Pelarian 18 Tahun Teroris Otak Bom Bali 1, Zulkarnain Akhirnya Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta

Pelarian belasan tahun Zulkarnain alias Arif Sunarso Panglima Askari berakhir di tahun 2020.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFEDA
Zulkarnain yang mengenakan baju serba oranye, menggunakan sarung hitam putih saat mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (16/12/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pelarian belasan tahun Zulkarnain alias Arif Sunarso Panglima Askari berakhir di tahun 2020.

18 tahun sudah otak dari tragedi Bom Bali 1 melarikan diri dari kejaran petugas.

Pelariannya berakhir saat pandemi Covid-19 menggunakan sarung dan pakaian tahanan serba oranye di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Kedua pergelangan kaki dan lengannya pun tak luput dari borgolan petugas.

Saat tiba di apron kargo Bandara Soekarno-Hatta, Zulkarnain menjadi teroris terakhir dari 22 teroris lainnya yang menginjakan kaki ke landasan.

Zulkarnain yang mengenakan baju serba oranye, menggunakan sarung hitam putih saat mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (16/12/2020).
Zulkarnain yang mengenakan baju serba oranye, menggunakan sarung hitam putih saat mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (16/12/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFEDA)

Ia terlihat hanya mengenakan sarung bercorak hitam putih, atasan baju serba oranye bernomor punggung 13.

Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan menerangkan, Zulkarnain berhasil diamankan di Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.

"Sebelumnya, Zulkarnain DPO (daftar pencarian orang) Polri selama 18 tahun lamanya," ungkap dia di Apron Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (16/12/2020).

Pasalnya, Zulkarnain yang kini sudah paruh baya ternyata menjadi orang penting di Jaringan Islamiyah (JI).

Ia diketahui mempunyai rekor menjadi aktor penting disetiap peristiwa teroris besar di tanah air.

"Zulkarnain punya keahlian dalam merakit bom high eksplosif atau berdaya ledak tinggi," sambung Ramadhan.

Ia juga diketahui memiliki keahlian dalam membuat senjata api, keahlian dalam dunia militer, termasuk pernah melatih kekuatan militer di Afganistan.

"Zulkarnain ini orang di balik kerusuhan Ternate, Ambon, dan Poso. Dan pemboman di sejumlah daerah," ungkap Ramadhan.

Ia jufa menjadi otak pemboman Kedubes Pilipina tahun 1999, teror bom gereja serentak pada malam natal di 2000-2001.

Kemudian, Bom Bali I tahun 2002, bom Bali 2 tahun 2005, bom Kedubes Australia tahun 2004, dan bom JW Mariot tahun 2003.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved