Demo Tolak UU Cipta Kerja
Bocorkan Sikap Pendemo Omnibus Law Kepadanya, Prabowo: Kemarin Saya Agak Terperangkap di Massa
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeberkan sikap pendemo yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, pada Kamis (8/10/2020).
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Wahyu Aji
Menurut Prabowo sebenarnya pendemo yang terdiri dari mahasiswa hingga buruh itu memiliki niat yang baik.

Baca juga: Sikap Nia Ramadhani Begini saat Mikhayla Bentak Ardi Bakrie, Cara Mendidiknya Tuai Pujian
"Saya kira mereka itu niatnya baik, tapi ada yang panas-panasin," ucap Prabowo.
Prabowo kemudian membahas soal kabar yang menyebut Partai Gerindra mendukung pengesahan Omnibus Law.
Rival Jokowi di Pilpres 2019 itu menjelaskan meski mendukung Omnibus Law, namun pihaknya juga tak menelan mentah-mentah undang-udang tersebut.
"Kita mendukung, tapi 'kan kita juga menyaring. Tidak kita dukung begitu. Ada beritanya," kata Prabowo.
"Jadi banyak sekali kita kurangi yang terlalu liberal. Jadi banyak kalangan kita yang juga masih gandrung dengan liberalisme," tambahnya.
Sebut Partai Gerindra Paling Keras Bela Buruh
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, ketika UU Cipta Kerja dibahas di DPR, Fraksi Partai Gerindra paling keras membela kepentingan buruh, nelayan, dan petani.
"Ada rekamannya semua, mungkin Fraksi Partai Gerindra yang paling banyak ketemu dengan tokoh-tokoh buruh dan sebagainya," kata Prabowo dalam wawancara khusus yang dirlis DPP Partai Gerindra, Senin (12/10/2020).
Prabowo mengatakan, permintaan dan tuntunan kelompok buruh terkait UU Cipta Kerja sudah terakomodasi sebanyak 80 persen.
Menteri Pertahanan ini juga mengatakan, Partai Gerindra tidak bisa mengakomodasi penuh permintaan buruh karena adanya politik negara dan kebutuhan lain.
"Ya kita tidak bisa 100 persen, namanya politik negara, kadang-kadang kita harus mengerti kita harus, kadang-kadang ada kebutuhan ini itu, ada keperluan, ya kan, kita butuh investasi dari mana-mana," ujarnya.
Oleh karenanya, Prabowo meminta serikat buruh tidak mudah emosional karena belum terakomodasinya tuntutan mereka dan menggelar aksi sehingga mengakibatkan kerusuhan.
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan, partainya tidak asal mendukung UU Cipta Kerja.
Prabowo, banyak substansi dalam undang-undang tersebut yang dikurangi karena dianggap terlalu liberal.
"Jadi banyak sekali juga kita kurangi yang terlalu liberal. Jadi banyak kalangan kita yang masih gandrung dengan liberalisme, disangka tiap kesulitan diatasi dengan liberal, saya agak berbeda dengan itu. Kita tidak perlu terlalu liberalistis," kata dia. (TribunJakarta.com/Kompas.com)