Bayi Kembar Rahman Rahim Meninggal

Uang Donasi Telah Terkumpul Hingga Dijadwalkan Operasi, Bayi Kembar Siam di Bekasi Tutup Usia

Bayi kembar siam bernama Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi (Rahman-Rahim) asal Bekasi meninggal dunia pada, Rabu, (19/8/2020)

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Ika Mutia Sari dan Romi Darma Rachim orangtua bayi kembar siam Rahman-Rahim saat dijumpai di kediamannya, Jumat, (21/8/2020). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Bayi kembar siam bernama Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi (Rahman-Rahim) asal Bekasi meninggal dunia pada, Rabu, (19/8/2020).

Bayi laki-laki yang lahir pada 24 September 2018 dari pasangan suami istri Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30), meninggal pada usia 23 bulan.

Ika sang Ibu mengatakan, putra kembarnya sebelum menghembuskan nafas terakhir memang mengalami sakit berupa demam.

"Pas malam tanggal 19 Agustus itu demam, saya kasi obat demam sama susu," kata Ika saat dijumpai di kediamannya, Jalan Bintara Jaya IV, Bekasi Barat, Jumat, (21/8/2020).

Namun sekira pukul 23.00 WIB, kondisi kesehatan Rahman-Rahim kian memburuk, badannya tampak mengigil akibat demam yang tak kunjung mereda.

Ika lalu membawa bayi kembarnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi agar mendapatkan pertolongan medis.

"Saya dibantu Ambulan Puskesmas bawa anak saya ke RSUD, diperjalanan kondisinya udah diam aja," terangnya.

Kondisi diam pada saat diperjalanan menuju RSUD membuat Ika panik, sesampainya di rumah sakit, bayinya langsung diperiksa tim medis.

"Diperika di IGD, jantung, nafasnya cuma udah enggak ada duluan," terangnya.

Menurut Ika, bayi kembar Rahman-Rahim memang memiliki penyakit bawaan berupa paru dan jantung.

Kondisi demam lanjut dia, kerap dialami bayi kembar siamnya, sehingga sering membuat kondisi tubuh keduanya tidak stabil.

"Kalau demam emang sering, pilek, terus si Rahim kan emang punya penyakit bawaan, kalau yang satu sakit dua-duanya pasti ngikut sakit," paparnya.

Adapun bayi kembar siam Rahman-Rahim terlahir dengan kondisi dempet di bagian dada hingga perut.

Seluruh organ tubuh masing-masing bayi ini lengkap mulai dari kepala hingga kaki, begitu juga dengan organ dalamnya.

Hanya saja, bagian jantung dan hati bayi kembar siam ikut menempel sehingga menyulitkan proses operasi pemisahan.

Rahman oleh orangtuanya dinobatkan sebagai kakak, sedangkan Rahim ditetapkan sebagai adik.

Semasa hidup, Rahman memang tampak lebih lincah dan aktif ketimbang Rahim.

Menurut orangtuanya, Rahim menderita dandy walker syndrome atau kelainan genetik bawaan yang mempengaruhi perkembangan otak.

Uang Donasi Telah Terkumpul

Romi sang ayah mengatakan, penggalangan dana yang dilakukan di situs kitabisa.com dilakukan untuk biaya operasi pemisahan bayi kembar siamnya.

"Emang uang kitabisa.com untuk biaya operasi aja niatnya, karenakan kata dokter butuh biaya sekitar Rp1 miliar," kata Romi, Jumat, (21/8/2020).

Penggalangan dana itu sudah dilakukan sejak Agustus 2019 silam, hingga kini dana yang sudah terkumpul mencapai Rp1.560.744.577 dari target Rp1,6 Miliar.

Menurut Romi, selama ini dia dan sang istri baru melakukan pencairan dana tersebut untuk keperluan operasional bolak-balik rumah sakit.

Selain itu, terakhir pihaknya mendapat pencarian dana sebesar Rp20 juta sebagai bentuk uang belasungkawa setelah Rahman-Rahim meninggal dunia.

"Kalau kemarin-kemarin cairin dana buat operasional aja, beli susu, beli pempers kadang juga buat beli obat kan ada beberapa obat yang di-cover BPJS," terangnya.

Romi sendiri sehari-hari bekerja sebagai penjaga parkir di salah satu ruko di Kota Bekasi, pekerjaan sampingannya juga bekerja sebagai driver ojek online.

"Jaga parkir sore jam 4 sampai jam 11, pagi saya narik ojol, kalau istri dulu sempet kerja di toko tapi karena ngurus si kembar dia udah enggak kerja," terangnya.

Uang penggalangan dana yang sudah terkumpul kata Romi, tidak akan dicarikan lagi lantaran putranya kini sudah tiada.

Dana sebesar Rp1,5 miliar itu nantinya, akan dikelola kitabisa.com untuk dialihkan ke orang yang membutuhkan atau anak yang bernasib sama seperti Rahman-Rahim.

"Kalau uang penggalangan dananya udah buat yang membutuhkan aja, terakhir itu aja Rp20 juta buat kerohanian pas Rahman-Rahim meninggal," terang dia.

Pelanggan Cinta Sekejap Seusia Mendiang Ayah, Dara 19 Tahun: Sedikit yang Sopan

Pekan Depan, Persita Tangerang Gelar Latihan Perdana

Satu Keluarga Ditemukan Tewas di Dalam Rumah, Jasadnya Telah Membusuk Hingga TKP Dipenuhi Darah

Dijadwalkan Operasi Akhir Tahun

Bayi kembar siam Ahmad Rahman Al-Ayyubi dan Ahmad Rahim Al-Ayyubi (Rahman-Rahim) asal Bekasi sempat dijadwalkan operasi pemisahan pada Juli 2020.

Namun, rencana operasi pemisahan itu batal dilakukan akibat pandemi Covid-19 yang melanda sejak Maret 2020 lalu hingga kini.

Ibunda Rahman-Rahim, Ika Mutia Sari (30) mengatakan, operasi pemisahan bayi kembar siamnya rencananya akan dilalukan di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta.

"Juli (2020) harusnya mau dioperasi, cuma karena Covid-19 rumah sakit kekurangan tim medis karena banyak nanganin kasus," kata Ika di kediamannya, Bintara Jaya, Kota Bekasi, Jumat, (21/8/2020).

Ika menuturkan, setelah jadwal operasi pemisahan dibatalkan, tim rumah sakit yang menangani bayinya lalu menjadwalkan ulang.

Rencanaya, September atau akhir tahun 2020 ini Rahman-Rahim akan menjalani operasi pemisahan yang sejak lama diupayakan.

"September atau akhir tahun ini dijadwalkan ulang, tapi Allah berkehendak lain (bayi kembar siam meninggal dunia)," tuturnya.

Dia mengaku, proses operasi pemisahan memang memerlukan serangkaian persiapan salah satunya kecukupan berat badan kedua bayi kembar siam.

Saat lahir, Rahman-Rahim hanya memiliki berat badan 3,2 kilogram, di usia 10 bulan berat badanya mulai meningkat menjadi 10 kilogram.

Sebelum tutup usia pada, Rabu, (19/8/2020), Rahman-Rahim di usia 23 bulan memiliki berat badan 12,9 kilogram.

"Kalau dari segi berat badannya si udah cukup ya, makanya waktu Juli itu sebenarnya udah mau operasi," terangnya.

Menurut Ika, bayi kembar Rahman-Rahim memang memiliki penyakit bawaan berupa paru dan jantung.

Kondisi demam lanjut dia, kerap dialami bayi kembar siamnya, sehingga sering membuat kondisi tubuh keduanya tidak stabil.

"Kalau demam emang sering, pilek, terus si Rahim kan emang punya penyakit bawaan, kalau yang satu sakit dua-duanya pasti ngikut sakit," paparnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved