Fakta-fakta Norovirus: Bukan Virus Baru, Beda dengan SARS-CoV-2, Penularan MelaluI Makanan
Orang dengan penyakit norovirus dapat melepas miliaran partikel virus, namun hanya beberapa partikel yang dapat membuat orang lain sakit.
2. Penularan melaui makanan (food borne)
Ari menjelaskan, penularan Norovirus ini berbeda dengan virus SARS-CoV-2.
Norovirus ditularkan melalui makanan atau istilah yang digunakan adalah food borne.
"Kejadian luar biasa bisa terjadi, jika adanya makanan yang tercemar oleh virus ini," jelasnya.
CDC Tingkok juga menginformasikan KLB yang sudah terjadi lebih dari 30 KLB sejak September 2020 ini melibatkan 1.500 kasus, terutama dilaporkan ditularkan melalui kantin karena adanya makanan yang tercemar.
Biasanya, kata dia, penularan bisa terjadi bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus dan akhirnya terjadi KLB, akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi.
3. Waspadai norovirus sebagai penyebab keracunan makanan
Kendati bukan virus baru dan bisa ditemui di banyak negara, Ari menegaskan tetap perlu mewaspadai kemungkinan kasus keracunan makanan akibat kontaminasi norovirus.
"Sehingga, jika terjadi KLB, sisa makanan yang dicurigai atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah norovirus sebagai penyebabnya," tegasnya.
4. Gejala klinis
Secara umum gejala yang timbul ketika seseorang mengalami keracunan makanan antara lain demam, nyeri perut, diare, mual dan muntah.
Gejala klinis ini juga muncul pada KLB Norovirus yang terjadi di Tiongkok, tepatnya di Provinsi Shanxi.
Gejala klinis yang muncul akibat norovirus bisa terjadi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.
"Hal yang memang perlu diperhatikan adalah ketika jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat," tuturnya.
5. Penanganan
Sampai saat ini, kata Ari, prinsip penanganan infeksi Norovirus adalah dengan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi, akibat muntah dan diare.