Pria yang Membentak Pesepeda dan Mengaku Polisi di PIK 2 Ternyata Berprofesi Sebagai Kontraktor

Dalam video permintaan maafnya atas insiden tersebut, JM mengaku bahwa dirinya hanya masyarakat sipil biasa dan bekerja sebagai seorang kontraktor

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
Istimewa
JM, orang yang mengaku sebagai polisi dan membentak pesepeda di PIK 2. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - JM, pria yang videonya viral saat membentak pesepeda serta mengaku sebagai polisi, ternyata sama sekali bukan anggota Polri.

Dalam video permintaan maafnya atas insiden tersebut, JM mengaku bahwa dirinya hanya masyarakat sipil biasa dan bekerja sebagai seorang kontraktor.

JM pun meminta maaf telah mengaku-ngaku sebagai anggota polisi dalam insiden pertengkarannya dengan pesepeda di kawasan PIK 2 pada Minggu (30/8/2020) lalu.

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada institusi Polri karena di dalam keributan tersebut saya mengaku sebagai anggota polisi," kata JM dalam video yang dilihat TribunJakarta.com, Rabu (2/9/2020).

"Dengan ini saya mengklarifikasi bahwa saya bukan anggota polisi, di mana saya sehari-hari bekerja sebagai kontraktor di PT Tunas Mandiri Sejahtera," ucap dia.

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Ardyansyah mengatakan, JM sudah menjalani pemeriksaan.

JM mengaku-ngaku sebagai anggota polisi lantaran pada saat kejadian dirinya sedang emosi.

"Dia ngaku polisi karena emosi supaya permasalahan bisa reda," jelas Ardyansyah.

PSSI Yakin Elkan Baggott Ikut TC Timnas U-19 Indonesia di Kroasia

Viral Pria Mengaku Polisi Berseteru dengan Pesepeda di PIK 2, Berawal dari Masalah Parkir

Perkara yang mengarah kepada pertengkaran itu ternyata hanya dilandasi masalah parkir.

Pria yang membentak pesepeda dalam video itu, JM, awalnya hendak parkir di salah satu titik di kawasan PIK 2 itu.

Ketika hendak memarkirkan mobilnya, JM melihat ada mobil yang melawan arus sehingga ia meminggirkan mobilnya.

Ketika ada salah satu celah yang kosong dan JM hendak memarkirkan mobilnya, ada si pesepeda, AS, yang membawa berhenti di sana.

"Itu dia ingin parkir, karena ada mobil di depan yang melakukan lawan arus, ternyata dia minggir untuk parkir di sebelah kanan," kata Ardyansyah.

"Ternyata saat parkir, dia ingin masuk ke area parkir tetapi di situ ada sepeda. Lalu terjadilah kesalahpahaman kejadian tersebut," imbuh dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved