Marc Klok Punya Ritual Khusus Sebelum Menjalani Pertandingan Bersama Persija

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Bagi sebagian pemain sepak bola, mendengarkan musik sebelum pertandingan adalah ritual yang harus dijalani.

Alasannya untuk membuat diri lebih santai sebelum melakoni laga saat berada di bus ataupun kamar ganti.

Ritual seperti ini juga dijalani Marc Klok. Ia selalu mendengarkan lagu untuk membuat nyaman pikiran sebelum bertarung di sebuah pertandingan.

Marc Klok memiliki tiga lagu favorit yang selalu diputarnya baik di bus ataupun kamar ganti.

“Saya memiliki tiga lagu yang paling sering saya dengarkan. Lagu-lagu itu adalah Trophies (Drake), Soweto Blues (Juls) dan Djadja (Aya Nakamura),” ujar Klok seperti dikutip dari laman resmi Persija, Kamis (17/9/2020).

Klok tidak asal pilih menentukan seleranya. Pemain bernomor punggung 10 itu menilai lagu-lagu tersebut dapat menambah semangat untuk menjalani petandingan.

“Lagu-lagu tersebut membuat saya relaks dan bergairah. Ketika mendengarkan lagu itu energi saya seperti bertambah untuk pertandingan dan di saat yang bersamaan juga lebih fokus. Kalian harus mencobanya,” tambah Klok.

Kabar naturalisasi Marc Klok

Pemain asing Persija Jakarta, Marc Klok, sedang menyambangi kantor DPR RI, apakah sedang mengurus naturalisasi jadi Warga Negara Indonesia (WNI) ?

Salah satu pemain berpaspor luar negeri Persija Jakarta memang sebelumnya telah menyatakan keinginannya untuk menjadi WNI lewat jalur naturalisasi.

Keinginan naturalisasinya itu sejatinya sudah lama, bahkan sebelum Marc Klok membela Persija Jakarta dan masih membela PSM Makassar.

Mark Klok memang menjadi pemain baru Persija Jakarta pada Liga 1 2020 sejak kedatangannnya pada akhir Januari 2020.

Semenjak jadi pilar anyar Macan Kemayoran, Klok kini menjadi idola baru para fan Persija, The Jak Mania.

Desas-desus pemain asal Belanda tersebut yang ingin menjadi seorang WNI pun juga disambut positif oleh sebagian pendukung Persija Jakarta.

Soal perkembangan naturalisasi Marc Klok sejatinya juga sempat diutarakan oleh Ferry Paulus.