HUT ke 75 Kemerdekaan RI
Pesan Upacara Terapung Situ Tujuh Muara Tangsel, Merdeka dari Limbah dan Pencemaran
Dodi mengatakan, sumber daya air Tangsel yang banyak ditampung pada situ, tandin ataupun sungai, masih tercemar dan belum bebas limbah
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG - Kelompok aktivis lingkungan, Organisasi Kepemudaan (OKP) Gugusan Alam Nalar Ekosistem Pemuda (Ganespa) menggelar upacara dalam air yang diistilahkan sebagai upacara terapung.
Upacara terapung yang dihelat di Situ Tujuh Muara, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) itu dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia yang berumur 75 tahun, Senin (17/8/2020).
Bukan sekedar seremoni mengibarkan bendera di tengah situ, namun ada pesan lingkungan yang ingin disampaikan.
Berbasah-basahan, mengibarkan sang saka di tengah kedalaman air yang tidak bening, menjadi simbol tersendiri bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa air, namun di sisi lain kondisinya tidak terawat bahkan tercemar.
Dalam bahasa lain, Ketua OKP Ganespa, Dodi Haryanto, menyebutnya sebagai sumber daya air yang belum merdeka.
"Pesan yang kita sampaikan sebenarnya kita kan sekarang merayakan 75 tahun kemerdekaan Indonesia. Di samping itu kami melihat lingkungan, khususnya sumber daya air ini kita belum merdeka," ujar Dodi kepada TribunJakarta.com.
• Kontraktor Bentuk Tim untuk Investigasi Ambruknya Jalan Tol Cibitung-Cilincing
• Gelar Syukuran di Usia ke-42, Begini Sosok Umar Kei Dimata Anak-anaknya
Dodi mengatakan, sumber daya air Tangsel yang banyak ditampung pada situ, tandin ataupun sungai, masih tercemar dan belum bebas limbah.
"Makanya momen ini kita jadikan bagaimana caranya lingkungan hidup kita juga ikut merdeka, merdeka dari limbah, merdeka dari pencemaran," ujarnya.
Di lokasi upacara terapung itupun, Situ Tujuh Muara, masih dikelilingi warung liar yang kerap membuang limbahnya ke dalam situ.
Hal itu tidak hanya mencemari air, namun juga membuat pendangkalan.
"Karena situ yang tempat kita ngadain upacarapun, sempadan banyak ditempati warung-warung liar, yang mana itu harusnya ruang terbuka hijau, begitupun limbahnya masuk ke air, terjadi pendangkalan. Kita berharap dari momennya 17an ini, selain merdekanya Indonesia, kita juga pengin lingkungan kita merdeka, merdeka dari hal-hal yang bisa merusak kelestarian," ujarnya.
Penyuaraan aspirasi melalui simbol upacara itu, Dodi berharap, bisa sampai ke pemerintah dan pemangku kepentingan.
"Kita harap pemerintah lebih perhatian lagi terhadap kondisi situ dan sungai di Tangerang Selatan," harapnya.