Sampah Masih Penuhi Dasar Situ Rawa Gede Bekasi
Ketua KPPL Bojong Menteng, Kridayadi mengatakan proses pembersihan Situ Rawa Gede hingga kini terus dilakukan.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, RAWALUMBU - Ketua Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan (KPPL) Bojong Menteng, Kridayadi mengatakan proses pembersihan Situ Rawa Gede hingga kini terus dilakukan.
Pasalnya, endapan sampah di dasar Situ Rawa Gede masih menumpuk.
Krisda sapaan akrabnya mengatakansejak awal Situ Rawa Gede dibersihkan, prosesnya hanya dilakukan secara manual sehingga sampah di bagian paling dasar sulit terangkut.

"Sampai sekarang masih terus dibersihkan, karena kitakan manual dari awal, bukan dibersihkan dengan cara dikeruk pakai alat berat," kata Krisda, Minggu (8/11/2020).
Dia menjelaskan sampah-sampah di dasar situ sesekali kerap naik kepermukaan apalagi ketika pihaknya tengah mengoperasikan perahu wisata.
"Kadang kalau lagi dorong perahu kita kan pakai bambu kaya getek gitu, itu sampahnya ngikut," terangnya.
Untuk diketahui, Situ Rawa Gede sejak lama memang tidak pernah dilirik untuk dimanfaatkan sabagai objek wisata atau semacamnya.

Keberadaan Situ Rawa Gede sejak dahulu tidak terawat, danau alami seluas 7,3 hektar itu sempat dijadikan lokasi pembuangan sampah ilegal dan limbah pabrik.
Baru pada tahun 2017 hingga 2018, warga setempat yang digawangi KPPL Bojong Menteng mulai melakukan pembersihan.
Di tahun berikut tepatnya 2019, KPPL yang merupakan pemuda setempat mulai mengubah wajah Situ Rawa Gede menjadi objek wisata yang cukup terkenal di Kota Bekasi.
Krisda menjelaskan pihaknya masih harus menyiapkan biaya retribusi untuk kegiatan pembuangan sampah meski saat ini sudah menjadi objek wisata yang diakui Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

Padahal, sejak awal kegiatan pembersihan, Pemkot Bekasi tidak pernah terlibat langsung baik itu menerjunkan alat berat atau personel kebersihan.
"Sampah-sampah dari Situ kita buang ke Bantargebang (TPA Sumur Batu), per bulan kita bayar Rp400 ribu dari sampah yang kita angkut dari dalam air," terang dia.