Detik-detik Bos Roti Asal Taiwan Tewas Dibunuh Sekretaris, Dilakukan Setelah Upaya Santet Tak Mempan
Bos pengusaha roti asal Taiwan, Hsu Ming Hu (52) tewas dibunuh di kediamannya yang berlokasi di Kota Deltamas Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, (27/7)
Penulis: Muji Lestari | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Bos pengusaha roti asal Taiwan, Hsu Ming Hu (52) tewas dibunuh di kediamannya yang berlokasi di Kota Deltamas Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jumat (24/7/2020) sore.
Atas peristiwa itu, polisi telah menangkap empat dari sembilan pelaku yang terlibat dalam pembunuhan pengusaha roti tersebut.
Keempat pelaku itu yakni SS (37), FT (30), AF (31), dan SY (38).
Ironisnya pembunuhan tersebut diotaki oleh SS, yang tak lain adalah sekretaris pribadi korban.
Para pelaku menggunakan berbagai cara dalam melakukan aksinya mencelakai Hsu Ming Hu.
Satu di antaranya, memanfaatkan kelemahan korban yang takut kepada petugas pajak.
Salah satu cara yang mereka lakukan yakni menyamar sebagai petugas pajak, untuk mendatangi rumah korban di Cluster Carribean, Kota Deltamas Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
• Bos Roti asal Taiwan Dibunuh Sekretaris, Pelaku Hamil Tapi Korban Malah Berniat Nikahi Pembantu
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, penyamaran itu dilakukan para pelaku untuk mempermudah masuk ke dalam rumah untuk bertemu korban.
"Saat itu tersangka AF menyuruh tersangka FI menanyakan kepada tersangka SS cara masuk ke rumah korban. SS menyebut mengaku sebagai pegawai pajak. Korban takut dengan pegawai pajak punya hutang Rp 9 miliar," ujar Nana dalam rilis yang disiarkan secara daring, Rabu (12/8/2020).
Setelah mendapatkan cara itu, para pelaku mulai mematangkan rencana aksi pembunuhan dengan mengawasi rumah korban sebelumnya.
Pengawasan itu untuk mengetahui waktu keberadaan pembantu korban di dalam rumah.

"Kebetulan pembantu korban ini kerja datang pagi pulang sore. Saat itulah para tersangka tiba di rumah korban pukul 15.30 WIB dengan membawa map berpura-pura sebagai petugas pajak," ucapnya.
Saat itu salah para pelaku mulai melancarkan aksinya dengan berpura menagih utang pajak sebesar Rp 9 miliar.
Sementara satu pelaku lainnya berpura-pura menumpang buang air kecil ke toilet rumah korban.
"Setelah sampai kamar mandi tersangka S (DPO) mengatakan ke korban kalau air tak keluar. Kemudian korban menghampiri ke kamar mandi. Saat itulah korban ditusuk hingga tewas," kata Nana.
• Bersihkan Bercak Darah Demi Tutupi Jejak, Terkuak 4 Lokasi Sekretaris Atur Siasat Bunuh Bos Roti
Upaya Santet Gagal
Dari pemeriksaan, pembunuhan itu dilakukan SS karena santet yang pernah dikirimkannya gagal.
Santet yang ia kirimkan melalui dukun, rupanya tidak mempan terhadap korban.
"Tersangka SS pernah minta sama tersangka FI untuk menyantet korban tapi tidak pernah berhasil," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (12/8/2020).
Yusri menjelaskan, SS memberikan uang kepada FI sebesar Rp 15 juta dalam permintaan menyantet korban melalui dukun itu.
"Sudah membayar untuk menyantet pakai dukun sebesar Rp15 juta. Karena tak berhasil, bulan Juni dia (SS) minta lagi untuk sudahlah dihilangkan (bunuh) aja," katanya.
Berawal dari Laporan Kedutaan Republik Of China
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana menjelaskan, penangkapan keempat tersangka berawal adanya laporan Staf Kedutaan Republik Of China, Daniel yang meminta bantuan pencarian korban tanggal 27 Juli 2020.
Saat itu, polisi melakukan penyelidikan dan mendapatkan informasi adanya temuan mayat di sungai Kawasan Subang, Jawa Barat.
"Kita koordinasi dengan Polres Subang, bahwa penemuan mayat itu tanggal 26 Juli 2020. Kemudian tim melakukan pengecekan terhadap mayat tersebut. Hasil otopsi adanya kecocokan sidik jari dengan korban," ujar Nana dalam rilis yang siarkan secara daring, Rabu (12/8/2020).
• Dicegat saat Hendak Pulang ke Rumah, Korban Penembakan di Kelapa Gading Sempat Lari Sebelum Ditembak
Polisi kemudian menyelidiki penyebab kematian korban dengan memeriksa sejumlah saksi dan rekaman CCTV.
Hasil penyelidikan diketahui korban dibunuh oleh para pelaku di rumahnya di Kawasan Kabupaten Bekasi.
"Salah satu pelaku SS ini merupakan karyawan korban. Korban diketahui merupakan pengusaha yang memiliki lima toko roti. Dan SS juga dijadikan oleh korban sekretaris pribadinya," papar Nana.
Setelah melakukan pembunuhan, seorang pelaku sempat membawa kabur mobil Fortuner dengan nomor B 1905 milik korban.
"Satu pelaku yang DPO itu menyembunyikan mobil korban," ucapnya.
Dari penangkapan pelaku, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa lima ponsel, potongan baju dan jaket, rekaman CCTV, serta lima mobil termasuk milik korban.
Adapun para pelaku disangkakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.
Jalin Hubungan Gelap
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap ternyata terjalin hubungan gelap antara korban dan pelaku.
Hubungan gelap serta sakit hati sekretaris pribadi berinisial SS (37) diduga menjadi pemicu pembunuhan bos roti asal Taiwan Hsu Ming-hu.
• Betrand Peto Diperlakukan Kasar Oleh Dua pemulung, Ruben Onsu Emosi: Parah Main Fisik!
Dalam pemeriksaan polisi, SS mengaku pernah dilecehkan korban dengan mengirimkan sebuah video.
"Namun akhirnya keduanya ada kecocokan. Keduanya melakukan hubungan intim sampai SS hamil, tetapi korban tidak bertanggung jawab," kata Nana dalam jumpa pers, Rabu (12/8/2020).
SS sempat menuruti permintaan Hsu yang memberikan uang sebesar Rp 15 juta untuk menggugurkan kandungannya.
Tapi, SS sakit hati ketika mengetahui Hsu yang tinggal seorang diri malah berniat menikahi pembantunya.
"Saat itulah tersangka SS merasa sakit hati. Tersangka SS meminta bantuan kepada tersangka FI untuk menyewa orang yang mau membuat korban cacat hingga bersedia melakukan pembunuhan," ujar Nana.

SS kemudian dihubungi rekannya, FI, yang memberitahukan bahwa ada orang yang bersedia membuat korban celaka bahkan membunuhnya tetapi minta bayaran Rp 150 juta.
SS menyetujui dan baru membayar Rp 30.000.000.
Sebesar Rp 25.000.000 ditranfer dan Rp 5.000.000 dibayar secara langsung kepada FI.
"Setelah itu FI menghubungi tersangka lain untuk melakukan pembunuhan," ujar Nana.
Aksi mereka kemudian terbongkar. Polisi telah menangkap SS, dan tiga orang lainnya yaitu FT (30), AF (31), dan SY (38).
Mereka ditangkap di dua lokasi berbeda yakni Bekasi dan Lampung.
• Kronologi Nasabah Bank Kehilangan Uang Rp 44 Juta Dalam 11 Menit, Bermula dari Terima Telepon
Bersihkan bercak darah
Setelah menusuk korban, para pelaku menyempatkan diri membersihkan bercak darah yang ada di lantai.
Pembersihan itu dilakukan untuk menghilangkan jejak pembunuhan yang terjadi toilet rumah korban.
"Setelah korban ditusuk, tersangka AF dan R yang masih DPO, menyusul ke toilet. Kemudian tersangka R membersihkan darah yang ada di lantai," imbuh Nana.
Pelaku lain lalu membawa korban ke dalam mobil Toyota Wish.
Mobil itu yang sudah disiapkan para pelaku untuk membuang jasad korban.
• Irwansyah Siap Gugat Balik, Medina Buka Peluang Damai: Saya Keluar Jika Dianggap Duri Dalam Daging
"Setelah membersihkan tersangka AF dan R menyusul ke mobil. Saat itu para pelaku pergi meninggalkan lokasi kejadian dengan membawa mobil Fortuner milik korban," katanya.
Setelah jasad korban dibuang, pelaku AF dan R yang mengendarai mobil Fortuner kembali ke rumah korban untuk memastikan tidak ada darah bekas penusukan yang tersisa.
"Mereka kembali untuk mengecek bercak darah yang tersisa dan membersihkan kembali darah yang menempel di sebagian dinding. Setelah itu mereka melarikan diri," ujar Nana.
FOLLOW JUGA:
(tribunjakarta/kompas.com)