Sembuh Covid-19, 200 Lebih Alumni RLC Tangsel Reuni Akbar, Senam Bersama Hingga Berbagi Masker

Sebanyak 200 lebih pasien Covid-19 yang sembuh usai menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19 menggelar reuni

Beberapa pengunjung tidak memakai masker meskipun mereka membawanya.

Penyuluhan tentang pentingnya menerapkan protokol  kesehatan pun disampaikan beberapa anggota FRLC19.

Willy Amosa, Kepala Suku FRLC19, mengatakan terbentuknya komunitas FRLC19 adalah sebagai bentuk terima kasih terhadap penanganan RLC kepada setiap pasien Covid-19 yang disebutkannya memanusiakan manusia.

"Ada sesuatu hal kenapa ini terbentuk karena ada susasana yang kita rasakan bahwa kita dilayani sangat mausiawi, bukan hanya sebagai seorang pasien yang masuk kedalam, kita seperti orang yang sedang transit dan di fasilitasi alat olahraga, makan diberikan lima kali dalam sehari, kita melakukan aktivitas-aktivitas, bersosialisasi tetap dengan aturan protokol, dari situ terbangun rasa kebersamaan dan kekeluargaan," ujar Willy di lokasi.

Baca juga: Hasil dan Klasemen UEFA Nations League: Cristiano Ronaldo Pimpin Portugal Digeser Prancis

Agen Perubahan

Ratusan penyintas Covid-19 itupun mendaku diri sebagai duta lawan Covid-19.

Merasakan tidak enaknya terserang Covid-19 dan terimbas segala dampaknya, dari mulai segi ekonomi hingga sosial,  suara mereka akan sangat beralasan untuk didengar masayarakat luas.

FRLC 19 ingin menjadi agen perubahan dalam hal  penanggulangan  Covid-19.

Willy mangatakan, pihaknya akan fokus terhadap penyampaian informasi yang benar dan menumpas hoaks yang beterbaran tentang pasien Covid-19 dan penularannya.

"Kita akan bersama RLC dan Dinkes bahwa kita akan turun ke masyarakat bagaimana aturan protokol itu sendiri, mengenai pemahaman bahwa swab dua kali dan negatif serta imun sudah meningkat sudah sehat secara utuh, kalau sudah melewati imun 14 hari itu sudah sehat dan itu kita informasikan, karena sekarang informasi yang berkembang itu masih simpang siur jadi mengkhawatirkan," paparnya.

Keluarga Baru

Dwi, salah satu tenaga medis rumah sakit swasta di Tangsel, ikut dalam reuni akbar itu.

Wanita 44 tahun itu merasa berterima kasih  dengan penanganan yang dirasakannya saat dikarantita di RLC19.

Baginya, isolasi Covid-19 di RLC tidaklah menyeramkan atau mengekang, melainkan sebaliknya.

Di RLC bahkan ia menemukan keluarga baru yang saling menguatkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved