Persija Jakarta
Sergio Farias Titip Pesan Emosional Sebelum Pamit dari Persija Jakarta: Saya Merasa Hidup
Mantan pelatih Persija Jakarta, Sergio Farias, menitipkan pesan emosional sebelum dirinya pamit dari Macan Kemayoran.
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan pelatih Persija Jakarta, Sergio Farias, menitipkan pesan emosional sebelum dirinya pamit dari Macan Kemayoran.
Pada 10 September 2020, para pencinta Liga Indonesia dikagetkan oleh informasi mundurnya Sergio Farias dari kursi pelatih Persija Jakarta.
Kabar ini cukup mengejutkan karena Sergio Farias telah tiba di Indonesia pada Kamis (3/9/2020).
Saat itu, banyak yang mengira kepulangan Sergio Farias adalah untuk mempersiapkan Persija Jakarta jelang lanjutan Liga 1 2020.
• Eks Pemain Persija Jakarta Dapat Pujian Rahmad Darmawan Ketika Madura United Menang Telak 13-0
• Tiga Seri Jadwal MotoGP 2020 di Bulan Oktober, Posisi Fabio Quartararo Masih Belum Aman di Puncak
• Ikuti X-Drake, Basil Hawkins Gabung Monkey D Luffy Hadapi Kaido, Simak Jadwal One Piece Chapter 992
• BLT Rp 2,4 Juta dari Pemerintah Masih Tersedia, Penerima Diminta Kirim Nomor Rekening, Bisa DP Motor
Apalagi, Farias belum memantau langsung anak asuhnya sejak Persija Jakarta menjalani latihan perdana setelah kompetisi diliburkan pada 18 Agustus 2020.
Keputusan juru taktik berusia 53 tahun tersebut untuk hengkang dari Persija Jakarta dikarenakan alasan keluarganya di Brasil.
Pasalnya, anak dari Sergio Farias kala itu dikabarkan positif terinfeksi virus corona dan keponakannya juga sebelumnya meninggal dunia karena Covid-19.
Manajemen Persija Jakarta akhirnya membuat kesepakatan bersama dengan merelakan Farias undur diri dari tim.
Pososi pelatih kepala Persija Jakarta pun kini diisi oleh Sudirman, yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih.
Saat pergi, Sergio Farias ternyata meninggalkan sebuah pesan emosional untuk Persija dan The Jakmania.
Sebelum pamit, Farias nyatanya sudah berpesan kepada manajemen Persija Jakarta bahwa dirinya kemungkinan akan kembali membesut Macan Kemayoran jika diperlukan pada waktu yang akan datang.
Hal ini diceritakan langsung oleh Presiden Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, pada 26 September 2020.
"Terakhir dia (Sergio Farias) berpesan ke saya: 'Saya cinta Persija dan senang berada di Jakarta, di tengah-tengah klub dan The Jak Mania. Saya merasa hidup seperti di negara sendiri. Apabila saya diperlukan oleh Persija, saya siap untuk kembali pada musim yang akan datang," kata Mohamad Prapanca menceritakan pesan Sergio Farias, seperti dilansir dari YouTube Persija.
Kiprah Sergio Farias bersama Persija Jakarta sejatinya cukup baik dari beberapa pertandingan yang dijalaninya.
Farias pernah mampu membawa Persija melangkah ke final Piala Gubernur Jatim 2020.
Akan tetapi, pada partai puncak Piala Gubernur Jawa Timur 2020, Persija Jakarta tumbang dari Persebaya Surabaya dengan skor 1-4, 20 Februari 2020.
Di Liga 1 2020 hingga pekan ketiga, Sergio Farias menjadikan Persija sebagai salah satu tim yang belum merasakan kekalahan.
Pada pekan pertama Liga 1 2020, Persija Jakarta mampu mengalahkan Borneo FC dengan skor 3-2, 1 Maret 2020.
Selanjutnya, Persija bermain imbang 2-2 dengan Bhayangkara FC pada pekan ketiga Liga 1 2020, 14 Maret 2020.
Namun, perjalanan Persija Jakarta dan para kontestan harus terhenti sementara jelang pekan keempat Liga 1 2020 akibat kompetisi yang ditunda karena maraknya wabah virus corona di Indonesia.
Tolak Undangan DPR
Bek Persija Jakarta, Otavio Dutra mendapatkan undangan dari DPR RI melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum membahas tentang Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN).
Agenda rapat tersebut dijadwalkan berlangsung bersama Komisi X DPR RI, pada Senin (5/10/2020) pukul 14.00 WIB.
Rapat tersebut turut dihadiri oleh Brigadir Jenderal Hendro Pandowo (Kepala Satgas Anti Mafia Bola), Arya Yuniarto (Pakar Olahraga), Otavio Dutra (Atlet Naturalisasi), Pengurus Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI), dan Pengurus Badan Keolahragaan Indonesia (BAKI).
Agenda rapat tersebut berlangsung untuk mendapatkan masukan terkait pidana dalam dunia olahraga.
Otavio Dutra sudah mendapatkan undangan secara langsung dari DPR RI untuk melangsungkan rapat bersama Komisi X.
"Ya, DPR memang mengundang saya untuk ikut acara tersebut," kata Otavio Dutra saat dikonfirmasi TribunJakarta, Senin (5/10/2020).
Menurut Dutra, acara Rapat Dengar Pendapat Umum tersebut berbarengan dengan agenda latihan yang akan dijalani klubnya Persija Jakarta.
Untuk itu, pemain yang sudah berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) itu memohon maaf tidak bisa mengikuti agenda tersebut.
Pemain kelahiran Fortaleza, Brasil, itu lebih memilih melangsungkan persiapan bersama Persija Jakarta.
"Tapi sepertinya saya tidak bisa ikut ke rapat itu karena nanti sore saya ada latihan bersama Persija," tutupnya.
Sebelum Otavio Dutra, manajer tim Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, sudah terlebih dahulu mendapatkan undangan untuk melangsungkan rapat bersama Komisi X DPR RI.
Saat itu, pria yang akrab disapa Bepe itu turut mendukung revisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN).
Revisi UU SKN diyakini dapat memperbaiki nasib para atlet profesional yang ada di Indonesia.
• Deretan Pemain yang Berstatus Kapten Bermain di Persija: Ada Mantan Kapten Timnas Nepal
“Hal-hal yang paling penting bagi atlet yang utama adalah status profesi. Di sini dalam Pasal 55 UU SKN memang sudah diatur dengan baik bahwa atlet profesional adalah atlet yang menjalankan kegiatan olahraga sebagai suatu profesi,” kata Bambang Pamungkas beberapa waktu lalu.
Namun kondisi di lapangan berbanding terbalik dengan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, status profesi atlet masih belum diakui secara penuh.
Kondisi tersebut bisa mengakibatkan para atlet yang terlibat langsung di dunia olahraga hanya bersifat menyalurkan hobi dan tidak dianggap profesi.
Hal tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi pria yang akrab disapa Bepe tersebut.
Menurutnya, jika suatu saat terjadi masalah antara atlet dengan klub atau federasinya masing-masing bisa menyulitkan dalam proses penyelesaian sengketanya.
“Sehingga ketika terjadi konflik antara atlet dengan klub atau federasinya tidak bisa dibawa ke ranah (aturan) tenaga kerja,” ujarnya.
Untuk itu, pria yang pernah menimba ilmu di Diklat Salatiga itu sangat mendukung UU SKN perlu direvisi demi kebaikan para atlet sepak bola di Indonesia.
Terlebih, saat ini masih belum mencakup bahasan soal serikat pekerja sebagai atlet.
Saat ini, lanjut Bepe, hanya di dunia sepak bola yang sudah mempunyai asosiasi pekerja resmi yang sudah diakui keberadaannya yakni Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
Sementara itu, pada cabang olahraga lain masih belum memiliki serikat pekerja serupa yang melindungi para atletnya.
Menurut Bepe, asosiasi pekerja resmi di dunia olahraga itu perlu dibuat untuk mengcover dan membantu para atlet memperjuangkan haknya pada saat terjadi permasalahan.
Tak hanya itu, pria yang pernah berkarier di kompetisi Malaysia bersama Selangor FA itu turut menyoroti kepastian hukum bagi para atlet.
• Tiga Pemain Asal Negeri Gingseng Ini Pernah Bela Persija Jakarta
Sebab, selama ini ada dua badan arbitrase olahraga yakni BAKI dan BAORI yang malah membuat hukum bagi para atlet menjadi tidak jelas.
Selain itu, untuk mendaftarkan kasusnya saja ke badan arbitrase olahraga perlu membutuhkan dana yang besar.
Kondisi tersebut tentunya akan menyulitkan bagi para atlet yang terlibat permasalahan secara langsung.
“Badan arbitrase ini tidak mewakili atlet dengan baik. Untuk mendaftarkan kasus di BAKI minimal perlu uang Rp50 juta. Itu terlihat di situs mereka. Artinya permasalahan atlet ini cukup memberatkan. Ini arbitrase berbiaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bepe menginginkan kedua badan arbitrase olahraga itu disatukan demi memudahkan para atlet.
“Ke depan kita berharap badan ini disatukan entah apa namanya,” pungkasnya.