Antisipasi Virus Corona di Tangsel

Cerita Handoko : Instruktur Senam di Rumah Isolasi Covid-19 Hingga Ciptakan Gerakan 3M Didi Kempot

Pria 58 tahun itu tengah menjadi instruktur senam di tempat isolasi orang-orang yang terpapar virus corona di Rumah Lawan Covid-19 Tangsel.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Elga H Putra
Tribun Jakarta/Jaisy Rahman Tohir
Handoko, saat menjadi instruktur senam di Rumah Lawan Covid-19 Tangsel, Ciater, Serpong, Minggu (4/10/2020). 

Dengan senam yang tepat, tubuh akan merespons lebih baik dan menjadi lebih prima.

"Biasanya badan itu segar kembali karena kita mengacu pada saya tahan tubuh. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat," ujarnya.

Senam "Ojo Mudik" Didi Kempot

Perkara musik yang digunakan juga penting. Handoko bahkan menciptakan gerakan senam untuk lagu Didi Kempot berjudul "Ojo Mudik".

Lagu yang diciptakan sang legenda musik campur sari itu berkaitan dengan anjuran menerapkan protokol kesehatan.

Baginya, lagu sang maestro sangat tepat untuk mengampanyekan gaya hidup bersih dan sehat dalam mengantisipasi Covid-19.

"Itu ada lagu salah satunya 'Ojo Mudik', waktu masih gencar-gencarnya Covid-19, Didi Kempot menciptakan itu, saya langsung bikin gerakan, mereka pada suka juga. Saya bikin sendiri jaga jarak cuci tangan pakai masker, jadi mereka selalu ingat. Saya menanamkan ini harus selalu ada. Selalu disampaikan pas senam," ujarnya.

Handoko, instruktur senam di Rumah Lawan Covid-19 Tangsel, Ciater, Serpong, Minggu (4/10/2020).
Handoko, instruktur senam di Rumah Lawan Covid-19 Tangsel, Ciater, Serpong, Minggu (4/10/2020). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Takut Tertular

Bukan tanpa rasa takut. Datang ke rumah isolasi Covid-19 dan bertemu pasien dengan jarak yang cukup dekat, tetap membuat Handoko khawatir.

Baginya, ia bisa saja tertular, di manapun. Yang lebih membuatnya khawatir, Handoko takut menularkan virus ganas itu kepada keluarganya, ibunya.

Di rumahnya, sang Ibu merupakan penderita stroke. Covid-19 bisa berdampak sangat berbahaya.

"Saya takutnya cuma satu, saya bawa pulang penyakit ini rumah. Karena saya punya orang tua juga ke rumah, punya orang tua yang usianya cukup tua juga di rumah 85 tahun dan saat ini stroke," ujarnya.

Namun tekad mulia ingin jadi bermanfaat dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, membuatnya yakin virus tidak mudah masuk ke dalam dirinya.

"Sudah, setiap dua minggu sekali saya tes, negatif," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved