''Jangan Menangis Ayah Sudah Tua, Ayah Tidak Takut Masuk Penjara''
"Ayah sudah melakukannya. Jangan menangis. Ayah sudah tua. Ayah tidak takut masuk penjara." Ucapan Tan Nam Seng tiga tahun silam terkabul.
TRIBUNJAKARTA.COM - "Ayah sudah melakukannya. Jangan menangis. Ayah sudah tua. Ayah tidak takut masuk penjara."
Ucapan Tan Nam Seng tiga tahun silam kepada putrinya Shyller Tan dari balik telepon seluler, terbukti dikabulkan pengadilan pada Senin (21/9/2020).
Saat berjalan menuju kantornya, Tan melihat Spencer Tuppani sedang menikmati makan siang.
Perlahan menghampiri menantunya itu, Tan meluapkan emosinya sambil berujar, "Kamu memang keterlaluan!"
Tiba-tiba tangan Tan merogoh pisau dari dalam tas dan menyarangkannya tiga kali ke dada Tuppani.
Jam menunjukkan pukul 13.20 siang waktu Singapura, tanggal 10 Juli 2017.
• Cumbui Istri Orang Waktu Subuh dan Magrib, Oknum Satpol PP Ini Ngaku Cuma Pegang-pegang
Banyak mata mendadak melihat Tan membiarkan Tuppani menjauh dari kedai kopi di Jalan Telok Ayer dengan luka tusuk.
Ia menyaksikan detik-detik Tuppani berlari, sempat jatuh pingsan di restoran sebelah Jalan Boon Tat.

Sampai akhirnya, Tuppani meninggal dunia di tempat.
Dua kali sepakan Tan mendarat di muka mayat menantunya.
Sementara orang-orang membuat kerumunan kecil menjaga jarak, melihat apa yang terjadi.
Tan tidak seperti pembunuh. Tubuhnya sedikit tambun, berkemeja putih lengan pendek dimasukkan ke celana bergesper.
Ia berdiri begitu tenang, memandangi mayat Tuppani.
• Rangkuman Kejahatan dan Pergerakan Fajri dan Laeli setelah Mutilasi Rinaldi Hingga Kuasai Hartanya
"Ini menantu saya. Tidak perlu tolong dia. Dia pantas mati," begitu maklumat Tan kepada orang-orang di sekeliling.
Pisau berlumur darah menantunya ia letakkan dengan tenang di samping meja.
Tan lalu duduk menunggu polisi datang.