Dapat Penghargaan, Ini Cerita 2 Peneliti Perempuan Indonesia Berkontribusi Penanganan Virus Corona
Dua perempuan peneliti Indonesia, Anggia Prasetyoputri dan Latifah Nurahmi diganjar penghargaan L’Oréal- UNESCO For Women in Science 2020.
"Adanya koinfeksi atau infeksi simultan oleh bakteri dapat terjadi karena bakteri memiliki sifat oportunis yang bisa masuk saat tubuh sedang lemah, dan diketahui dapat memperparah kondisi sebagian pasien COVID-19," terang Anggia.
Anggia menjelaskan, menggunakan metode pengurutan basa nukleotida atau sekuensing dari sampel swab, ia berharap dapat membantu tenaga medis dalam mengidentifikasi ada tidaknya bakteri patogen di dalam tubuh pasien COVID-19 dalam waktu singkat.
Baca juga: Menteri Edhy Prabowo Diciduk KPK, Rocky Gerung: Kita Rayakan dengan Pesan Seafood Hari Ini
Selain itu, Anggia berharap bisa membantu memberikan informasi kepada dokter untuk memberikan antibiotik yang tepat kepada pasien.
Mengenai tantangan yang dihadapi, Anggia mengaku dirinya bersama tim selalu menerapkan protokol kesehatan meski dalam penelitian.
"Jadi dalam laboratorium itu kita usahakan kapasitasnya tak terlalu penuh. Kita juga ada yang berbagi tugas," terang Anggia.
Meski demikian, Anggia memiliki tantangan tersendiri sebagai peneliti wanita yang harus berbagi waktu dengan peranannya sebagai seorang istri dan ibu.
Anggia menjelaskan, di tengah kesibukannya sebagai peneliti, ia juga harus memastikan jika sang anak mengikuti pembelajaran jarak jauh.
FOLLOW JUGA:
Terinspirasi dari kedua orang tua yang berkarir di bidang akademis, Latifah memilih karir sebagai peneliti dan pengajar.
Melalui pendidikan S3 nya di bidang Robotika, peneliti kelahiran Solo ini semakin menyadari betapa luasnya dunia sains, yang mendorongnya untuk semakin menekuni ilmu di bidang mesin.
"Saya melihat potensi yang besar di bidang kedokteran, dimana pemanfaatan robot dalam mengurangi risiko operasi masih belum cukup dimanfaatkan," papar Latifah Nurahmi.
Untuk pengembangan penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi dunia kedokteran Indonesia, terutama di situasi pandemi saat ini.
Baca juga: Jangan Sampai Keliru, Tata Cara dan Niat Puasa Senin Kamis, Lengkap dengan Keutamaan dan Dalilnya
"Keterlibatan teknologi robotika di dunia medis berperan besar untuk mengurangi risiko kontak fisik antara pasien dan dokter," aku Latifah.
Terkait tantangan yang dihadapi, Latifah menuturkan ia selalu optimis terhadap kehidupannya. Hal ini tak lepas dari pernyataan seorang rekan kepadanya ketika kuliah di Perancis.
"Saya sendiri sampai malu. Dia bilang, 'kamu punya tanggungjawab dan kesempatan yang sama dengan yang lainnya meski kamu wanita'," ujar Latifah.
Meski terdengar sepele, Latifah rupanya memegang nasihat rekannya itu hingga sampai saat ini.
"Jadi ketika saya menyemplung ke suatu bidang, saya harus siap," imbuh Latifah.