Kapal Ikan Simpan 5 Mayat ABK

Lima ABK Tewas Usai Tenggak Miras Oplosan Berniat Cari Hiburan Sambil Karaokean di Atas Kapal

Miras oplosan yang mereka bawa itu awalnya hendak dijadikan pelengkap untuk menghibur diri di tengah lautan.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Kasat Reskrim Polres Kepulauan Seribu AKP Fahmi Amarullah saat memberikan keterangan di Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (21/9/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Lima Anak Buah Kapal (ABK) KM Starindo Jaya Maju VI tewas usai menenggak minuman keras oplosan di atas kapal ikan tempat mereka bekerja.

Miras oplosan yang mereka bawa itu awalnya hendak dijadikan pelengkap untuk menghibur diri di tengah lautan.

Kasat Reskrim Polres Kepulauan Seribu AKP Fahmi Amarullah mengatakan, miras oplosan itu sengaja dibawa dari daratan untuk diminum saat kapal sedang berlayar.

"Mereka sebenarnya hanya untuk hiburan saja," kata Fahmi di Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (21/9/2020).

Dijelaskan Fahmi, para ABK tersebut biasanya kerap kali bernyanyi bersama sebagai sarana hiburan mereka di atas kapal.

Miras oplosan tersebut lah yang pada awalnya hendak dijadikan pelengkap saat para ABK itu bernyanyi bersama.

"Di kapal itu ada semacam buat nyanyi-nyanyi itu, setel tape bisa nyanyi-nyanyi. Nah itu sambil nyanyi dia minum miras biar ada efek lah," kata Fahmi.

Diketahui, alkohol 70 persen serta minuman berenergi dalam kemasan menjadi campuran dalam miras oplosan ini.

Adapun kelima ABK yang tewas usai mengonsumsi miras oplosan tersebut masing-masing bernama Putra Enggal Pradana (19), Khoirul Mutaqqin (24), M. Zulkarnaen (24), Mohammad Son Haji (27), serta Miftakhul Huda (21).

Kapal ikan KM Starindo Jaya Maju VI ditemukan tengah mengangkut lima jenazah ABK di perairan Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, Kamis (17/9/2020).

Penemuan kapal pengangkut jasad manusia ini terjadi saat aparat Polres Kepulauan Seribu tengah menggelar Operasi Yustisi serta patroli rutin.

Polisi mendapati lima jenazah ABK tersebut disimpan di dalam ruangan pendingin.

Kelima ABK tersebut ternyata sudah meninggal hampir dua pekan. Keterangan nakhoda dan awak kapal lainnya, kelima jenazah tersebut sengaja diawetkan agar tidak membusuk untuk dikembalikan ke keluarga mereka.

Kronologi

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved