Pemkab Bekasi Bangun WC Bernilai Ratusan Juta, Bupati: Dalam Rangka Pembelajaran Tatap Muka

Bupati Bekasi mengatakan Covid-19 jadi alasan proyek yang dipercaya mengusung konsep adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Penampakan proyek pembangunan WC di SDN Mangunjaya 04 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi senilai Rp196,8 juta. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG UTARA - Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja menanggapi polemik pembangunan water closet (WC) di sejumlah sekolah dengan anggaran mencapai Rp196,8 juta.

Bupati Bekasi mengatakan Covid-19 jadi alasan proyek yang dipercaya mengusung konsep adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Eka mengatakan, pembangunan WC sekolah merupakan agenda untuk menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tengah pandemi Covid-19.

WC seharga ratusan juta ini dilengkapi sistem sanitasi, westafel cuci tangan sehingga dipercaya dapat menunjang penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah.

"Itu tujuannya dalam rangka menghadapi pembelajaran tatap muka termasuk sanitasi, WC, tempat cuci tangan terus juga dan yang lainnya, sengaja kita anggarkan untuk tatap muka," kata Eka.

Terkait nilai anggran untuk satu WC yang menelan ratusan juta, Eka mengaku, kegiatan ini sudah dianggarakan oleh dinas teknis sesuai kebutuhan.

Di samping lanjut dia, proses penganggaran hingga pada kegiatan pembangunan dipantau Inspektorat Kabupaten Bekasi.

"Nanti lihat saja kerugian negaranya di mana. Dan kita memang ini kan belum selesai. Ini memang sedang dibangun," terang Eka.

Pembayaran Proyek Bisa Disesuaikan Setelah Rampung

Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan, pembayaran proyek pembangunan water closet (WC) di sejumlah sekolah bisa disesuaikan ketika bangunan fisik sudah rampung.

Eka menjelaskan, proyek pembangunan WC ini mengunakan metode pembayaran di akhir. Kontraktor saat memulai proyek, baru menerima uang muka sebesar 30 persen dari jumlah anggaran.

"Ini kan belum dibayar, baru dibangun, belum selesai. Apa saja yang dibangun nanti lihat saja," kata Eka di SDN Karangraharja 02 Cikarang Utara, Selasa (15/12/2020).

Dia mengungkapkan, pembanyaran awal sebesar 30 persen kepada kontraktor diperbolehkan dan sudah diatur dalam ketentuan.

Pemkab Bekasi kata dia, menganggarakan ratusan juta untuk tiap proyek WC di sejumlah sekolah. Jika sudah rampung, besaran biaya akan dihitung dengan disesuiakan biaya yang terpakai.

"Ini memang sedang dibangun. Kalau memang tidak (sesuai) standar dengan nilai (anggaran) tinggal kita bayar dengan apa yang ini (sudah rampung)," terang dia.

Ketika ditanya soal anggaran ratusan juta untuk satu kegiatan WC di sekolah, Bupati Eka enggan mau menilai apakah sudah sesuai atau tidak.

"Masalah masuk akal, tanya saja ke teknis apa saja yang dibangun," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bangunan Negara Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi, Benny Sugiarto Prawiro menambahkan, pihaknya akan melakukan perhitungan dengan menyesuaikan hasil bangunan fisik WC yang sudah jadi.

"Nanti kita stock opname (perhitungan) setelah itu nanti kalau dia kerjakan seperti apa itu yang kami bayar. Ini belum bayar semua," tegas dia.

Berdasarkan data di situs lpse.bekasikab.go.id, salah satu sekolah yang menerima kegiatan pembangunan WC yakni, SD Negeri Magunjaya 04, Jalan Kedondong, Kecamatan Tambun Selatan senilai Rp196,8 juta.

Dalam situs itu juga disebutkan, pagu anggaran yang disediakan mencapai Rp198,5 juta hanya untuk sarana penunjang toilet sekolah.

Kegiatan serupa juga dilakukan di SMP Negeri 4 Cikarang Barat. Nilai anggaran yang dihabiskan untuk membangun sarana penunjang pendidikan di lingkungan sekolah ini tidak jauh berbeda yakni, Rp196,9 juta.

Pilih Bangun WC Ketimbang Renovasi Sekolah

Bupati Eka juga menyingung rencana renovasi ribuan ruang kelas tak layak yang batal dilakukan di 2020  akibat refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.

"Kita juga menganggarkan untuk sekolah-sekolah yang kondisinya sudah memprihatinkan, tapi kena refocusing anggaran sehingga tidak bisa kita lakukan di tahun ini," kata Eka di SDN Karangraharja 02, Cikarang Utara.

Eka menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bekasi sejatinya sudah merancang proyek prioritas renovasi atau pembangunan sekolah yang kondisinya sudah tua dan lapuk.

Berdasarkan data yang disampaikan Komisi IV DPRD Kota Bekasi, terdapat sekitar 3000 ruang kelas SD dan 5000 ruang kelas SMP yang kondisinya tidak layak.

"Prioritas pembangunan di 2020 kemarin adalah bangunan (sekolah) yang memang kondisinya sudah lapuk dan sudah tua," ucap Eka.

Perihal pembangunan WC yang menelan anggaran mencapai ratusan juta, kegiatan itu merupakan bagian dari upaya penangan Covid-19.

Baca juga: Bupati Bekasi Sebut Pembayaran Proyek WC Ratusan Juta Bisa Disesuaikan Setelah Rampung

Baca juga: Pilih Bangun WC Ratusan Juta Ketimbang Renovasi Ruang Kelas, Begini Tanggapan Bupati Bekasi

Baca juga: Dukung Industri Kreatif, Astragraphia Jangkau 415 Pelaku UMKM

Eka menjelaskan, WC seharga ratusan juta di tiap sekolah merupakan bagian dari persiapan dalam adaptasi kebiasaan baru (AKB) kegiatan belajar tatap muka.

Selain bangunan fisik WC, dalam proyek itu juga disertakan pembangunan sarana cuci tangan di lingkungan sekolah dengan konsep AKB.

"Ini berkaitan dengan cuci tangan. Kita jangan lihat toiletnya saja, nanti silahkan rincinya ke dinas teknis. Intinya, dalam rangka covid, tidak bole kita mengganggu aktivitas belajar," tegas dia. 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved