Demo Tolak UU Cipta Kerja

Polisi Tembak Ambulans Hendak Kabur di Tengah Demo, Begini Faktanya

Viral di medsos mobil ambulans mencoba kabur dan nyaris tabrak petugas saat demo tolak UU Cipta Kerja. Aksi sang pengemudi pun dibalas tembakan polisi

Tangkap layar akun Twitter @QaillaAsyiqah
Sebuah video viral di media sosial yang menampilkan satu unit mobil ambulans dikejar dan ditembak aparat Kepolisian. Lokasi penembakan ambulas tersebut diduga terjadi dk kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa kemarin. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Viral di media sosial video yang memperlihatkan sebuah mobil ambulans mencoba kabur saat dihadang oleh petugas kepolisian.

Dalam video itu terlihat mobil ambulans tersebut tiba-tiba mundur dengan kecepatan tinggi saat sejumlah polisi hendak menghentikannya.

Petugas kepolisian berpakaian lengkap itu pun lalu melakukan pengejaran terhadap ambulans tersebut.

Bahkan, beberapa petugas tampak menembakan gas air mata ke arah ambulans yang melaju kencang itu.

Insiden ini diduga terjadi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (13/10/2020) kemarin.

Baca juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2022 Conmebol: Lionel Messi Berkelahi di Laga Bolivia Vs Argentina

Baca juga: Banyak CCTV Mati Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Pemprov DKI : Sebagian Sengaja Dirusak

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus membenarkan peristiwa tersebut.

"Betul ada viral ambulans yang dikejar petugas saat terjadi demo di daerah Menteng," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Rabu (14/10/2020).

Yusri menjelaskan, saat itu petugas memang sedang razia saat berlangsungnya demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Razia tersebut dilakukan setelah polisi mendapat informasi ada pihak yang coba memanfaatkan situasi.

"Saat itu ada tiga rangkaian. Rangkaian pertama ambulans, kedua sepeda motor, dan ketiga ada ambulans lagi," terang dia.

Ketika ambulans pertama dan rangkaian sepeda motor diperiksa, petugas tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

Namun, ambulans kedua yang hendak diperiksa petugas berusaha kabur.

"Ambulans yang viral dia coba kabur. Kita ketahui ada empat orang di ambulans itu, dia mundur dan nyaris tabrak petugas, lalu mundur lagi dan nyaris tabrak petugas saat itu," ujar Yusri.

Baca juga: Telah Debut di Musim Lalu, Striker Muda Persija Jakarta Impikan Bisa Kembali Peroleh Kesempatan

Baca juga: Kuat Melek Malam, Pingkan Mambo Punya Ritual Wajib untuk Pelancar Rezeki

Petugas pun coba menghentikan laju ambulans tersebut dengan tembakan gas air mata.

Namun, ambulans itu tetap berupaya kabur dan tancap gas. Polisi kembali melakukan pengejaran.

Namun, ambulans itu tetap berupaya kabur dan tancap gas. Polisi kembali melakukan pengejaran.

"Malam hari kita temukan (ambulans) di Taman Ismail Marzuki," kata Yusri.

4 orang diamankan

Polisi mengamankan empat orang yang berada di mobil ambulans yang ditembaki gas air mata saat demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).

"Sekarang kita sudah amankan di Polda Metro Jaya," tuturnya.

Yusri menjelaskan, keempat orang tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

"Kita lakukan pendalaman terhadap yang kita amankan," ujar dia.

Baca juga: Jadwal dan Spoiler Manga One Piece Chapter 992: Ada Aliansi Marco, Perospero dan Big Mom?

Baca juga: Persija Jakarta Gelar Internal Game, Marc Klok dan Osvaldo Cetak Dua Gol

Saat ini, mobil ambulans tersebut berada di Mapolda Metro Jaya, tepatnya di depan Gedung Jatanras.

Ambulans itu mengalami pecah di kaca bagian belakang dan retak di kaca depan.

Bawa 3 peserta aksi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, menjelaskan bahwa ada tiga orang berada di dalam mobil ambulans yang kabur saat dikejar pihaknya.

Ia menyebut, tiga orang yang berada di dalam mobil ambulans tersebut merupakan massa aksi yang menolak Undang-Undang Cipta Kerja.

"Betul, sekarang sudah diamankan di Polda Metro Jaya, ada tiga orang yang diamankan," kata Heru, saat dikonfirmasi, Rabu (14/10/2020).

Dia menjelaskan, alasan polisi mengejar mobil ambulans tersebut karena terlihat mencurigakan.

Ternyata, kata Heru, mobil ambulans tersebut membawa tiga orang yang tergabung dalam aksi Undang-Undang Cipta Kerja, kemarin.

"Diberhentikan petugas malah tancap gas, bahkan mau menabrak anggota sehingga menimbulkan kecurigaan petugas," jelasnya.

Ditemukan bola kasti beracun saat demo tolak UU Cipta Kerja

Bola kasti beracun diduga milik perusuh ditemukan, polisi yang memegangnya langsung sesak nafas.

Terungkap, bola kasti tersebut dilemparkan dari arah massa perusuh di sekitar Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).

Tim Gegana Polri sudah sudah turun untuk menyelidiki kemungkinan kandungan bahan kimia di bola kasti tersebut.

Menurut informasi yang dihimpun dari lapangan, massa perusuh tersebut dari kelompok Anarko.

Mereka mengambil alih unjuk rasa setelah kelompok demonstran dari Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI yang menolak UU Cipta Kerja membubarkan diri.

Pada Selasa (13/10/2020) sore, bola kasti tersebut ditemukan oleh petugas Provost Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Siregar.

Sebelumnya, bola kasti itu sempat dipegang oleh anggota polisi lain.

Setelah disentuh polisi tadi sesak nafas.

Hal itu diungkapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.

"Iya sedang kami selidiki. Sedang kami selidiki apakah bahan kimia atau bukan," ucap Nana di depan halte Bank Indonesia di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Tim Gegana Brimob dan Penjinak Bom pun telah diinstruksikan menyelidiki kandungan bahan kimia tersebut.

"Ini sedang kami selidiki, ada anggota dari Jibom (penjinak bom) dan Gegana," kata Nana.

Dia menduga, bola kasti tersebut dilempar oleh kelompok Anarko.

"Anak-anak anarko yang kemudian bermain."

"Ada tadi kurang lebih sekitar 600-an mereka berupaya memprovokasi."

"Kami coba untuk bertahan, tidak terpancing, tetapi mereka terus melempari (bola kasti)," lanjutnya.

Beruntung, kata Nana, tidak ada anggota kepolisian yang terkena lemparan bola kasti tersebut.

Sebelumnya, Kompol Siregar harus menggunakan sepatu rusak untuk mengambil bola kasti diduga mengandung bahan kimia itu.

"Ini jangan dipegang, berbahaya sepertinya ada bahan kimia," ujar Kompol Siregar.

Bola itupun segera diserahkan ke tim polisi untuk kemudian diserahkan ke tim Jibom.

Sementara itu, anggota TNI dan Polri turut membantu membubarkan massa demonstran di Jalan Wahid Hasyim arah Stasiun Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Pengamatan TribunJakarta.com sekira pukul 16.57 WIB, Panglima Kodam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman didampingi Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus berjalan di Jalan Wahid Hasyim.

Anggota TNI dan Polri sempat meminta massa maupun warga di sekitar jalan tersebut agar pulang.

Saat dirasa aman, Dudung kemudian meninggalkan lokasi jalan tersebut.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved