Antisipasi Virus Corona di DKI
Cerita Kebiasaan Penggali Makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon Sebelum Bertemu Keluarga
Para penggali makam di TPU Pondok Ranggon harus tetap menjaga kesehatan mereka. Begini cerita mereka sebelum bertemu keluarga di rumah.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Terkadang Makmur bisa sampai di rumah sebelum matahari terbenam. Lebih seringnya pas hari mulai gelap.
Prosedur jenazah pasien Covid-19 yang harus dikubur sebelum empat jam, membuat Makmur selalu siaga.
"Lonjakan kemarin pas Agustus, akhir Agustus. Sepagian semalaman. Paling banyak lima jenazah, dari Tangsel semua," ujarnya.
Kedatangan jenazah yang kerap tanpa pemberitahuan membuat waktu istirahat Makmur sering terganggu.
• Cat Tumpah di Jalan Raya Dr Saharjo Tebet, Sejumlah Pengendara Motor Terjatuh
"Kadang-kadang dadakan sih. Kita mau istirahat siang gitu, datang, terus keganggu lagi," ujarnya.
Bagi Makmur yang sudah bekerja selama tiga tahun di TPU Jombang itu, tidak ada yang namanya hari libur.

Yang ada hanya waktu istirahat dan siaga 24 jam.
"Enggak ada waktu libur, paling bergantian sama kawan, kalau mau istirahat. Enggak ada waktu tetapnya," ujarnya.
Bekerja di siang yang terik dan terkadang hujan deras, Makmur harus selalu dalam kondisi prima.
Terlebih, kewajiban memakai hazmat yang sangat tidak nyaman, membuat proses penguburan dua kali lebih berat.
Makmur bersyukur, sang istri yang begitu menyayanginya selalu menyiapkan vitamin setiap berangkat ke TPU.
Sang istri paham betul, suaminya bekerja di lokasi berisiko tinggi terpapar Covid-19. Badan yang bugar mutlak diperlukan.
"Dibeliin vitamin sama istri, iya vitamin C, apa segala bae dah dibeliin istri," ujarnya sambil tersipu.
Makmur berharap masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari paparan Covid-19.
"Ya jangan sampai lah kita seperti ini. Tapi kita enggak tahu juga ya. Yang penting kita jaga jarak. Yang penting olahragalah, pakai masker," kata dia.