Antisipasi Virus Corona di Tangsel
Curhat Wali Kota Airin Soal Warga Tangerang Selatan Enggan Tes Covid-19
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mencurahkan isi hatinya soal sikap warganya saat pandemi Covid-19 ini.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mencurahkan isi hatinya soal sikap warganya saat pandemi Covid-19 ini.
Memasuki bulan ke-6 pandemi Covid-19 di Indonesia, Airin ternyata membeberkan dua sikap warganya terhadap pelaksanaan tracing Covid-19 melalui rapid test mau pun swab test.
Pasalnya, warga Tangerang Selatan sebagian ada yang antipati dan takut untuk melaksanakan rapid test atau swab test.

Selain takut prosesnya, mereka takut mengetahui kenyataan kalau hasilnya adalah reaktif atau positif Covid-19.
"Jadi yang menarik di lapangan itu ada yang senang dan tidak senang untuk diperiksa, mereka enggak mau tahu hasilnya yang penting jalanin saja kehidupannya," kata Airin saat penyerahan Mobile Lab Biosafety Level 2 di Tangerang Selatan, Minggu (30/8/2020).
Pasalnya, Forkopimda Tangerang Selatan pernah berdiskusi kalau semakin banyak tes Covid-19 yang dilaksanakan maka semakin banyak kasusnya.
Maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatam pun akan menaikan status zona Covid-19 bila terhitung banyak yang positif.
"Nanti semakin zona merah kami pimpinan nantinya bakal dihujat warga. Ada salah satu pimpinan bilang kalau udah lah enggak udah tes kalau toh nanti akhirnya bingung sendiri di akhir yang bakal berpengaruh pada pembukaan roda perekonomian," curhat Airin.
Kendati demikian, setelah berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan kalau kesehatan dan ekonomi harus berjalan beriringan.
Maka dari itu pihaknya pun secara perlahan telah membuka pusat-pusat ekonomi masyarakat seperti mal, pasar, tempat wisata, dan lain sebagainya dengan protokol kesehatan.
"Makanya kami mengusulkan tes tetap dilaksanakan tapi nanti dibuatkan klaster sendiri untuk yang positif untuk isolasi mandiri selama 14 hari. Yang penting walau sesama keluarga tetap harus pakai protokol kesehatan," ucap Airin.
Ia pun berterima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia atas penyerahan Mobile Lab Biosafety Level 2 untuk melakukan swab test secara dinamis.
Laboratorium berjalan tersebut diberikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia yang dibuat langsung oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Teknologi tersebut merupakan teknologi swab test pertama di Indonesia untuk mendeteksi kasus penyebaran Covid-19.