Bayi Kembar Rahman Rahim Meninggal
Duka Orangtua Bayi Kembar Siam Rahman-Rahim di Bekasi: Kami Sudah Ikhtiar
Romi sang ayah saat dijumpai di kediamannya mengaku, kepergian putra kembarnya membuat dia terpukul dan kaget.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Duka mendalam sedang dialami pasangan suami istri Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30) asal Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Bayi kembar siam mereka bernama, Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi (Rahman-Rahim) meninggal dunia pada, Rabu, (19/8/2020) malam.
Rahman-Rahim menghembuskan nafas terakhir di usia 23 bulan akibat demam tinggi serta, penyakit bawaan yang kerap membuat kondisi kesehatannya tidak stabil.
• Kabar Duka, Bayi Kembar Siam Rahman-Rahim di Bekasi Meninggal Dunia
• Bayi Rahman-Rahim Sempat Dijadwalkan Operasi Pemisahan Juli 2020, Tapi Batal Gara-gara Covid-19
Romi sang ayah saat dijumpai di kediamannya mengaku, kepergian putra kembarnya membuat dia terpukul dan kaget.
"Intinya pas malam itu (kematian anaknya) kalutlah, enggak percaya, saya lagi kerja posisi istri kasi kabar Rahman-Rahim panas sampai mengigil," kata Rohim di Bintara Jaya, Jumat, (21/8/2020).
Ditambah lanjut dia, harapan operasi pemisahan yang sempat dijadwalkan Juli 2020 batal akibat pandemi Covid-19.
Operasi pemisahan bayi kembar Rahman-Rahim akhirnya diundur dan dijadwalkan berlangsung September atau akhir tahun 2020 mendatang.
Romi menuturkan, operasi pemisahan merupakan harapan satu-satunya yang selama ini terus diupayakan ia dan sang istri.
Operasi itu diharapkan dapat membantu pertumbuhan kedua bayinya yang terlahir dengan kondisi bagian dada hingga perut dempet.
"Istilah kasarnya kita udah berusaha ikhtiar, udah sampai tujuan kalau sampai bisa dioperasi, tapi enggak sampai kesitu ternyata," tuturnya.
Meski begitu, Rohim mengaku tidak ingin berlarut-larut hanyut dalam keterpurukan, dia tidak ingin kepergian sang anak justru malah membuatnya tidak bisa berpaling dari rasa sedih.
"Yang paling berasa istri, karena dia tiap waktu ngerawat, namanya Ibukan dia yang ngelahirin, tapi kalau udah jalannya begini," ucapnya.
Ika sang Ibu mengatakan, kehilangan buah hati tentunya sangat menyakitkan, terlebih kondisi bayinya yang terlahir secara kembar siam.
Hampir setiap bulan, Ika mengantar Rahman-Rahim bolak-balik kontrol di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta.