Laporkan Pungli Jutaan Rupiah di SMPN 18, Orang Tua Murid Ingin Kepala Dindikbud Tangsel Dicopot

Sejumlah orang tua murid SMPN 18 Tangsel melaporkan dugaan adanya pungutan liar (pungli) yang dibebankan kepada murid hingga jutaan rupiah.

TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangerang Selatan (Tangsel), Taryono, di Serpong, Jumat (14/8/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Sejumlah orang tua murid SMPN 18 Tangerang Selatan (Tangsel) mendatangi kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Rabu (25/11/2020).

Mereka ingin melaporkan dugaan adanya pungutan liar (pungli) yang dibebankan kepada murid hingga jutaan rupiah.

Beni Naraha, salah satu orang tua murid SMPN 18, mengatakan, anaknya dimintai uang sebesar Rp 1,6 juta untuk biaya seragam, rapor dan kegiatan ekstrakulikuler.

"Kami dimintakan uang sebesar Rp 1,6 juta untuk seragam, rapor dan kegiatan ekstrakurikuler," ujar Beni.

Beni tak bisa menahan amarahnya, suaranya meninggi. Ia heran di sekolah negeri masih ada pungutan, dan mempertanyakan sokongan dana dari pemerintah kota.

"Di sekolah ada pungutan liar dan kami sebagai orang tua murid mempertanyakan apakah pemerintah ini tidak punya dana," ujarnya.

Baca juga: Bocah Laki-laki Tenggelam di Kali Cideng, Sudah 24 Jam Belum Ditemukan

Laporan ke Kepla Dindikbud Tangsel bukan yang pertama kali.

Sudah sering orang tua murid berusaha mencari jawaban atas dugaan pungutan liar itu, namun justru seperti dipermainkan.

"Sampai hari ini kami ingin menyelesaikan dengan baik, tetapi kepala dinas membolapingpongkan kami sampai ke kabid. Pertemuan kemarin, apakah ada pertemuan dengan kepala dinas untuk kami, tidak ada," tegasnya dengan nada suara meninggi.

Menurut Beni, pungutan di SMPN 18 Tangsel bukan kali pertama terjadi.

Namun, karena saat ini setiap perusahaan memberlakukan WFH (Work From Home) atau bekerja dari rumah, dirinya memiliki banyak waktu untuk membongkar pungli tersebut.

"Saya ingin ketemu Ibu Airin (Wali Kota Tangerang Selatan) tapi dihalang-halangi. Tadi saja bilang katanya Ibu Airin belum datang, padahal sudah ada," ujarnya seraya mengaku semakin kesal.

Beni berharap Taryono dicopot dari jabatan Kepala Dindikbud Tangsel karena dinilainya lalai dalam pemantauan terhadap sekolah negeri.

Baca juga: Dicekoki Sabu Sejak Bayi, Ulah Bocah Ini saat TK Buat Ayah Angkatnya Malu: Pusing Kalau Tak Mencuri

"Saya ingin kepala dinas dicopot, Kepala Sekolah SMP Negeri 18 diganti, dan ketua komite harus diganti," ujarnya.

Setelah kekesalannya mereda, Beni mengatakan bahwa ia dan para orang tua murid lainnya hanya ingin Kepala Dindikbud Kota Tangerang Selatan menindaklanjuti laporan ini agar tidak ada pungli lagi di sekolah ke depannya.

Hingga berita ini diturunkan, TribunJakarta.com belum endapatkan konfirmasi dari Kepala Dindikbud Tangsel,Taryono maupun dari pihak SMPN 18.

Artikel ini telah tayang di Tribunbanten.com dengan judul Jengkel Sekolah Pinta Rp1,6 Juta, Orang Tua Murid SMPN 18 Tangsel Labrak Kepala Dinas Pendidikan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved