Rencana Reuni 212 di Monas
BREAKING NEWS PA 212 Berencana Gelar Reuni Akbar di Monas, Wagub DKI Tegaskan Belum Dibuka
Setelah Habib Rizieq pulang ke Indonesia, PA 212 berencana menggelar Reuni Akbar 212 pada 2 Desember 2020. Wagub DKI Ahmad Riza Patria bilang begini.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Setelah Imam Besar FPI Habib Rizieq pulang ke Indonesia, Persaudaraan Alumni atau PA 212 berencana menggelar Reuni Akbar 212 pada 2 Desember 2020.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kawasan Monumen Nasional atau Monas di Jakarta Pusat kembali dipilih sebagai lokasi Reuni Akbar 212.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya tak melarang PA 212 mengajukan izin penggunaan kawasan Monas.
"Semua boleh mengajukan permohonan izin," ucap Ahmad Riza Patria saat ditemui di Balai Kota DKI, Selasa (10/11/2020).
Namun, bila hingga Desember mendatang Jakarta masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka izin tak akan diberikan.
Baca juga: Megawati Sebut Penataan Jakarta Amburadul, Wagub DKI Beri Respons Begini
Sebab, kawasan Monas masih ditutup sejak PSBB pertama diterapkan pada awal April 2020 lalu.
"Sesuai ketentuan sampai hari ini (Monas) belum, sampai hari ini belum diperkenankan dibuka. Sampai hari ini (ditutup) terkait PSBB," ia menegaskan.
Ketua PA 212 Slamet Maarif mengklaim telah mengirim surat izin ke Pemprov DKI untuk menggelar Reuni Akbar 212 di kawasan Monas.
Ia menyebut, surat permohonan itu telah dikirim sejak tiga bulan lalu.
Meski demikian, ia mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut Habib Rizieq terkait Reuni Akbar 212.
"Oh iya, itu agenda reuni masih kita bahas ya," kata Slamet kepada wartawan di Petamburan III, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2020).
"Apakah kita akan laksanakan seperti biasa tahun-tahun yang lalu atau ada perubahan."
"Kita nunggu setelah beliau istirahat beberapa hari nanti, baru kita bicarakan," ia menambahkan.
Baca juga: Terpidana Kasus Ikan Asin Rey Utami Bebas dari Penjara
Ia memastikan surat izin untuk bisa menggunakan Monas ke Pemda DKI sudah dilayangkan 3 bulan lalu.
"Itu untuk permohonan acara Reuni Akbar 212," jelas Slamet Maarif.
Anies Akan Temui Habib Rizieq
Sementara itu beredar kabar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan temui Habib Rizieq pada Rabu (11/11/2020) pagi.
Kabar tersebut disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin.
Pertemuan Anies dan Habib Rizieq diagendakan berlangsung besok Subuh di kediaman Habib Rizieq di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Benar, Anies akan menemui beliau," ucap Novel Bamukmin saat dikonfirmasi, Selasa (10/11/2020).
Bahkan, Novel menyebut pertemuan ini diinisiasi langsung oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
"Anies yang mau bertemu dengan HRS (Habib Rizieq Shihab) di kediamannya, rencana besok subuh," ujarnya.
Meski demikian, Novel mengaku belum mengetahui pembahasan apa yang bakal dibicarakan dalam pertemuan Anies dan Habib Rizieq.
Baca juga: Habib Rizieq Shihab Belum Turun Mobil, Langsung Serukan Revolusi Akhlak ke Massa di Petamburan
Ia memastikan, Anies hanya ingin bersilaturahmi dengan Habib Rizieq yang sudah tiga tahun lebih bermukim di Arab Saudi.
"Belum tahu (mau bahas apa), namun sebatas silaturahmi antara umara dengan ulama yang juga bentuk rasa rindu umara yang ingin bertemu ulama," tuturnya.
Soal ini Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku tak diajak dalam pertemuan Anies dan Habib Rizieq.
Sebab, ia menyebut, dirinya tak mengetahui perihal rencana pertemuan tersebut.
"Saya belum dapat informasi (Anies mau ketemu Habib Rizieq)," ucapnya dikonfirmasi terpisah.
Pesan Ketua Umum ICMI
Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) Jimly Asshiddiqie berharap kepulangan Habib Rizieq bisa memberikan ketenangan.
Kondisi ini tentu bakal semakin baik tercipta apabila pemerintah juga turun tangan untuk meredam situasi.
"Mudah-mudahahan Ustaz Habib Rizieq bisa menenangkan. Tapi jangan sepihak, negara juga harus turun," kata Jimly saat dihubungi wartawan.
"Banyak orang yang ingin menyelesaikan membantu, ya negara harus tetap turun. Jadi jangan mengambil sikap bermusuhan. Jangan difungsikan itu buzzer, itu kan malah nambah masalah," imbuh dia.
Baca juga: Rey Utami Bebas dari Penjara Terkait Kasus Ikan Asin, Begini Nasib Pablo Benua dan Galih Ginanjar
Habib Rizieq merupakan tokoh Islam di Indonesia yang memiliki banyak pendukung.
Silang pendapat di tengah masyarakat tentang sosoknya yang tegas dan kritis ini memang ramai jadi perbincangan.

Meski begitu, Habib Rizieq memegang janjinya tidak akan mempersulit pemerintah terkait kepulangannya dari Arab Saudi ke Indonesia.
Jimly mengapresiasi sikap Habib Rizieq dan para pendukungnya. Maka dari itu pemerintah dan para tokoh bisa sedikit saling meredam ego terkait situasi ini.
Sikap tersebut perlu dilakukan agar tidak menjadi masalah yang malah lebih melebar.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga meminta banyak pihak bisa melihat secara positif atas kepulangan Habib Rizieq yang bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November.
Situasi ini tentu bisa dimaknai agar negara Indonesia semakin bisa menghargai perbedaan pendapat sebagai keharmonisan demokrasi.
"Jadi saya imbau semua tokoh mengurangi sedikitlah egonya masing-masing, baik pribadi dan kelompok maupun golongan."
"Tolonglah agak dikurangi. Perbanyak semangat untuk saling mendengar, saling memberi perhatian, penghargaan dan penghormatan," ucap dia.
"Mulai hari ini, 10 November sebagai Hari Pahlawan yang bisa kita ambil hikmahnya ialah keperluan keharusan menghormati jasa sekecil apapun dari orang lain dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara," kata Jimly menambahkan.
Para pendukung Habib Rizieq, kata Jimly, sebaiknya juga bisa memahami situasi yang belum stabil di Indonesia.
Sehingga para pimpinan FPI lainya bisa membuat situasi semakin lebih tenang dan tidak melakukan aksi memakai emosi.
"Kalau pakai emosi dilawan emosi juga, itu makin marah. Pasti ada efek samping. Bisa saja jadi membakar."
"Jadi mudah-mudahan para aktivis sekitar Habib Rizieq menyadari potensi seperti itu sehingga bisa dicegah."
"Saya khawatir juga ada susupan dari luar. Kalau ada orang dari luar, jadi provokator dalam rangka merusak citra Habib Rizieq dan pendukungnya, itu makin membuat repot kita," ungkap anggota DPD RI tersebut.
Terkait kondisi politik, Jimly menyarankan Habib Rizieq bisa bergabung dengan partai politik yang sudah ada maupun membangun partai dengan kelompok oposisi.
Sehingga berbagai aspirasi bisa disalurkan akan lebih diperjuangkan dan sesuai jalur konstitusi.
"Menurut saya memang lebih baik melembaga, kalau tidak mau buat partai baru, perkuat yang sudah ada. Tapi biarkan disalurkan secara melembaga melalui saluran politik."
"Kalau enggak ya jangan berpolitik jangan urusin soal politik. Ceramah saja soal ekonomi, meningkatkan kualitas umat."
"Enggak usah omongin pemerintah sama sekali. Kalau ada aspirasi soal undang-undang, salurkan lewat partai kalau tidak mau buat partai sendiri."
"Kalau tidak percaya dengan partai sekarang, ya buat partai sendiri," kata dia menjelaskan.