Tiga Bocah yang Ditemukan PPSU di Kolong Jembatan Ternyata Bukan Korban Eksploitasi

Tiga bocah yang ditemukan anggota PPSU Roa Malaka di kolong tol Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat ternyata bukanlah korban eksploitasi.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Elga H Putra
WartaKota/Humas Polres Metro Jakarta Barat
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi (kiri) dalam rilis penangkapan pelaku video seks online Senin (10/8/2020) 

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBORA - Tiga bocah yang ditemukan anggota PPSU Roa Malaka di kolong tol Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat ternyata bukanlah korban eksploitasi.

Hal tersebut terungkap setelah pihak kepolisian mendatangi GOR Cengkareng yang jadi tempat ketiga bocah itu dititipkan.

Selain itu, juga berdasarkan keterangan petugas Sudinsos Jakarta Barat yang menerima penjelasan orangtua dua dari tiga bocah tersebut.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Teuku Arsya Khadaffi mengatakan, berdasarkan keterangan bahwa ketiga bocah tersebut pergi ke kolong jembatan Pasar Pagi atas inisiatif sendiri.

"Kemudian melakukan kegiatan seperti mengamen dan memulung tidak ada yang menyuruh. Dimana hasilnya digunakan untuk makan, minum dan susu dan membeli gitar untuk mengamen," kata Arsya menanggapi viralnya kasus ketiga bocah tersebut, Kamis (12/11/2020)

Sementara itu, terkait kondisi rambut ketiga bocah tersebut yang potongannya aneh, Arsya menyebut itu mereka sendiri yang memotongnya.

Koordinator Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos Jakarta Barat, Amirullah mengatakan, saat ini dua dari ketiga bocah tersebut telah diambil oleh pihak keluarganya ke rumahnya di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Keduanya yakni RM (9) dan adiknya N (4). Mereka diperbolehkan pulang setelah orangtuanya membuat surat pernyataan untuk tak kembali menelantarkan anaknya.

"Sedangkan untuk RR (10) rencananya akan dibawa ke panti sosial anak karena yang bersangkutan telah yatim piatu," kata Amirullah.

Diberitakan sebelumnya, ketiga bocah yang ditemukan menangis di kolong jembatan Pasar Pagi mengaku dieksploitasi oleh remaja tak dikenal untuk ngelem, nyabu dan mencuri.

Bahkan, mereka mengaku kerap dianiaya bila tak mau menuruti untuk mencuri yang uangnya disetorkan kepada remaja yang menyuruhnya yang disebutnya memiliki tato bintang di bagian pelipis.

Baca juga: Menolak Saat Dipaksa Jadi Penjahat Jalanan, 3 Bocah Ditinggal di Kolong Jembatan Pasar Pagi Tambora

Baca juga: Aniaya hingga Tewas Teman di Bekas Galian, Bocah 15 dan 16 Tahun Ini Ngaku Dihantui Korban

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved