Anggota DPRD Ini Buat Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya Naik Darah: Jangan Anggap Saya Remeh & Lemah
Di depan podium, Iti meminta Musa untuk tidak menganggap remeh. Dia juga meminta Musa untuk tidak mencari panggung meninggalnya Ketua DPRD Lebak.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, LEBAK - Viral video Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya marah saat sedang mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Lebak, Banten, Senin (7/9/2020).
Iti meluapkan amarah saat menjawab tuduhan dari anggota DPRD yang menyebut pemerintah daerah tidak menghargai meninggalnya Ketua DPRD Lebak Dindin Nurohmat.
Awalnya, rapat paripurna mengenai perubahan anggaran 2020 berjalan biasa.
Namun, di sela-sela rapat, muncul interupsi dari salah satu anggota DPRD, yakni Musa Weliansyah.
Musa mengaku prihatin dengan cara pengurusan jenazah Ketua DPRD.
Dari info yang dia dapat, tidak ada protokoler yang dilakukan saat prosesi pengantaran jenazah hingga pemakaman.
Menurut Musa, tidak ada perwakilan pihak pemerintah yang hadir saat pemakaman, bahkan dari pihak kecamatan sekalipun tidak ada.
"Miris sekali saya melihat tidak beda dengan masyarakat biasa, padahal mereka adalah pimpinan kita semua," kata dia.
Interupsi Musa tersebut kemudian ditanggapi langsung oleh Iti saat pidato di podium.
Iti menyanggah apa yang dikatakan oleh Musa.
Bahkan Iti menuding balik, justru banyak anggota DPRD Lebak yang tidak hadir.
"Saya lihat anggota Dewan yang ada di sana cuma tiga. Kami sudah standby dari pagi sampai sore menunggu kepastian jenazah Ketua DPRD di Maja, karena informasi yang kami dengar jenazah akan di bawa ke Maja, baru ke Panggarangan," kata Iti.
Iti mengatakan, pihaknya hadir lebih dulu di rumah duka dan menunggu kepastian soal jenazah Ketua DPRD yang masih berada di Serpong.
Menurut Iti, di rumah duka juga hadir Kapolres dan Komandan Kodim Lebak.
Mereka semua menunggu kedatangan jenazah.
"Jadi kalau anda bilang kami enggak menghargai dan menghormati, anda salah. Malah saya lihat Bapak-Bapak ini tidak ada di sana untuk berbelasungkawa dengan keluarga," kata Iti.
Di depan podium, Iti meminta Musa untuk tidak menganggap remeh dengan tudingannya tersebut.
Dia juga meminta Musa untuk tidak mencari panggung atas meninggalnya Ketua DPRD Lebak.
"Pak Musa jangan anggap saya remeh dan lemah. Saya tahu Pak Musa selalu menjatuhkan, mendiskreditkan saya di media sosial. Saya tahu karena Pak Musa ingin mencari panggung dari persoalan ini," kata Iti.
Iti kemudian kembali menegaskan pernyataannya tersebut.
"Saya catat Pak Musa, bagaimana anda mendiskreditkan saya selaku Bupati Lebak. Saya tahu. Tolong dicatat Pak Musa," kata Iti.
Iti kemudian menyudahi kata-katanya yang bernada tinggi tersebut dengan permintaan maaf.
Iti mengaku terbawa emosi dan berharap semua pihak saling berprasangka baik terhadap persoalan apapun.
"Jadi mulai saat ini mari kita berprasangka baik terhadap apapun. Jangan karena ketidaksukaan kepada seseorang, apalagi politik, menjadikan tali silaturahim kita terputus," kata Iti.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, usai rapat paripurna, Iti dan Musa berjabat tangan saat meninggalkan ruangan.
Ketua DPRD Lebak meninggal dunia saat menginap di hotel

Ketua DPRD Kabupaten Lebak, Dindin Nurohmat, meninggal dunia di hotel kawasan Jalan Raya Serpong, Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Minggu (6/9/2020).
Kapolres Tangsel, AKBP Iman Setiawan, pun mengungkapkan, kronologi meninggalnya Dindin.
Dindin check in di hotel sekira pukul 22.00 WIB, Sabtu (5/9/2020), bersama seorang wanita yang diketahui berinisal L.
Empat jam kemudian, sekira pukul 02.00 WIB dini hari, Dindin mengeluhkan sakit di bagian dada.
"Jadi kronologisnya saat almarhum bersama rekannya menginap di sana di hotel pada jam 10 malam masuk, jam 02.00 WIB malam mengeluh, karena dadanya," ujar Kapolres kdi Mapolres Tangsel, Jalan Raya Promoter, Serpong, Senin (7/9/2020).
Dua jam kemudian, sekira pukul 04.00 WIB, rekan wanita Dindin menghubungi petugas hotel dan bantuan medis datang.
"Kemudian rekannya menghubungi petugas front office dan dihubungi rumah sakit, kurang lebih jam 04.00 WIB subuh ada bantuan medis yang melakukan pemeriksaan di sana. Setelah itu korban dinyatakan meninggal dunia," ujanya.
Iman mengatakan, Dindin memiliki riwayat penyakit, walaupun belum diungkapkan apa penyakit yang dimaksud.
"Menurut keterangan, korban punya riwayat medis," ujarnya.
Setelah dinyatakan meninggal, Dindin dibawa ke rumah sakit sebelum dibawa ke rumah duka, walaupun tidak diotopsi.
Iman mengatakan, di kamar hotel tersebut ditemukan resep obat.
"Secara spesifik saya harus cek lagi (jenis obatnya). Yang jelas berdasarkan keterangan saksi ada keluhan dada dan juga kita sempat konfrontir bahwa ada riwayat sakit," ujarnya.
Penyebab kematian masih didalami aparat kepolisian. Sejumlah saksi sedang diperiksa.
"Penyebab kematian nanti kita simpulkan setelah semua saksi kita periksa lengkap," ujarnya.
Kamar promo
Seorang petugas Hotel tersebut mengungkapkan, Dindin menyewa kamar jenis deluxe seharga Rp500 ribu.
Namun karena sedang promo, Dindin hanya perlu membayar Rp 350 ribu per malam.
"Dia deluxe, dia pesannya satu bed besar," ujar petugas Hotel tersebut, Senin (7/9/2020).
Petugas tersebut mengatakan, baru sekali melihat Dindin menginap di hotel tersebut.
Meskipun sang petugas belum genap setahun bekerja di hotel yang dekat dengan Bundaran Alam Sutera itu.
Dindin menginap bersama seorang wanita di kamar 352.
Sampai saat ini kamar tersebut masih digaris polisi.
"Masih digaris polisi, kamar 352, yang deluxe. Saya kurang tahu, tapi memang sama perempuan, teman perempuannya," ujarnya. (Kontributor Banten/Acep Nazmudin)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duduk Perkara Bupati Lebak Marah Saat Rapat Paripurna"