Demo Tolak UU Cipta Kerja
Wagub DKI Jakarta Sayangkan Demo Tolak UU Cipta Kerja Berujung Anarkis
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, memberi tanggapan ihwal aksi unjuk rasa buruh dan mahasiswa menolak UU Cipta Kerja dan Omnibus Law.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, memberi tanggapan ihwal aksi unjuk rasa buruh dan mahasiswa menolak UU Cipta Kerja dan Omnibus Law.
Riza menyatakan, dirinya menyayangkan aksi unjuk rasa yang merusak fasilitas umum.
"Pertama kami menyayangkan ada aksi anarkis dari masyarakat," kata Riza, saat diwawancarai awak media, di Balai Kota Jakarta, Jumat (9/10/2020) siang.
"Masyarakat telah melakukan pengrusakan tempat-tempat umum, fasilitas umum, di antaranya halte dan pos-pos polisi, lampu merah, pot, dan sebagainya," lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat informasi total ada 20-an halte bus yang rusak akibat ricuh antara aparat dengan massa aksi anti Undang-Undang Cipta Kerja dan Omnibus Law.
Sejumlah fasilitas umum juga rusak pascakericuhan tersebut.
Anies menyatakan, total kerugian tersebut diperkirakan senilai Rp 55 milliar.
• 320 Pelajar di Kabupaten Bekasi Diamankan Polisi saat Hendak Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja
"Sejauh ini fasilitas umum yang paling banyak terdampak, halte-halte bus, total ada sekitar 20 halte," kata Anies, saat diwawancarai awak media, di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Senen (9/10/2020).
"Kemudian halte saja diperkirakan nilainya Rp 55 miliar," lanjutnya.
Anies berserta jajaran juga telah meninjau lokasi yang terdampak kericuhan.
"Kita sepanjang malam, jajaran bekerja untuk membersihkan sehingga masyarakat Jakarta bisa berkegiatan seperti biasa di hari jumat pagi ini," jelasnya.
"Jadi jalan-jalan bersih dari sampah, puing-puing masih dalam proses penuntasan harapannya sebelum siang ini sudah selesai," tutur Anies.