Wali Kota Bekasi Tanggapi Bayi Pengemis Meninggal di Gendongan Ibunya: Sebenarnya Ada Fasilitas

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengakui ada kekhilafan jajarannya terkait peristiwa bayi yang meninggal di gendongan ibunya

Editor: Erik Sinaga
DOKUMENTASI SERAMBI INDONESIA
Ilustrasi bayi meninggal di gendongan ibunya di Bekasi, Jawa Barat. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Seorang bayi meninggal di gendongan ibunya yang mengemis di Pasar Bantargebang.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengakui ada kekhilafan jajarannya terkait peristiwa memilukan tersebut.

Rahmat Effendi mengatakan sejatinya, Dinas Sosial memiliki program yang diperuntukan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) guna menekan angka kemiskinan.

Hal itu untuk menanggapi meninggalnya seorang balita berinisial AS (2) saat digendong ibunya, NA (32), sambil mengemis di Pasar Bantargebang, Kamis (26/11/2020) lalu.

"Tapi sebenarnya kita juga fasilitas, ada rumah singgah yang luar biasa. Mungkin itu kekhilafan dalam operasional, seharusnya bisa terdeteksi, kan satpol di kecamatan kita ada. Sekali lagi, saya turut berduka," ujar Rahmat saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bekasi, Senin (30/11/2020).

Dinas Sosial
Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial (Sekdisos) Kota Bekasi Asep Kadarisman mengungkapkan terdapat program-program yang khusus dibuat untuk menanggulangi kemiskinan.

"Kalau kebijakannya umumnya Pemkot Bekasi, kami sudah ada Perda Nomor 4 tahun 2018 tentang penanggulangan kemiskinan," katanya.

Perda tersebut didukung dengan diterbitkannya Peraturan Wali Kota Bekasi (Perwal) nomor 75 tahun 2020 tentang bantuan penguatan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif.

"Lalu Perwal 11 tahun 2020 tentang bansos usaha ekonomi produktif kepada kelompok usaha bersama untuk penanganan fakir miskin di Kota Bekasi," ujar Asep.

Kemudian, Perwal 36 tahun 2020 tentang tata cara pelaksanaan program bantuan usaha bagi masyarakat miskin.

Namun kemudian, pandemi Covid-19 mengakibatkan beberapa program tersebut tertahan untuk sementara waktu akibat refocusing anggaran.

"Mereka yang tergolong miskin tadi sebenarnya ada programnya, tapi karena ada Covid-19, kegiatan dinsos banyak yang direfocusing. Mungkin kedepan 2021 ada lagi programnya. Itu sudah kami buat, tinggal pelaksanaannya nanti di 2021," katanya.

Baca juga: Begini Strategi Kemendag Pacu Pemulihan Ekonomi Tahun Depan

Baca juga: Bagus Kahfi Batal Berkarier di Eropa: Barito Putera Tidak Salah, FC Utrecht Tak Beretika

Baca juga: Diperiksa 6 Jam Soal Swab Test Habib Rizieq, MER-C Dicecar 50 Pertanyaan

Program yang tidak terkena refocusing masih terus berlangsung hingga akhir tahun, seperti pemberian bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak Covid-19.

"Bansos Covid-19 misalnya. Kepada 150.000 ditambah 75.000 orang. Kalau itu memang prioritas karena bantuan langsung, jadi tidak di-refocusing," tutur Asep. 

Penulis: Rangga Baskoro

Berita ini telah tayang di Warta Kota berjudul: Bayi Pengemis Meninggal di Gendongan Ibunya, Wali Kota Bekasi Akui Ada Kekhilafan Operasional

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved