Antisipasi Virus Corona di DKI

Target Tes Swab Harian Meningkat, Puskesmas Cakung Terkendala Penolakan Warga

Langkah Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kuota tes swab di Puskesmas guna menemukan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 tak sepenuhnya disambut warga.

Istimewa
Tes swab jemput bola yang dilakukan Puskesmas Kelurahan Tengah bagi warga RW 01, Kamis (19/11/2020). Langkah Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kuota tes swab di Puskesmas guna menemukan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 tak sepenuhnya disambut warga. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Langkah Pemprov DKI Jakarta meningkatkan kuota tes swab di Puskesmas guna menemukan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 tak sepenuhnya disambut warga.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cakung Junaidah mengatakan kuota minimal melakukan 100 tes swab per harinya kini terkendala penolakan dari warga.

"Untuk tenaga labolatorium yang bertugas melakukan tes swab kita siap. Kendalanya justru masih banyak warga yang menolak di-swab," kata Junaidah saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Kamis (9/12/2020).

Padahal guna memenuhi target Puskesmas Kecamatan Cakung sudah pontang-panting melalukan berbagai upaya mengajak warga untuk diperiksa.

Dari melakukan sosialisasi bahaya dan mudahnya Covid-19 menular lewat droplet atau partikel air liur yang keluar saat seseorang berbicara, batuk, bersin.

Hingga melakukan tes swab jemput bola ke permukiman warga dilakukan guna menemukan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 dan mencegah penularan.

"Untuk kuota tes swab harian yang dilakukan warganya sudah dijadwalkan, terdaftar nama-namanya. Kita telpon satu per satu mengonfirmasikan jamnya agar tidak menumpuk," ujarnya.

Nahas upaya tak disambut baik, kasus penolakan tes swab di Cakung yang merupakan Kecamatan paling padat se-Jakarta Timur penduduk terus bertambah.

Padahal jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kecamatan Cakung termasuk banyak, hingga 15 November 2020 total tercatat sebanyak 3.007 kasus.

Jumlah tersebut membuat Cakung menjadi Kecamatan nomor dua dengan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di antara 10 Kecamatan Jakarta Timur.

"Biasanya kita minta bantuan gugus tugas RW untuk mengajak warga agar mau dites swab, tapi tetap saja aja ada warga bandel. Tidak mudah mengedukasi masyarakat," tutur Junaidah.

Junaidah menyebut bila berjalan mulus pelaksanaan 100 tes swab warga sesuai kuota harian sebenarnya bisa rampung dalam waktu tiga jam.

Namun lama waktu tersebut jadi tidak pasti karena banyak warga menolak ikut pemeriksaan, pun tes swab yang dilakukan Puskesmas gratis.

Sanksi Rp 5 juta bagi warga yang menolak pemeriksaan tes swab dalam Perda DKI Jakarta no 2 tahun 2002 juga tampak tak ampuh membuat warga bersedia dites.

"Sepertinya warga yang menolak di-swab tidak tahu adanya sanksi denda. Banyaknya berita hoax terkait Covid-19 juga sangat mempengaruhi sikap masyarakat," lanjut Junaidah.

Sebagai informasi, sejak terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 usai libur panjang Pemprov DKI meningkatkan kuota tes swab harian di Puskesmas.

Baca juga: Perankan Karakter Bad Boy, Ini Cara Angga Yunanda Dalami Karakter

Baca juga: Kerumunan di Perayaan Kemenangan Benyamin-Pilar, Berikut Tanggapan Bawaslu

Bila di pertengahan tahun 2020 lalu kuota tes swab harian di Puskesmas berkisar 50 warga per harinya, kini jumlah minimal per hari mencapai 100-150 tes swab.

Penemuan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 lewat tes swab penting karena makin cepat seseorang diketahui terkonfirmasi penanganan lebih cepat.

"Petugas laboratorium di Puskesmas Kecamatan Cakung yang bertugas melakukan tes swab sebanyak 11 orang. Hari ini jumlah warga yang dites swab 121 orang, sebelumnya kita pernah sampai 180 per hari," sambung dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved