Persija Jakarta

Punya Pengalaman di Sepak Bola, Ismed Sofyan Dapat Tawaran Jadi Pelatih Persija Jakarta

Dapat tawaran melatih Persija Jakarta, bek senior Ismed Sofyan diminta untuk belajar melatih dari tim junior terlebih dahulu

Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/WAHYU SEPTIANA
Dapat tawaran melatih Persija Jakarta, bek senior Ismed Sofyan diminta untuk belajar melatih dari tim junior terlebih dahulu 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bek kanan senior Ismed Sofyan disarankan menjadi pelatih di tim Persija Jakarta kedepannya.

Tawaran melatih sudah diberikan manajemen klub Persija Jakarta kepada Ismed Sofyan.

Ismed Sofyan diharapkan bisa menjadi pelatih di tim senior.

Namun, harus memulai prosesnya dengan baik dan memulainya dari tim akademi terlebih dahulu.

Bahkan, Ismed Sofyan direkomendasikan secara langsung oleh manajer tim Bambang Pamungkas.

Pemain berusia 41 tahun itu mengatakan kalau dirinya mendapat tawaran dari Persija Jakarta untuk belajar melatih dari akar.

Di Persija Jakarta, Ismed Sofyan memang menjadi salah satu sosok yang begitu erat dan kental dengan Macan Kemayoran.

Baca juga: Ogah Antre Saat Ambil Order, Driver Ojol di Bekasi Cekcok Dengan Pegawai Toko Kue

Ismed Sofyan telah menghabiskan karier sepak bolanya bersama Persija Jakarta selama kurang lebih 17 tahun.

Ban kapten Persija Jakarta pun sudah sering sekali ditaruh di lengan kiri Ismed Sofyan.

Saat ini, Ismed masih termasuk dalam daftar kekuatan Persija pada musim 2020.

Walaupun pemain berusia 41 tahun tersebut belum tampil dalam Liga 1 2020 hingga pekan ketiga.

Wakil kapten Persija Jakarta, Ismed Sofyan saat ditemui selepas mengikuti latihan di Lapangan PS AU TNI Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2019).
Wakil kapten Persija Jakarta, Ismed Sofyan saat ditemui selepas mengikuti latihan di Lapangan PS AU TNI Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/WAHYU SEPTIANA)

Meski begitu, dedikasi Ismed Sofyan bagi Persija Jakarta pun tidak boleh diragukan lagi.

Selain jago menjaga lini pertahanan, Ismed pun piawai untuk memberikan umpan-umpan akurat ke barisan penyerang Persija Jakarta.

Terlebih, pemain asal Aceh tersebut telah merasakan gelar juara Liga Indonesia bersama Persija pada musim 2018.

Biarpun usia tidak muda lagi, Ismed Sofyan hingga kini masih menjadi pemain sepak bola dan belum memutuskan untuk pensiun.

Baca juga: Tak Hanya untuk Kecantikan, Ini Alasan Kamu Perlu Lakukan Perawatan Ortodonti

Padahal Ismed telah mengantongi lisensi B AFC yang artinya dirinya bisa saja kemungkinan untuk meniti karier menjadi seorang pelatih kedepannya.

Figur kelahiran Aceh tersebut pun menyebut sudah ditawari oleh Persija Jakarta untuk melatih.

Ismed Sofyan mendapat tawaran untuk belajar melatih di Persija Development Center.

Pasalnya, untuk menjadi pelatih kepala di klub-klub Liga 1 dibutuhkan lisensi A AFC.

Lapangan NYTC menjadi basis dari Kantor Persija Development Center yang terdapat tiga program yaitu Elite Pro Academy Persija, Persija Academy (boarding school), dan Persija Soccer School.

Baca juga: Di Hadapan Suami, Istri Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh

Ismed Sofyan mengatakan manajer Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, yang memintanya untuk memberikan materi latihan di Persija Academy.

"Kebetulan di sini (lapangan NYTC) kan ada soccer school dan elit pro academy," kata Ismed Sofyan kepada awak media

"Dari manajer (Persija) menyarankan apabila ada waktu kosong tidak ada salahnya untuk mengisi waktu di sini sambil belajar (melatih)," ucapnya.

Terima Gaji 25 Persen

Bek senior Persija Jakarta, Ismed Sofyan mengaku tak mempermasalahkan kebijakan manajemen klubnya yang membayarkan gaji tidak penuh selama penghentian kompetisi Liga 1 2020.

Manajemen Persija membuat kebijakan pembayaran gaji maksimal sebesar 25 persen kepada seluruh elemen yang ada di timnya.

Kebijakan yang dibuat manajemen Persija mengikuti anjuran yang telah ditetapkan oleh PSSI.

Bukan hanya Persija Jakarta, penerapan gaji 25 persen ini juga terasa di seluruh klub Liga 1 2020, sesuai ketentuan PSSI yang berlaku Oktober-Desember 2020.

Ismed Sofyan sebenarnya merasakan kondisi penerapan gaji 25 persen sebagai suatu masalah bagi pemain.

Namun, Ismed memahami situasi sulit yang tengah dialami oleh klub akibat belum adanya kompetisi.

"Kalau dibilang masalah, semua pasti masalah," kata Ismed Sofyan.

Baca juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Era 90: KLa Project Gerimis, Musim Penghujan Hadir Tanpa Pesan

"Kami juga harus mengerti juga kondisi saat ini. Kami juga mengerti kondisi manajemen dan mereka juga tidak ada pemasukan dari penonton dan yang lain," ujar pemain Persija bernomor punggung 14 tersebut.

Walaupun PSSI memperbolehkan klub-klub Liga Indonesia menggaji para pemain secara 25 persen, Ismed Sofyan tetap memandangnya secara positif

Ismed merasa bersyukur dirinya tetap mendapatkan gaji, meskipun kondisi kompetisi sedang ditunda.

"Alhamdulillah, kami masih diberi gaji 25 persen, walaupun kami tidak bekerja." tutur Ismed Sofyan.

"Dalam artian kami tidak punya latihan resmi. Tapi, mereka (Persija) masih memberikan gaji 25 persen untuk kami," kata Ismed.

"Jadi, kami bersyukur saja di kondisi sekarang ini," ujar pemain timnas Indonesia pada ajang kualifikasi Piala Asia 2011 tersebut.

Penerapan gaji 25 persen ini hanya berlaku untuk klub-klub Liga Indonesia pada periode Oktober 2020 hingga Desember 2020.

Jika kompetisi kedepan akan dilanjut terjadi perubahan mekanisme penerapan gaji sesuai kesepakatan para pemain dengan klub.

Perubahan tersebut yakni untuk Liga 1 kisaran pada 50 persen dan khusus Liga 2 kisaran 60 persen dari nilai kontrak atau sekurang-kurangnya di atas upah minimum regional yang berlaku di masing-masing domisili klub.

Baca juga: Jadwal Manga One Piece Chapter 998: Marco Bantu Roronoa Zoro Terbang ke Atap Onigashima

Penerapan ini akan dilakukan satu bulan sebelum kompetisi dimulai hingga berakhirnya kompetisi.

Terapkan Gaji 25 Persen

Manajemen Persija Jakarta mengikuti anjuran PSSI terkait pemberian gaji maksimal kepada pemainnya sebesar 25 persen.

Sebagaimana diketahui, PSSI telah mengeluarkan SK baru terkait aturan gaji pemain Liga 1 2020  yang secara maksimal hanya 25 persen.

Aturan tersebut berlaku selama kompetisi dihentikan pada Oktober-Desember 2020, yang tertera pada SK bernomor SKEP/69/XI/2020 itu juga membatasi nilai gaji pemain di kisaran 50 persen untuk Liga 1.

Gaji maksimal 25 persen ini tak berbeda dengan penetapan gaji sebelumnya yang kisaran 50 persen, aturan itu tertera pada SKEP/48/III/2020 dan SKEP/53/VI/2020.

Kendati demikian, manajemen Persija Jakarta pasrah apabila ada pemainnya memutuskan keluar karena tidak menerima gaji 25 persen.

Direktur olahraga Persija Jakarta, Ferry Paulus, mengatakan pihaknya bakal mengikuti apa kemauan pemain.

Jika pemain Persija Jakarta memikirkan untuk keluar karena alasan gaji, pihak menajemen tak bisa melarang karena hal itu sudah ditetapkan sesuai Surat Keputusan (SK).

Baca juga: Positif Covid-19, Begini Kondisi Terkini Cawalkot Depok Mohammad Idris

Persija telah memenuhi SK tersebut dan pihak manajemen juga telah memberitahu semua pemain hingga ofisial.

Hanya saja sampai saat ini Ferry Paulus mengaku belum menerima respon dari pemain ataupun ofisial.

"Kami sudah terbitkan SK lanjut dari direksi kepada tim termasuk pemain dan ofisial. Memang belum ada respons terkait SK itu," kata Ferry Paulus kepada awak media, Jumat (27/11/2020).

Namun, apabila nantinya ada pemain yang tak bisa menerima itu, manajemen Persija menyerahkan semua keputusan kepada pemain.

Direktur olahraga Persija Jakarta, Ferry Paulus saat mengumumkan pelatih baru Sergio Farias di kompetisi musim depan.
Direktur olahraga Persija Jakarta, Ferry Paulus saat mengumumkan pelatih baru Sergio Farias di kompetisi musim depan. (TribunJakarta.com/Wahyu Septiana)

Dengan penundaan Liga 1 yang cukup lama itu pun membuat Persija pasrah apabila nantinya ada pemain yang memutuskan mundur.

"Analisa kita kalau melihat SK sebelumnya. Kami juga kirimkan SK direksi pemain bisa menerima, tapi tak tahu yah karena ini jaraknya panjang sekali yah. Jadi kita tunggu saja yah," tutur Ferry.

Seperti diketahui, bahwa PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan Liga 1 bakal kembali bergulir Februari 2021.

Namun, hal itu belum ada kepastian karena PT LIB masih merayu Kepolisian Republik Indonesia (Polri) agar mendapat izin menggelar lanjutan Liga 1 nantinya.

Baca juga: Polisi Telusuri Adanya Komunitas Prostitusi Online di Kalangan Artis

PSSI Tetapkan Gaji 25 Persen

PSSI barus aja mengeluarkan Surat Keputusan (SK) terbaru terkait penundaan kompetisi sepak bola di Indonesia. 

Surat tersebut berisikan enam keputusan, satu di antaranya membahas penyesuaian gaji kepada pemain.

Selain itu, SK terbaru yang dikeluarkan PSSI sudah mendapatkan persetujuan dari FIFA dan AFC.

PSSI mengeluarkan Surat Keputusan terbaru soal penundaan kompetisi tahun 2020 dengan memperhatikan hasil rapat Komite Eksekutif PSSI tanggal 28 Oktober lalu.

Dalam rapat Exco tersebut diputuskan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 akan dihelat kembali pada Februari 2021 mengingat belum adanya izin keramaian dari pihak Kepolisian Republik Indonesia.

Dalam SK terbaru bernomor SKEP/69/XI/2020 setidaknya ada enam keputusan yang dihasilkan.

Satu di antaranya ketentuan pembayaran gaji pemain di jedanya kompetisi ini.

Pemain, pelatih dan ofisial akan dibayar maksimal 25 persen dari nilai kontrak terhitung Oktober hingga Desember 2020.

Baca juga: 5 Langkah Mengubah Tampilan Wallpaper Chat di Whatsapp Agar Berbeda Tiap Kontaknya

Kemudian, apabila kompetisi dimulai pada Februari, klub membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial dengan kisaran 50 persen untuk Liga 1 dan 60 persen untuk Liga 2.

Berikut bunyi poin dalam SK PSSI terkait penyesuain gaji pemain karena tertundanya kompetisi Liga 1 dan Liga 2.

“Klub dapat menerapkan kebijakan pembayaran gaji pemain, pelatih dan ofisial mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2020 dengan pembayaran maksimal 25% dari kewajiban yang tertera dalam perjanjian kerja sampai dengan dimulainya kompetisi,” kata Yunus Nusi.

Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, memberikan keterangan kepada awak media di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan, 29 Juli 2020.
Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, memberikan keterangan kepada awak media di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan, 29 Juli 2020. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

“Apabila kompetisi telah efektif untuk dapat dimulai, maka klub Liga 1 dan Liga 2 dapat melakukan kesepakatan ulang bersama dengan pelatih dan pemain atas penyesuaian nilai kontrak pada perjanjian kerja yang telah disepakati dan ditandatangani sebelumnya."

"Yaitu perubahan nilai kontrak untuk Liga 1 2020 dengan kisaran 50% dan Liga 2 dengan kisaran 60% dari total nilai kontrak atau sekurang-kurangnya di atas upah minimum regional yang berlaku di masing-masing domisili klub dan akan diberlakukan satu bulan sebelum kompetisi dimulai sampai dengan berakhirnya kompetisi dimaksud.”

Jalan Tengah Pemain dan Klub

Yunus Nusi menjelaskan bahwa SK terbaru PSSI sudah dibicarakan matang-matang dengan berbagai pihak, lebih khusus soal aturan pembayaran gaji.

Baca juga: Pemain Muda Persija Sutan Zico Kerja Keras Agar Dilirik Shin Tae-yong Perkuat Timnas U-19

Yunus Nusi mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan asosiasi pemain, pelatih dan klub sebelum mengeluarkan SK.

Ia menyadari ada pihak yang tak puas dengan hadirnya SK ini terutama bagi pemain, tapi keputusan ini menurutnya adalah hal yang adil bagi kedua belah pihak; klub dan pemain.

“Kami berikan batasan itu dari hasil komunikasi PSSI dengan asosiasi pemain, pelatih dan klub ini adalah jalan tengah. Memang tidak ada yang terpuaskan tapi ini jalan tengahnya,” kata Yunus Nusi.

“PSSI ditanyakan kok sampai masuk ke teknis. Iya kami harus harus melindungi semua pihak, kami harus masuk ke sana karena ini dalam keadaan luar biasa,” jelasnya.

Menurut Yunus Nusi, jika SK ini tidak dikeluarkan, maka klub bisa saja berpatokan pada isi kontrak.

Di mana di dalam kontrak disebutkan jika liga terhenti karena kejadian luar biasa maka pemain bisa tak mendapatkan gaji.

PSSI tunjuk anggota Exco, Yunus Nusi, sebagai Plt Sekjen PSSI gantikan Ratu Tisha Destria.
PSSI tunjuk anggota Exco, Yunus Nusi, sebagai Plt Sekjen PSSI gantikan Ratu Tisha Destria. (ISTIMEWA)

Di lain sisi, SK ini juga menjadi pegangan bagi klub-klub untuk terhindar dari gugatan pemain, khususnya pemain asing yang tidak terima dengan pemotongan gaji.

“Kalau terjadi klaim dan gugatan hukum dari pemain ke klub, SK PSSI ini bisa sedikit membantu, meringankan bahkan memenangkan klub. Seperti SK sebelumnya,” kata Yunus Nusi.

“Bali United digugat pemain asing, dengan adanya pandemi ini, kadang pemain asing tidak peduli dengan kesulitan-kesulitan klub, makanya muncullah surat keputusan ini,” katanya.

Seperti diketahui, dalam SK tersebut dijelaskan bahwa Pemain, pelatih dan ofisial akan dibayar maksimal 25 persen dari nilai kontrak terhitung Oktober hingga Desember 2020.

Kemudian, apabila kompetisi dimulai pada Februari, klub membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial dengan kisaran 50 persen untuk Liga 1 dan 60 persen untuk Liga 2.

Baca juga: Mamah Dedeh dan Anaknya Dikabarkan Terkonfirmasi Covid-19

Sudah Disetujui FIFA

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi menjelaskan soal Surat Keputusan PSSI terbaru terkait penundaan kompetisi Liga 1 dan Liga 2.

Setidaknya ada enam poin yang jadi keputusan, salah satunya soal pembayaran gaji pemain, pelatih dan ofisial.

Menurut Yunus Nusi, SK yang dikeluarkan pada Senin (16/11/2020) sudah mendapatkan persetujuan dan rekomendasi dari AFC dan FIFA. Pasalnya terjadi dalam keadaan luar biasa.

“Kami memang diminta oleh klub harus memberikan batasan terhadap hak dan kewajiban antara klub dengan pemain karena klub juga sangat kewalahan menghadapi ini dan itu juga direkomendasi, di approve oleh FIFA dan AFC,” kata Yunus Nusi.

Perihal pembatasan gaji yang tertera dalam SK tersebut, Yunus Nusi menjelaskan bahwa hal itu juga diambil untuk menguntungkan kedua belah pihak; klub dan pemain.

Pasalnya, ia memaparkan dalam kontrak klub-klub kepada pemain di situ bahkan ada yang menjelaskan apabila liga tak berjalan karena keadaan kahar maka bisa tidak dibayar sama sekali.

“Kami juga harus berikan batasan supaya klub juga tidak terlalu tergerogoti oleh keinginan-keinginan ambisius dari beberapa pemain khususnya pemain asing,” katanya.

“Tapi di sisi lain juga kami melindungi pemain jangan sampai pemain ini tidak digaji sama sekali."

"Mentang-mentang tidak ada liga dalam keadaan kahar karena di dalam kontrak klub dan pemain. Kalau dalam keadaan kahar itu menjadi acuan klub kasihan pemainnya, pemain justru bisa tidak dibayar sama sekali,” jelasnya.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bersama Plt Sekjen Yunus Nusi, pemain timnas U-19 Jack Brown, pemain timnas U-16 I Made Kaicen menghadiri peluncuran jersey ketiga Timnas Indonesia
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bersama Plt Sekjen Yunus Nusi, pemain timnas U-19 Jack Brown, pemain timnas U-16 I Made Kaicen menghadiri peluncuran jersey ketiga Timnas Indonesia (PSSI)

Seperti diketahui, dalam SK tersebut dijelaskan bahwa Pemain, pelatih dan ofisial akan dibayar maksimal 25 persen dari nilai kontrak terhitung Oktober hingga Desember 2020.

Kemudian, apabila kompetisi dimulai pada Februari, klub membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial dengan kisaran 50 persen untuk Liga 1 dan 60 persen untuk Liga 2.

Sebagian artikal ini telah tayang di Bolasport dengan judul Persija Pasrah jika Pemainnya Keluar karena Gaji 25 Persen

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved