Demo Tolak UU Cipta Kerja
1.000 Mahasiswa UIN Jakarta Konvoi Naik Motor Demo Tolak UU Cipta Kerja ke Istana Negara
Ratusan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terlihat mulai berkumpul di kampusnya Ciputat, Tangsel, sebelum berunjuk rasa ke Istana Negara.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Ratusan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terlihat mulai berkumpul di kampusnya, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), sebelum berunjuk rasa ke Istana Negara.
Mereka bakal demo tolak UU Cipta Kerja.
Mengenakan almamater kebesaran berwarna biru dongker dan biru laut, para agen perubahan itu terus berdatangan.
Spanduk coretan pilox dielar tanda titik kumpul di pelataran Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
"Assalamualaikum Istana Oligarki," tertulis di spanduk yang dipersiapkan untuk menyapa Presiden Joko Widodo itu.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta, Sultan Rivandi mengatakan ada sekira 1.000 mahasiswa yang hadir dan siap berunjuk rasa ke Istana.
"Mungkin 1.000 ada saya tidak bisa mengestimasi secara bulat, karena terus berdatangan," ujar Sultan di lokasi.
Kedatangan mahasiswa UIN Jakarta hendak menunjukan bahwa UU Cipta Kerja yang dinilai merugikan banyak kalangan masyarakat juga tanggung jawab pemerintah sebagai pemimpin eksekutif.
"Jangan sampai semua diarahkan ke DPR tetapi sesungguhnya asal muasalnya juga dari eksekutif," ujarnya.
• Ratusan Remaja yang Diamankan di Cakung Akui Dapat Ajakan Demo UU Cipta Kerja Via Facebook
• Ribuan Mahasiswa Gunadarma Depok Bentuk Barikade Terobos Penjagaan Petugas Kepolisian
Mahasiswa juga ingin pemerintah dan wakil rakyat mendengar aspirasi dari yang diwakilkannya.
"Selain itu juga kifa menuntut agar dari pihak legislatif maupun eksekutif bisa koperatif mendengarkan aspirasi kita yang dari kemarin, bukan hanya mahasiswa, buruh, masyarakat dan lain sebagainya terkait UU Cipta Kerja ini," ujarnya.
Sekira 1.000 mahasiswa UIN Jakarta akan konvoi menggunakan sepeda motor demi menghindari kerumunan jika menggunakan bus.
"Kita motoran konvoi, karena menghindari kalau naik kopaja kan di beberapa titik aparat susah sekali dilewati. Kesehatan juga kita memikirkan, berdempetan lah," ujarnya.