Stres Dibayangi Sosok Istri Muda Teman Lagi Hamil Tua, Kernet Bus Cerita Korban saat Dihabisi Suami
Kematian Hilda Hidayah, istri muda Hendra Supriyatna yang sedang hamil tua, jadi mimpi buruk bagi Muhammad Khairul Fauzi alias Unyil hampir dua tahun.
Penulis: Bima Putra | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Kematian Hilda Hidayah (22), istri muda Hendra Supriyatna (38) yang sedang hamil tua, jadi mimpi buruk bagi Muhammad Khairul Fauzi (20) hampir dua tahun.
Selama itu Fauzi yang akrab disapa Unyil menyimpan rapat rahasia bagaimana temannya Hendra alias Indra membunuh istri sirinya menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus.
Unyil tak bisa menolak ketika diajak untuk membantu Indra menguburkan mayat istri sirinya ala kadarnya pada Rabu (3/4/2019) malam.
Indra memilih menguburkan mayat Hilda di taman kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, karena area sekitar sepi dan jauh dari permukiman warga.
"Saya enggak kuat, stres. Tapi mau nyerahin diri juga enggak berani, takut dipenjara," ujar Unyil saat dihadirkan di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2020).
Baca juga: PSI Sumbangkan Seluruh Gaji Anggota DPRD Se-Indonesia untuk Bantu Penanganan Covid-19
"Saya dihantui terus sama arwah korban. Saya minta maaf sama korban," imbuh dia.
Sehari-hari, Unyil menjadi kernet bus angkutan umum berpelat B 7069 IV rute Kampung Rambutan-Cikarang yang disopiri oleh Indra.

Unyil ikut membantu mengangkat mayat korban saat hendak dikuburkan.
"Saya pegang tangannya. Tapi yang menggali tanah untuk lokasi nguburnya, si Indra. (Korban Hilda, red) Dikubur malam-malam," terang Unyil.
Baca juga: Rekaman Suara Laskar FPI Sebelum Tewas Tertembak Polisi Tersebar, Ada Tangis dan Rintihan Kesakitan
Baca juga: Jangan Sampai Kehabisan! Promo Alfamart 17 Desember 2020 Harga Hemat Beras dan Minyak Goreng
Baca juga: Pembunuh Ibu Hamil 9 Bulan yang Mayatnya Dikubur di Tol Jagorawi Dijerat Pasal Berlapis
Pencari love bird pertama kali menemukan mayat Hilda karena kakinya menyembul. Setelah melapor polisi, barulah tampak kondisi mayat hampir membusuk pada Minggu (7/4/2019).
Identitas korban saat itu berstatus Mrs X, karena polisi sama sekali tak menemukan identitas padanya.
Polisi sulit mengungkap siapa gerangan Mrs X itu karena tak ada CCTV di lokasi. Ciri-ciri fisik korban yang disebar pun tak membuahkan hasil.
Baca juga: Terpisah Benua Akibat Covid-19, Ini Kesibukan Awan PPSU Pondok Labu yang Nikahi Bule Austria
Identifikasi lewat sidik jari gagal karena Hilda belum melakukan perekaman pembuatan KTP elektronik.
Berbilang hari, bulan, hingga tahun, lantaran terus dihantui sosok Hilda, Unyil menceritakan keterlibatan dirinya dalam pembunuhan istri siri Indra ke warga.

Belakangan warga tadi melapor pada Senin (14/12/2020) lalu Unit Reskrim Makasar langsung mencari keberadaan Unyil.
Pertama kali polisi mendatangi pihak keluarga dan menyodorkan pakaian yang terakhir kali dipakai korban.
Sehari-hari korban menjadi pegawai rumah makan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
"Pihak keluarga langsung menangis dan membenarkan," ucap Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen.
Selanjutnya, polisi melanjutkan penyelidikan untuk membuat kasus ini terungkap dan terang siapa pelakunya.
Di hari yang sama Tim Rajawali Polres Metro Jakarta Timur menciduk Unyil di Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, tanpa melawan.
Dari keterangan Unyil, polisi mendapatkan informasi tentang Indra yang kini sudah beralih menjadi sopir truk ekspedisi.
Dua hari kemudian, jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar meringkus Indra di Kecamatan Harjosari, Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Bermodalkan 2 Galon Kosong, Pria Ini Nekat Berenang di Lautan dari Balikpapan ke Malang
Dipacari Sejak Gadis Hingga Hamil
Indra sudah berkeluarga dan memiliki anak ketika memacari Hilda yang saat itu masih gadis.

Status Indra sebagai suami orang membuat Hilda dilarang keluarga untuk meneruskan hubungannya.
Diam-diam keduanya tetap berhubungan lalu lalu menikah siri pada Desember 2018. Setelah itu, Hilda tak lagi berkirim kabar ke keluarganya.
Hilda dicarikan kontrakan di daerah Cikarang, sementara Indra tinggal bersama keluarganya. Sesekali ia datang menjenguk istri mudanya itu.
Hubungan Hendra berlangsung hingga Hilda hamil sampai sembilan bulan.
Di usia kehamilannya memasuki lima bulan, Hilda sempat menuntut agar dinikahi secara sah di depan KUA tapi Indra menolak.
Di situlah pangkal kekesalan Indra terhadap Hilda.
Puncaknya pada 3 April 2019, Indra membunuh Hilda menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus karena terus merengek minta dinikahi secara sah.
Indra mengaku menyesal telah menghabisi nyawa Hilda yang tengah mengandung anak mereka.
Baca juga: AC Milan Ukir Rekor Baru Usai Imbang Kontra Genoa, 14 Laga Berturut-turut Cetak Minimal 2 Gol
"Dari hati yang paling dalam saya mohon maaf, sudah lama saya menyesal," ucap Indra yang juga sudah ditahan di Mapolsek Makasar.
"Untuk keluarga Hilda Hidayah, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Maafin saya," sambung Indra.

Ia berdalih ingin menyerahkan diri ke polis, tapi tak berani karena harus kerja menghidupi keluarganya.
Tak terpikirkan sama sekali olehnya untuk melenyapkan Hilda dari hidupnya selama-lamanya.
Tapi, karena terus merengek minta dinikahi secara sah, Indra kesal.
"Pas membunuh itu saya tahu dia sudah hamil, karena dia minta tanggung jawab. Dia sering marah-marah ke saya karena itu," sambung dia.
Ia mengakui menguburkan hanya setengah mayat Hilda di taman kota Tol Jagorawi karena takut ketahuan.
"Enggak terkubur sepenuhnya karena waktu itu buru-buru, sudah malam."
"Kalau bekas injakan di punggung itu enggak sengaja, pas mau bawa dari Cikarang ke lokasi jasadnya mau jatuh ke tangga (bus), jadi ditahan (diinjak)," ujar dia lagi.
Penyidik berencana menjerat Indra sebagai pelaku utama dengan pasal berlapis guna memperberat masa hukumannya.
Sementara Indra dan Unyil dijerat pasal 338. Tapi tak menutup kemungkinan Indra akan dikenai pasal 340.