Bosan jadi Korban Banjir, Warga Kampung Arus Pertanyakan Kelanjutan Proyek Normalisasi Kali Ciliwung
Warga Kampung Arus, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mempertanyakan kelanjutan proyek normalisasi Kali Ciliwung.
Penulis: Bima Putra | Editor: Dionisius Arya Bima Suci
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Warga Kampung Arus, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mempertanyakan kelanjutan proyek normalisasi Kali Ciliwung.
Ujang (63), warga setempat mengaku berharap proyek yang terhenti sejak tahun 2014 dilanjutkan karena bosan jadi korban banjir luapan Kali Ciliwung.
"Asal ada ganti rugi bangunan seperti yang dijanjikan dulu warga enggak ada yang menolak, setuju semua. Hanya sampai sekarang belum ada kelanjutan," kata Ujang di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (25/10/2020).
Menurutnya sejak awal warga Kampung Arus yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung tidak meminta uang ganti rugi tanah, hanya bangunan saja.
Meski tidak membeberkan nominal ganti rugi diajukan, menurutnya besaran yang diminta tidak terlampau besar dan butuh negosiasi panjang.
Baca juga: Mayat Wanita Setengah Tanpa Busana Ditemukan di Kandang Buaya, Polisi Bicara Soal Hasil Autopsi
"Dulu waktu 2014 kan Pemprov DKI Jakarta bilang mau ganti rugi sesuai bangunan sama pohon saja, tanah enggak dihitung. Itu saya setuju, enggak menolak. Asalkan ada ganti rugi saja," ujarnya.
Eki Riznujanuar (28), warga Kampung Arus lainnya juga menuturkan tidak keberatan harus meninggalkan rumah yang puluhan tahun dihuni.
Nahas harapannya tak kunjung terwujud, sejak Pemprov DKI Jakarta menghentikan pembebasan lahan untuk normalisasi nasib mereka terkatung-katung.

"Habis dari tahun 2014 itu enggak ada lagi orang pemerintah yang datang terkait normalisasi Kali Ciliwung. Terakhir datang tahun 2014, mendata dan foto rumah warga," tutur Eki.
Eki menyebut harapan warga bisa pindah dan terbebas dari banjir luapan Kali Ciliwung kian besar karena dua tahun belakangan tak dapat bantuan.
Saat banjir awal tahun 2020 mencapai ketinggian sekitar 3 meter mereka tak mendapat bantuan nasi boks, dan tenaga membersihkan lumpur sisa banjir.
"Dua tahun belakangan ini benar-benar enggak ada bantuan sama sekali pas banjir. Padahal dulu setiap banjir bantuan selalu dapat, semua jenis bantuan dapat lah pokoknya," lanjut dia.
Proyek normalisasi Kali Ciliwung merupakan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Baca juga: Mikhayla Ingin Mendiang Sang Kakek Hidup Kembali, Nia Ramadhani Sontak Terdiam dan Menangis
Dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta berperan sebagai pihak yang membebaskan lahan permukiman warga di sepanjang bantaran Kali Ciliwung.