Longsor di Ciganjur

Dapat Ganti Rugi Rp 55 Juta, Suami Korban Tewas Longsor di Ciganjur Berdamai dengan Pengembang

Meski berkurang dari harga tuntutan awal sebesar Rp 75 juta, Ade menerima ganti rugi sebesar Rp 55 juta.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Ade Chandra (43), suami Wudiar Nohapa (42), korban tewas akibat turap perumahan Melati Residence ambrol menimpa rumah mereka. Ia sudah sembuh dan bisa kembali bekerja sebagai sekuriti keamanan pada Selasa (1/12/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Pihak Perumahan Melati Residence mengganti kerugian yang diderita Ade Chandra (43), suami Wudiar Nohapa, korban tewas akibat longsor di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan beberapa waktu silam.

Meski berkurang dari harga tuntutan awal sebesar Rp 75 juta, Ade menerima ganti rugi sebesar Rp 55 juta.

Pertemuan itu berlangsung di Kantor Polsek Jagakarsa bersama Ade, Kakak Wudiar, Pihak pengembang dan polisi.

"Awalnya dia minta Rp 40 juta. Saya merasa keberatan. Dealnya mencapai Rp 55 juta dari harga awalnya Rp 75 juta," ujar Ade kepada TribunJakarta.com pada Selasa (1/12/2020).

Setelah pihak pengembang membayar ganti rugi, Ade telah mengikhlaskan dan berdamai.

"Masalah sudah clear. Saya juga udah enggak mau pusing lagi. Kami dari keluarga almarhumah sudah mengikhlaskan setelah pertemuan itu," pungkasnya.

Kepada TribunJakarta.com, uang sebesar Rp 55 juta tidak diterimanya untuk menghidupinya dan anak semata wayangnya.

Ia mengikhlaskan uang ganti rugi itu diberikan kepada orangtua istrinya.

Baca juga: Covid-19 Kota Bekasi Tembus 10.000 Lebih, Rencana Pembelajaran Tatap Muka Tetap Berjalan

Baca juga: Positif Covid-19 Tanpa Gejala, Anies Baswedan Jalani Isolasi Mandiri di Rumah Dinas

Baca juga: Terkonfirmasi Positif Covid-19, Begini Kondisi Terkini Gubernur Anies Baswedan

 Luka dan duka yang membekas

Sudah hampir dua bulan musibah longsor di Ciganjur itu berlalu.

Namun, bekas luka dan duka yang dialami Ade akibat petaka di malam minggu itu membekas dalam dirinya.

Kondisi Ade Chandra (43), suami dari Wudiar Nohapa (42), korban tewas akibat turap longsor yang menimpa rumah mereka di Jalan Damai, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, sudah sembuh.

Ia sudah mulai bekerja kembali sebagai petugas keamanan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cilandak, Jakarta Selatan.

Berseragam batik, pria yang sedang berjaga di pos keamanan itu sempat berbincang dengan TribunJakarta.com.

Ia mengatakan kondisinya sudah sembuh. 

Kepalanya yang kala itu sempat diperban juga sudah sembuh.

Namun, tampak di kedua tangannya banyak bekas luka akibat tragedi pilu silam itu.

"Ini sisa-sisa bekas luka akibat longsor sudah enggak bisa hilang. Ini ada bekas luka karena terkena pecahan kaca jendela. Waktu musibah itu saya menyelamatkan diri lewat jendela yang saya dobrak," ujarnya sembari memperlihatkan bekas luka di tangan kanannya pada Selasa (1/12/2020).

Masih ada satu luka dalam yang tak bisa sembuh. Tangan kirinya masih terlihat ada benjolan.

Ia masih mengeluh sakit kala mengangkat galon air di rumah.

"Lengan tangan kiri saya masih menonjol, kata tukang urutnya udah geser. Sebenarnya udah enggak sakit. Pas sakit kalau mau angkat galon air aja," terangnya.

Selain luka, kenangan akan istrinya masih membekas dalam diri Ade.

Ia beberapa kali menengok lokasi longsor di Jalan Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.

"Masih keinget. Kadang-kadang saya kirimin doa ke istri saya. Biar tenang. 40 hari istri saya adain sendiri di Jalan Damai. Kemudian yang kedua di rumah mertua," ungkapnya.

Walaupunn musibah merundungnya, ia sudah siap untuk menata kembali hidupnya dari awal.

Bersama anak perempuannya, Cahyani Putri (16), Ade tinggal di rumah kontrakan barunya.

"Saya meniti hidup lagi dari nol. Mulai merangkak lagi. Saya membesarkan hati untuk mengikhlaskan semuanya," pungkasnya.

Sebelumnya diwartakan, terjadi longsor dan banjir di Jalan Damai RT 004 RW 002 diakibatkan hujan deras pada Sabtu (10/10/2020) sekitar pukul 18.50 WIB.

Air meluap ke permukiman warga karena aliran Kali Setu terganjal reruntuhan turap Perumahan Melati Residence di atasnya.

Ketinggian air sempat mencapai 120 sentimeter.

Dari musibah itu, setidaknya 300 rumah terdampak, sekira 500 orang mengungsi, tiga warga dilaporkan menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Satu di antaranya meninggal dunia.
 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved