (7/8/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Karena itu, dia meminta Ditjen Perkeretaapian memberikan penjelasan terkait penemuan struktur bata yang diduga cagar budaya tersebut.

Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi juga telah meminta arkeolong meneliti struktur bata yang diduga cagar budaya itu.

“Ini kan progran DDT, yang penting itu dievaluasi, dicek, nilai-nilai situsnya, tetapi jangan menganggu program pembanguan, makanya kami kirim surat cepat-cepat agar diantisipasi,” ujar dia.

Pemerintah Kota Bekasi telah mengirimkan surat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang berisi permohonan untuk tidak membongkar struktur bata yang diduga cagar budaya itu.

"Sementara yang dilakukan langkah-langkah membuat permohonan kepada Kepala Direktorat Jenderal Perkeretaapian agar DDT di titik yang ada beberapa batu di situ tidak lakukan pembongkaran dahulu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Bekasi, Teddy Hafni.

Suasana Stasiun Bekasi di hari pertama PSBB di Kota Bekasi, Rabu, (15/4/2020).
Suasana Stasiun Bekasi di hari pertama PSBB di Kota Bekasi, Rabu, (15/4/2020). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Teddy mengatakan, penghentian pembongkaran itu menunggu tim arkeolong selesai meneliti struktur bata yang diduga cagar budaya tersebut.

Andai harus dibongkar, Teddy meminta Ditjen Perkeretaapian mengamankan struktur bata itu.

“Paling tidak batu bata itu bisa diamankan, dikumpulkan di ruang heritageslah,” kata dia.

Struktur bata itu kemudian bisa dipasang di stasiun untuk menjadi bahan edukasi masyarakat.

Permintaan Pemkot Bekasi

Pemerintah Kota Bekasi mengirimkan surat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang berisi permohonan untuk tidak membongkar struktur bata yang diduga cagar budaya.

“Ya sementara yang dilakukan langkah-langkah membuat permohonan kepada Kepala Direktorat Jenderal Perkeretaapian agar DDT di titik yang ada beberapa batu di situ tidak lakukan pembongkaran dahulu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Bekasi, Teddy Hafni saat dihubungi, Senin (10/8/2020).

Teddy mengatakan, penghentian pembongkaran itu dilakukan sampai menunggu tim arkeolong selesai meneliti struktur bata yang diduga cagar budaya.

Andai harus dibongkar, Teddy meminta Ditjen Perkeretaapian untuk mengamankan struktur bata tersebut.

“Paling tidak batu bata itu bisa diamankan, dikumpulkan di ruang heritages lah,” kata dia.

Nantinya struktur bata yang diduga cagar budaya itu bisa dipasang di stasiun untuk menjadi edukasi masyarakat.

“Biar orang tahu, di sini pernah ada tempat ini (lorong-lorong),” tutur dia.

Penemuan Struktur Bata

Struktur bata berbentuk lorong yang diduga sebagai bangunan cagar budaya ditemukan di bawah permukaan tanah proyek pembangunan jalur dwiganda atau doubled double track (DDT) Stasiun Bekasi, tepatnya di perimeter Stasiun Kota Bekasi.

Kepala Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi, Ali Anwar mengatakan, benda yang diduga cagar budaya tersebut diperkirakan dibangun oleh Belanda-Jerman tahun 1887.

“Struktur cagar budaya berbentuk struktur bata pernah dipugar pada tahun 1920,” kata Ali Anwar dalam keterangan tertulis, Senin (10/8/2020).

Struktur bata itu sekilas seperti lorong.

Lorong yang memiliki diameter lima meter itu sudah tertutup tanah.

Struktur bata tersebut diperkirakan dahulunya adalah gorong-gorong atau saluran air dari Stasiun Bekasi ke Jalan Juanda.

“Dugaan itu bisa jadi gorong-gorong air.

Airnya jernih karena waktu dulu saya kecil itu di situ parit. Dari stasiun itu mengarah ke Jalan Juanda,” kata Ali.

Temuan tersebut, kata dia, merupakan laporan dari warga.

Kemudian, Tim Ahli Cagar Budaya Bekasi memastikan apakah strutuktur bata itu memenuhi kriteria cagar budaya.

Empat kriteria telah dipenuhi struktur bata itu menjadi cagar budaya.

Misalnya, struktur batanya diperkirakan berusia 50 tahun.

Kemudian, mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun, memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan.

Masjid Istiqlal, Usulan Tokoh Islam kepada Soekarno, Karya Non-Muslim Simbol Persatuan

Disney+ Hotstar Segera Hadir 5 September 2020, Ini Daftar Film yang Ditayangkan

Kiper Persita Tangerang Yogi Triana Terkesan Rasa Kekeluargaan Pendekar Cisadane

Selain itu memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

“Berdasarkan kriteria yang ditetapkan undang-undang, patut diduga bahwa temuan struktur bata bagi penguatan kepribadian bangsa,” ucap dia.

Tim Ahli Cagar Budaya Kota Bekasi juga menemukan jendela. Jendela itu diduga sebagai cagar budaya.

Jendela tersebut diperkirakan peninggalan zama Belanda.

Ia mengatakan, Wali Kota telah meminta Direktorat Jenderal Perkerataapian agar menghentikan sementara proses pembongkaran di titik itu.

"Kami cari tenaga ahli yang paham tentang keartefakan dan arkeologi baru kita bisa simpulkan,” ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Struktur Bata Berbentuk Lorong yang Diduga Bangunan Kuno Ditemukan di Proyek DDT Stasiun Bekasi"

"Pemkot Bekasi Minta Ditjen Perkeretapian Amankan Area Struktur Bata Kuno",

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Struktur Bata di Bawah Stasiun Bekasi Diduga Bekas Markas di Zaman Jepang",.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved