Tangan Lihai Hartono Tukang Reparasi KTP di Masjid Cut Meutia, Tak Sampai 5 Menit Kartu Jadi Mulus
Selepas Salat Jumat berjamaah, sekitar Masjid Cut Meutia berubah menjadi Pasar Kaget.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Selepas Salat Jumat berjamaah, sekitar Masjid Cut Meutia berubah menjadi Pasar Kaget.
Jalur pedestrian di depan Masjid Cut Meutia mendadak penuh sesak.
Bukan hanya dilintasi jamaah melainkan juga para pedagang yang menjajakan aneka dagangan.
Salah satu pedagang pasar kaget, Hartono (31) menjual jasa reparasi berbagai kartu identitas diri di sana.
Beberapa orang mampir meminta kartunya direparasi Hartono di lapaknya yang sederhana.
Tangan Hartono lihai mereparasi KTP salah satu pelanggan bernama Maryunah.

Plastik KTP Maryunah sudah terkelupas dan harus diganti. Hartono mengganti plastik itu dengan yang baru dan membersihkan kartunya agar bersih layaknya baru dicetak oleh Dinas Dukcapil.
Tak sampai lima menit, kartu KTP Maryunah sudah selesai. Mulus seperti baru.
Sudah lama Hartono menjual jasa reparasi kartu identitas diri di depan Masjid Cut Meutia.
Katanya, sebelum taman kota di depan masjid dibangun, ia sudah berjualan.
Setiap hari Jumat, ia menjual jasanya di depan Masjid Cut Meutia lantaran ramai para pegawai kantor.
Sebab, letak Masjid yang berada di jantung kota berdekatan dengan pusat perkantoran.

Ia pernah mencoba menjajakan jasanya di masjid lain di kawasan Jakarta Pusat.
Penghasilannya tak sebagus di Masjid Cut Meutia yang masih ramai hingga pukul 15.00 WIB.
Selain itu, kebanyakan jamaah di Masjid Cut Meutia yang notabene pegawai kantor tidak hanya punya satu kartu identitas saja.
Di dalam dompetnya berisi sejumlah kartu lain.

Di antaranya bisa kartu BPJS, kartu parkir, kartu ATM dan kartu penting lainnya.
Hal itu tentu berbeda dengan keadaan di Pasar Jiung, Kemayoran, Jakarta Pusat, tempatnya sehari-hari menjajakan jasanya.
Di Pasar Jiung, para pedagang paling-paling mengantongi KTP saja.
"Saya di sini (Masjid Cut Meutia) nyarinya orang kantoran. Karena kartunya enggak cuma satu tapi ada banyak. Misalnya SIM, KTP, NPWP, BPJS," katanya kepada TribunJakarta.com sembari membersihkan ktp.r
Dalam sehari berjualan di depan Masjid, ia bisa mengantongi antara Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu.
Selain di depan masjid, ia juga menyasar area car free day di akhir pekan. Di hari itu, banyak juga orang yang mampir ke lapaknya.
Sekali servis, biasanya ia memasang harga dari Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu tergantung kerusakan.
Kalau kartunya patah, terkelupas dan banyak diisolasi, harganya tentu lebih mahal karena proses reparasinya memakan waktu lebih lama.
Hanya ada dua orang yang menjual jasa servis KTP di Masjid tersebut, Hartono dan rekannya.
Hartono mengajak rekannya untuk membantu menjajakan jasa servis kartu dengan keuntungan bagi hasil.
Kala itu, ia belajar mereparasi kartu secara otodidak dengan melihat petugas membuat kartu SIM di samsat.
Menurutnya, kualitas kartu SIM di samsat sudah jauh lebih bagus karena nama identitas diri sudah menyatu dengan kartu. Namun, tidak demikian untuk KTP.
• Bayi Rahman-Rahim Sempat Dijadwalkan Operasi Pemisahan Juli 2020, Tapi Batal Gara-gara Covid-19
• Inter Milan vs Sevilla, Bek Persita Jagokan I Nerazzurri Kalahkan Penguasa Liga Europa
Ia masih menemukan identitas diri di KTP masih ada yang dicetak ke dalam plastik sehingga mudah mengelupas atau luntur.
Hartono sering mendengar banyak orang penasaran dengan mata pencahariannya.
Plang bertuliskan perbaikan KTP dan Servis KTP yang tak biasa ditemukan di Jakarta ini mengundang orang untuk mampir dan bertanya kepada Hartono.
"Itu sengaja (saya pasang plang). Marketingnya seperti itu, biar bikin orang penasaran. Jadi pasti orang nanya-nanya. Saya sih terbuka aja," pungkasnya.