Sisi Lain Metropolitan
Berusaha Bangkit Dihantam Pandemi, Melihat Keseharian Warung Bolong 'Tetangga' Sebuah Mal di Kemang
Usaha warung makan yang berjualan di samping Mall Kemang Village, Jakarta Selatan, perlahan bangkit usai dihantam pandemi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Nafsiah bersyukur lantaran pemerintah melonggarkan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi transisi.
Sebab, gerai-gerai mal kembali buka sehingga pengunjung mulai berdatangan.
Artinya, turut membuat sumber penghasilannya kembali lancar.
"Saya punya karyawan tiga orang, tapi ketika awal pandemi saya terpaksa memberhentikannya. Ketika sudah mulai ramai lagi, saya baru panggil satu orang yang jadi juru masak, tapi dua pelayannya belum," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (9/11/2020).
Saat pandemi, Nafsiah kesulitan mencari uang meski hanya Rp 500 ribu dalam sehari. Padahal, di waktu normal, ia bisa menuai penghasilan kotor sebesar Rp 2 juta dalam sehari!
Jumlah laba kotor yang besar bagi sebuah usaha warung.
"Waktu pandemi nyari Rp 500 ribu aja susah. Soalnya, mall ditutup, gerbang juga ditutup. Sekitar 80 persen turunnya," tambah Jefri.
Nafsiah mengatakan di sepanjang tembok perbatasan itu, tiga saudara kandungnya turut berjualan makanan dengan melubangi dinding.
Mereka mengikuti jejak Nafsiah yang berjualan di balik kokohnya tembok beton demi menuai cuan.
Kehilangan Langganan
Riyan (48), pengelola usaha warung bolong milik Sa'anih, kakak kandung Nafsiah, mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, siang hari lubang warungnya sering disambangi karyawan, sopir pengunjung dan sekuriti.
Namun, semenjak pandemi, jumlah karyawan tak sebanyak waktu normal.
"Biasanya sebelum pandemi, siang ini udah orang udah banyak yang ngantri. Sekarang mah, kayak begini (lebih sepi)," ujar yang juga menjadi menantu Sa'anih.
Selain minuman saset, Riyan juga menyajikan mie ayam kepada karyawan di lubang berukuran 40 cm x 40 cm itu.
Bahkan, mie ayam ala drive thru, yang sering dibeli karyawan menurun drastis.