Longsor di Ciganjur

Dapat Ganti Rugi Rp 55 Juta, Suami Korban Tewas Longsor di Ciganjur Berdamai dengan Pengembang

Meski berkurang dari harga tuntutan awal sebesar Rp 75 juta, Ade menerima ganti rugi sebesar Rp 55 juta.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Ade Chandra (43), suami Wudiar Nohapa (42), korban tewas akibat turap perumahan Melati Residence ambrol menimpa rumah mereka. Ia sudah sembuh dan bisa kembali bekerja sebagai sekuriti keamanan pada Selasa (1/12/2020) 

Ia mengatakan kondisinya sudah sembuh. 

Kepalanya yang kala itu sempat diperban juga sudah sembuh.

Namun, tampak di kedua tangannya banyak bekas luka akibat tragedi pilu silam itu.

"Ini sisa-sisa bekas luka akibat longsor sudah enggak bisa hilang. Ini ada bekas luka karena terkena pecahan kaca jendela. Waktu musibah itu saya menyelamatkan diri lewat jendela yang saya dobrak," ujarnya sembari memperlihatkan bekas luka di tangan kanannya pada Selasa (1/12/2020).

Masih ada satu luka dalam yang tak bisa sembuh. Tangan kirinya masih terlihat ada benjolan.

Ia masih mengeluh sakit kala mengangkat galon air di rumah.

"Lengan tangan kiri saya masih menonjol, kata tukang urutnya udah geser. Sebenarnya udah enggak sakit. Pas sakit kalau mau angkat galon air aja," terangnya.

Selain luka, kenangan akan istrinya masih membekas dalam diri Ade.

Ia beberapa kali menengok lokasi longsor di Jalan Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.

"Masih keinget. Kadang-kadang saya kirimin doa ke istri saya. Biar tenang. 40 hari istri saya adain sendiri di Jalan Damai. Kemudian yang kedua di rumah mertua," ungkapnya.

Walaupunn musibah merundungnya, ia sudah siap untuk menata kembali hidupnya dari awal.

Bersama anak perempuannya, Cahyani Putri (16), Ade tinggal di rumah kontrakan barunya.

"Saya meniti hidup lagi dari nol. Mulai merangkak lagi. Saya membesarkan hati untuk mengikhlaskan semuanya," pungkasnya.

Sebelumnya diwartakan, terjadi longsor dan banjir di Jalan Damai RT 004 RW 002 diakibatkan hujan deras pada Sabtu (10/10/2020) sekitar pukul 18.50 WIB.

Air meluap ke permukiman warga karena aliran Kali Setu terganjal reruntuhan turap Perumahan Melati Residence di atasnya.

Ketinggian air sempat mencapai 120 sentimeter.

Dari musibah itu, setidaknya 300 rumah terdampak, sekira 500 orang mengungsi, tiga warga dilaporkan menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Satu di antaranya meninggal dunia.
 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved