Antisipasi Virus Corona di DKI

Cerita Kebiasaan Penggali Makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon Sebelum Bertemu Keluarga

Para penggali makam di TPU Pondok Ranggon harus tetap menjaga kesehatan mereka. Begini cerita mereka sebelum bertemu keluarga di rumah.

TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Petugas makam tengah menggali lubang untuk jenazah covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur pada Minggu (24/5/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Kian hari jumlah jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 terus bertambah.

Sebulan terakhir, penggali makam khusus jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, sempat mencatatkan rekor baru.

Di mana mereka memakamkan hingga 44 jenazah dalam satu hari.

Meski begitu, para penggali makam di TPU Pondok Ranggon harus menjaga stamina dan kesehatan mereka.

Komandan Regu PJLP TPU Pondok Ranggon, Nadi (47), menceritakan, ia bersama rekan lainnya sebenarnya diliputi rasa takut dan khawatir.

Nadi takut bila virus corona turut dibawa olehnya dan menyerang keluarganya.

Jangan Menangis Ayah Sudah Tua, Ayah Tidak Takut Masuk Penjara

Namun atas dukungan dari orang sekitar, ia dapat meminimalisir kecemasan tersebut.

"Ini saya takut. saya jaga diri jaga keluarga, jaga keluarga," katanya kepada TribunJakarta.com, Jumat (25/9/2020).

Petugas makam tengah menggali lubang untuk jenazah covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur pada Minggu (24/5/2020).
Petugas makam tengah menggali lubang untuk jenazah covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur pada Minggu (24/5/2020). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

"Kalau dari lingkungan saya semenjak bulan Maret sampai sekarang, semuanya memberikan support," ia menambahkan. 

Sebelum pulang ke rumah, Nadi bersama rekan lainnya diwajibkan untuk membersihkan diri lebih dulu.

Lazimmya, ia bisa membawa beberapa setel pakaian dalam satu hari.

"Kita dianjurkan sama pimpinan segera mandi usai bertugas. Kita kan harus menjaga keluarga, jadi mandi dulu. Kita selalu bawa baju ganti. Saya biasanya bawa dua baju," lanjutnya.

Sesampai di rumah, Nadi masuk pintu belakang dan segera merendam seragamnya dengan detergen.

2 Minggu Ini, Petugas TPU Pondok Ranggon Makamkan 40 Jenazah Pasien Covid-19 per Hari

Hal ini merupakan kebiasaan yang ia lakoni ketika regunya mendapatkan giliran untuk memakamkan jenazah dengan protap Covid-19.

"Untuk seragam, di bawa pulang. Kemudian segera direndam dengan detergen." 

"Untuk seragam alhamdulillah lebih dari 3 pasang. Kita diperhatikan sama Dinas."

"Kemudian ketika pulang, saya kita lewat belakang rumah. Rumah saya jaraknya 100 meter dari TPU Pondok Ranggon. Sampai di rumah mandi lagi," jelasnya.

Nadi dan rekan lainnya berharap agar pandemi ini segera berakhir.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, yakni 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Tak Mengenal Waktu Libur

Makmur (47) baru saja mengubur satu jenazah pasien Covid-19 di TPU Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (23/9/2020).

Bajunya kuyup bermandikan keringat. Kaus tangan panjang hitamnya terlihat lebih gelap.

Celana sebetis warna krem yang dikenakannya sudah penuh tanah. Warna cokelat tua lebih terlihat mendominasi. 

Sidak ke TPU Pondok Ranggon Sabtu Malam, Gubernur Anies: 45 Jenazah Dikubur Hari Ini

"Hari ini baru satu," ujar Makmur sambil tersenyum.

Di tengah terik matahari, Makmur bercerita tentang pekerjaannya yang belakangan terasa lebih berat.

Seiring melonjaknya kasus Covid-19 di berbagai daerah termasuk di Tangsel, korban meninggal pun bertambah.

Dalam sehari, minimal Makmur dan penggali kubur lainnya harus menggali dua lubang. Kini ia bisa menggali empat sampai lima lubang.

Setiap pukul 07.00 WIB, Makmur harus sudah sedua dengan paculnya sebagai alat kerja utama.

Meski waktu masuk kerjanya selalu sama, namun waktu pulang dari pemakaman tidaklah menentu.

Terkadang Makmur bisa sampai di rumah sebelum matahari terbenam. Lebih seringnya pas hari mulai gelap.

Prosedur jenazah pasien Covid-19 yang harus dikubur sebelum empat jam, membuat Makmur selalu siaga.

"Lonjakan kemarin pas Agustus, akhir Agustus. Sepagian semalaman. Paling banyak lima jenazah, dari Tangsel semua," ujarnya.

Kedatangan jenazah yang kerap tanpa pemberitahuan membuat waktu istirahat Makmur sering terganggu.

Cat Tumpah di Jalan Raya Dr Saharjo Tebet, Sejumlah Pengendara Motor Terjatuh

"Kadang-kadang dadakan sih. Kita mau istirahat siang gitu, datang, terus keganggu lagi," ujarnya.

Bagi Makmur yang sudah bekerja selama tiga tahun di TPU Jombang itu, tidak ada yang namanya hari libur.

Makmur, penggali makam di TPU Jombang, Ciputat, Tangsel, Rabu (23/9/2020).
Makmur, penggali makam di TPU Jombang, Ciputat, Tangsel, Rabu (23/9/2020). (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir)

Yang ada hanya waktu istirahat dan siaga 24 jam.

"Enggak ada waktu libur, paling bergantian sama kawan, kalau mau istirahat. Enggak ada waktu tetapnya," ujarnya.

Bekerja di siang yang terik dan terkadang hujan deras, Makmur harus selalu dalam kondisi prima.

Terlebih, kewajiban memakai hazmat yang sangat tidak nyaman, membuat proses penguburan dua kali lebih berat.

Makmur bersyukur, sang istri yang begitu menyayanginya selalu menyiapkan vitamin setiap berangkat ke TPU.

Sang istri paham betul, suaminya bekerja di lokasi berisiko tinggi terpapar Covid-19. Badan yang bugar mutlak diperlukan.

"Dibeliin vitamin sama istri, iya vitamin C, apa segala bae dah dibeliin istri," ujarnya sambil tersipu.

Makmur berharap masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari paparan Covid-19.

"Ya jangan sampai lah kita seperti ini. Tapi kita enggak tahu juga ya. Yang penting kita jaga jarak. Yang penting olahragalah, pakai masker," kata dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved