Banjir Kepung Jakarta

Jelang Musim Hujan, Pembangunan Waduk Cimanggis Jakarta Timur Mangkrak

Nasib pengerjaan Waduk Cimanggis di Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur bertujuan mengurangi debit air Kali Cipinang masih belum pasti

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Kondisi Waduk Cimanggis yang pembangunannya mangkrak di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (5/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Nasib pengerjaan Waduk Cimanggis di Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur bertujuan mengurangi debit air Kali Cipinang masih belum pasti.

Meski dikerjakan sejak tahun 2016 oleh Pemprov DKI Jakarta lewat Dinas Sumber Daya Air (SDA), pembangunan waduk hingga kini tidak kunjung rampung.

Limin (68), warga setempat mengatakan pengerjaan Waduk Cimanggis yang berlokasi di wilayah RW 14 Kelurahan Cibubur terhenti sejak awal tahun 2020.

"Sekitar bulan Maret 2020 lalu berhenti, ya semenjak ada Corona ini saja pengejarannya terhenti. Enggak tahu juga kenapa terhenti," kata Limin di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (5/11/2020).

Terhentinya pengerjaan Waduk Cimanggis memang tidak secara langsung merugikan warga sekitar karena permukiman mereka tidak terdampak banjir.

Namun mereka mengaku heran pembangunan Waduk Cimanggis yang memisahkan wilayah Cibubur dan Cimanggis, Depok tak kunjung beres.

"Ya heran saja, sudah lama tapi enggak selesai pengerjaannya. Apalagi dulu pengerjaannya sempat diprotes warga karena alat berat terus kerja sampai pukul 02.00 WIB," ujarnya.

Kondisi Waduk Cimanggis yang pembangunannya mangkrak di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (5/11/2020).
Kondisi Waduk Cimanggis yang pembangunannya mangkrak di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (5/11/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Dikonfirmasi alasan pembangunan Waduk Cimanggis terhenti, Lurah Cibubur Sapto Tjahyadi mengaku tidak mengetahui karena tak terlibat secara langsung.

Pasalnya sejak awal proyek yang bertujuan menyelesaikan banjir luapan Kali Cipinang di permukiman warga Kecamatan Ciracas digarap Dinas SDA DKI Jakarta.

"Silakan tanya ke pihak Dinas SDA supaya lebih akurat," tutur Sapto.

TribunJakarta.com telah berupaya mengonfirmasi alasan terhentinya pembangunan waduk ke Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Timur Santo.

Tapi hingga berita ditulis upaya konfirmasi yang dilakukan kepada Santo urung membuahkan hasil.

Pantauan wartawan TribunJakarta.com kondisi Waduk Cimanggis kini tampak terbengkalai tertutup ilalang dengan tinggi sekitar 50 sentimeter di sekitar area.

Tidak ada satu pun alat berat di sekitar lokasi Waduk Cimanggis, hanya tampak sejumlah personel Dinas SDA DKI Jakarta yang berjaga di lokasi.

Pintu masuk menuju Waduk Cimanggis pun tertutup pagar seng berikut palang besi tempat spanduk 'Hati-hati keluar masuk kendaraan proyek' di lokasi.

Nasib Waduk Cimanggis kontras dengan Intruksi Gubenur DKI No 52 tahun 2020 tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim.

Satu poinnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta jajarannya memastikan infrastruktur pengendalian banjir berfungsi optimal.

Baca juga: Wagub DKI Minta Dinas Pendidikan Beri Sanksi Oknum Guru SMAN di Jakarta Timur yang Lakukan SARA

Baca juga: Pemain Senior Persija Ungkap Rahasia Kebugaran Agar Tetap Tampil Prima di Lapangan

Gubernur Anies Keringkan Waduk di Jakarta antisipasi banjir

Guna mengantisipasi banjir yang kerap terjadi saat musim hujan, Pemprov DKI tengah berupaya mengeringkan waduk-waduk yang ada di ibu kota.

"Benar kita melakukan pengerukan waduk-waduk di Jakarta. Jadi, waduk di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan sudah dalam proses pengerukan terus menerus," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu (4/11/2020).

Ia menjelaskan, pengeringan dilakukan agar waduk-waduk itu bisa menampung air dengan kapasitas lebih banyak.

"Harapannya air dari pegunungan yang masuk ke kota bisa ditahan dulu di waduk-waduk ini. Kemudian, dialirkan secara bertahap," ujarnya di laoangan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Selain itu, Pemprov DKI juga menyulap lahan-lahan kosong yang ada wilayah rawan banjir menjadi waduk.

Sehingga air yang bisa menggenangi kawasan itu bisa tertampung.

"Di tempat itu kami bikin waduk, jadi dibuat baru waduknya. Untuk mengalirkan air ke dalam waduk baru, lalu dipompa untuk dialirkan ke sungai," kata dia.

Air kiriman dari Bogor memang menjadi salah satu faktor penyebab banji di ibu kota.

Selain itu, banjir juga terjadi akibat kenaikan tinggi muka air atau yang biasa disebut sebagai banjir rob.

"Tantangan banjir akibat permukaan air laut yang meninggi di kawasan yang permukaan tanahnya menurun. Di situ terjadi rob. Tantangan itu yang ada di depan kita," kata Anies.

Kemudian, banjir juga disebabkan oleh hujan lokal dengan intensitas tinggi, seperti yang terjadi di awal tahun 2020 ini.

Anies menyebut, kala itu curah hujan di ibu kota mencapai lebih dari 300 milimeter.

Padahal, kapasitas tampung air di DKI diklaim hanya 100 milimeter.

"Bila curah hujan lokal intensif, maka di situ muncul potensi banjir," tuturnya.

Minta Anak Buah Bisa Keringkan Banjir Kurang dari 6 Jam

Memasuki musim hujan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta jajarannya untuk siap siaga menghadapi banjir.

Hal ini disampaikan Anies saat menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi menghadapi musim hujan tingkat provinsi di lapangan JITC II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Kita tahu bahwa tahun ini akan ada fenomena La Nina dan ini mengakibatkan curah hujan yang jauh lebih intensif dari biasanya," ucapnya, Rabu (4/11/2020).

Harus diakui, Jakarta memang kerap dilanda banjir saat hujan deras melanda ibu kota.

Seperti banjir besar yang merendam sebagian besar wilayah Jakarta di awal tahun 2020 ini.

Bila banjir kembali terjadi, Anies pun meminta seluruh jajarannya untuk segera mengevakusi warga.

"Tanggung jawab kita memastikan seluruh, semua selamat, jangan ada korban," ujarnya.

Selain itu, ia juga meminta jajarannya untuk mengikuti perkembangan cuaca di sekitar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

 

Tujuannya, agar banjir yang terjadj bisa segera diatasi.

Sebab, ada tiga faktor penyebab banjir di Jakarta, yaitu hujan lokal, banjir kiriman dari wilayah lain, dan akibat kenaikan muka air laut di utara ibu kota.

"Genangan bisa surut dalam waktu kurang dari enam jam. Tanggung jawab kita menyiapkan seluruh kekuatan untuk bisa mengeringkan dalam waktu kurang dari enam jam," kata Anies.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved