Sisi Lain Metropolitan
Sejarah Dua versi Asal Usul Nama Ragunan di Jakarta Selatan
Namun, ada dua versi cerita sejarah terkait Pangeran Wiraguna. Cerita dari sumber buku dan warga sekitar.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Pada tahun 2010, Lia kemudian membangun ulang tempat petilasan dari uang sumbangan para donatur.
Di tempat petilasan itu terdapat sebuah tempat tidur berkelambu.
Lia sebagai penjaga tempat keramat itu mengikuti pendahulunya.
Menurutnya, tempat tidur itu untuk duduk sang pangeran.
"Namanya seorang anak raja apa mungkin kita hanya letakkan satu bangku? Di mana-mana petilasan itu ada tempat tidur dan kelambu," jelasnya.
Lambat laun tempat petilasan itu dikelilingi oleh makam-makam warga sekitar serta dinaungi pepohonan rimbun nan tua.
Disambangi peziarah dari berbagai daerah
Berbagai peziarah datang demi menengok tempat petilasan Pangeran Wiraguna.
Mereka pun bukan hanya berasal dari Jakarta saja melainkan luar kota.
"Ada yang dari Kuningan sampai Jogjakarta," katanya.
Mereka rela datang jauh-jauh demi menemui Pangeran Wiraguna.
Kebanyakan, lanjut Lia, para peziarah mengetahui informasi dari media sosial, siaran televisi ataupun mulut ke mulut.
Baca juga: Riwayat Nama Ragunan dan Jejak Petilasan Pangeran Wiraguna di Jakarta Selatan
Baca juga: Pemkot Jaksel Pastikan Graha Wisata Ragunan Siap Tampung Pasien Covid-19
Baca juga: Disindir Adik Prabowo soal Ekspor Benur, Susi Pudjiastuti: Apa Urusannya yang Keliru?
"Kebanyakan yang datang jauh-jauh ke sini dapat dari mimpi. Mereka didatangi (pangeran) secara spiritual," ungkapnya.
Terlepas dari apapun maksud peziarah yang datang, Lia selalu menekankan tetap memohon kepada sang pencipta.
Ziarah tempat petilasan ataupun makam menjadi perenungan akan kematian agar selamat dunia dan akhirat.