Diduga Hina Habib Luthfi Bin Yahya, Pedagang Pasar Kecam Tindakan Ustaz Maheer At-Thuwailibi

Simpatisan Habib Luthfi Bin Yahya yang berasal dari pedagang pasar kecam tindakan simpatisan From Pembela Islam (FPI) Ustaz Maheer

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina
Suasana sejumlah pedagang pasar yang tergabung dalam Rumah Ekonomi Kreatif mengecam kecam tindakan Ustaz Maheer At-Thuwailibi di Pasar Kalimalang, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (15/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Simpatisan Habib Luthfi Bin Yahya yang berasal dari pedagang pasar kecam tindakan simpatisan From Pembela Islam (FPI) Ustaz Maheer At-Thuwailibi.

Belakangan ini, Ustaz Maheer menjadi sorotan publik lantaran diduga menghina Habib Luthfi Bin Yahya melalui postingan di akun twitternya.

Alhasil, kecaman pun datang dari berbagai simpatisan Habib Luthfi Bin Yahya.

Satu diantaranya seperti pedagang pasar yang tergabung dalam Rumah Ekonomi Rakyat.

"Hari ini Komite Pedagang Pasar bersama anak-anak pasar seluruhnya itu ingin mengapresiasi bahwa anak pasar itu tidak terima atas dihinanya Habib Lutfi Bin Yahya, guru kami tercinta," kata Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP), Abdul Rosyid Arsad di Pasar Kalimalang, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (15/11/2020).

Sebagai bentuk kecaman, sejumlah pedagang pasar turun langsung ke Pasar Kalimalang, Cakung dengan membawa spanduk dan poster.

Selain itu, aksi kecaman juga dituangkan dalam brosur yang kemudian dibagikan kepada pembeli dan penjual di Pasar Kalimalang.

Baca juga: Keluarga Rizieq Shihab Telah Bayar Denda Rp 50 Juta karena Langgar PSBB

Baca juga: Sembuh Covid-19, 200 Lebih Alumni RLC Tangsel Reuni Akbar, Senam Bersama Hingga Berbagi Masker

Baca juga: Rekomendasi Kuliner yang Tak Pernah Sepi di Kawasan Tebet, Pembeli Sampai Antre

Rosyid turut mengimbau agar organisasi FPI dapat menjaga keharmonisan antar islam.

"Bagaimana ciptakan kondisi harmonis dan damai untuk Indonesia, sekaligus juga sesama ulama harus bisaa merangkul dan juga bagaimana sesama kelompoknya harus harmonis. Jangan ciptakan premanisme," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved