Dokter Gigi Gadungan di Bekasi

Dokter Gigi Gadungan di Bekasi Lulusan SMK: Promosi Buka Praktik di Rumah dari Mulut ke Mulut

Dokter gigi gadungan berinisial ADS kata Danang, tinggal di rumah sekaligus klinik gigi Antoni Dental Care bersama ibunya.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Rumah sekaligus klinik Antoni Dental Care di Perumnas III, Jalan Pulau Timor I, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi. 

Terakhir yang dia tahu, ADS memang sempat bekerja di salah satu klinik gigi dan bekerja sebagai asisten dokter.

"Dulu satahu saya pernah kerja di klinik dokter gigi, cuma setelah itu saya kurang tahu kalau dia buka praktik sendiri," terangnya.

ADS menurut sepengetahuannya, memang pernah mengenyam pendidikan di bidang kesehatan. Tetapi, pendidikan itu hanya sebatas tingkat SMK.

"Dulunya setahu saya dia SMK Kesehatan, kalau bapak waktu masih hidup pekerjaannya emang Mantri, makanya anaknya dua-duanya (pendidikan) kesehatan," paparnya.

Selama membuka praktik sejak 2018, Danang tidak tahu persis aktivitas yang dilakukan ADS, sesekali dia memang melihat tamu yang datang ke rumah warganya tersebut.

"Tamu-tamu luar pada datang beberapa pernah liat tapi enggak tahu kalau di dalamnya ada praktik gigi," tegas dia.

Buka Praktik dari Mulut ke Mulut

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mengaku, praktik dokter gigi gadungan Antoni Dental Care di Perumnas III, Bekasi Timur dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Hal ini disampaikan Kepala Kabid Pegendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinkes Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, Selasa, (11/8/2020).

Dia mengatakan, praktik dokter gigi gadungan Antoni Dental Care tidak pernah memasang plang atau papan nama di lokasi yang menjadi klinik.

"Itu kan terpantau oleh Puskesmas setempat, persoalannya seperti kejadian kemarin kan dia sebenarnya tidak membuka pengumuman dan plang sebetulnya," kata Dezy.

Cara kerja dokter gadungan berinisial ADS yang sudah ditetapkan tersangka oleh Kepolisian Polda Metro Jaya, lebih kepada promosi mulut ke mulut.

"Dia cuman berkomunikasi dari mulut ke mulut. Memang, sekarang kita sedang mencari tahu dari mana dia bisa melakukan itu," jelasnya.

"Artinya, pasti dia pernah belajar di suatu tempat. Apakah dia belajar resmi atau tidak, kita sedang mencari tahu," tambahnya.

Dia menghimbau, masyarakat lebih selektif dalam memilih klinik gigi maupun fasilitas kesehatan lainnya.

Pertama yang harus dilakukan yakni, keberadaan klinik tersebut apakah sudah memiliki izin dan latar belakang dokter yang membuka praktik apakah berkompeten.

"Masyarakat wajib waspada, mending masyarakat datang langsung ke pelayanan resmi saja, karena kalau yang resmi, pasti terdaftar yang ada nomer registernya yang selalu di update setiap 5 tahun sekali," tegasnya.

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved